Promise

43 6 0
                                    



07.23

"oh shit! Gue telat" jerit Nata dengan nada kesal setelah melihat jam dinding. Hari ini adalah hari pertama Nata ujian akhir semester alias ujian kenaikan kelas. Nata bergegas menuju kamar mandi dan mandi dengan segesit mungkin. Hanya butuh waktu dua menit, Nata langsung memakai baju seragam sekolah lalu bergegas turun ke lantai satu.

"kamu kok buru – buru, sayang?" Tanya Maya, mama Nata.

"iya, ma. Nata udah telat nih. Hari ini kan Nata harus ujian."

"loh, kok kamu gak bilang ke mama kalau kamu ada ujian? Kan bisa mama bangunin lebih awal"

"iya, ma. Lupa. Kalau gitu Nata berangkat dulu yaaa.. assalamualaikum, ma."

"ehh ini susunya di habisin, Ta. Waalaikum salam." Maya hanya menatap punggung anaknya dari jendela ruang makan. "kebiasaan, sarapan gak pernah dihabisin."

Sesampainya di sekolah, Nata bertemu dengan Salva. Salva adalah teman sekelas Nata yang juga merupakan salah satu sahabatnya. "rambut lo kenapa, Ta? Kok kayak gak pernah sisiran, sih?" Tanya Salva yang melihat rambut Nata acak-acakan.

"iya, Sal. Tadi gue lari dari rumah. Soalnya angkot pada penuh. Untungnya sekolah gak jauh dari rumah gue. Eh, udah bel belom?"

"belom Ta. Mungkin pihak sekolah tau kalo lo suka telat, jadi belom dibunyiin deh belnya. Haha."

"resek lo, Sal."

Mereka berdua pun jalan menuju kelas. Didepan kelas, Nata bertemu dengan Athar. Mereka saling tatap sejenak. Hanya 3 detik dan itu cukup membuat Nata salah tingkah. Hubungan mereka memang agak merenggang akhir – akhir ini. Sejak Nata jadian dengan bram 2 tahun lalu, tidak serenggang ini. Mungkin karna sekarang mereka masing – masing sudah tau bahwa mereka akan dijodohkan oleh orang tua mereka. Jadi lebih canggug,

"hai, Thar." Sapa Nata singkat dengan senyum canggungnya. "mau kemana?"

"eh, iya, Ta.gue mau ke kantin sebentar beli permen karet buat bekal ujian nanti kalau boring." Jawab Athar tak kalah canggung.

"kebiasaan lo dari SMP gak berubah, ya. Haha." Mereka lalu tertawa bersama seakan tidak pernah ada kecanggungan diantara keduanya.

"bisa aja lo, Ta." Athar lalu berjalan menuju kantin dengan langkah cepat. Takut bel masuk akan segera berbunyi. Sementara Nata, masuk ke kelas lebih dulu untuk menyiapkan contekan.

Bel masuk kelas berbunyi, Nata panik karna baru sedikit menyiapkan contekan. Dari dulu memang Nata tidak pernah absen kalau soal contek-menyontek. Berbeda halnya dengan Athar yang selalu menjadi google buat Nata untuk berbagi jawaban ujian. Diantara Nata dan Athar, memang Athar lebih unggul daripada Nata soal bidang akademik. Namun, di non-akademik, Nata jauh lebih unggul daripada Athar. Nata mendapat julukan di sekolahnya sebagai murid multi-talent. Nata selalu ikut berpartisipasi dalam lomba apapun yang diadakan oleh sekolahnya atau bahkan oleh nasional. Nata bisa menari, menyanyi, membuat cerpen atau puisi,story telling, bermain basket, silat, dan olahraga yang lain nyaris semua Nata bisa. Berbeda halnya dengan Athar. Nata hampir tidak pernah malu untuk tampil didepan umum, tapi Athar seolah tidak memiliki mental atau keberanian tampil di muka umum.

***

Pulang sekolah, Nata mampir dulu ke kafe Sweet Java untuk minum milkshake oreo float. Sambil menunggu pesanan, Nata mengecek hp dan bertepatan dengan masuknya pesan Line dari Bram.

Bramagsty_ : by?

Maureennata : hola mi amor

Bramagsty_ : hola. Mo inget kan kalau minggu depan kita ada acara? Bram udah siapin tempatnya, loh

Maureennata : iya inget, Bram. Mo juga udah minta izin ke mama kalau minggu depan mau jalan sama Bram.

Bramagsty_ : oh, ya? Terus diizinin, gak?

Maureennata : diizinin kok. Bram jemput dirumah ya

Bramagsty_ : oke. Mo, Bram mau ngomong sesuatu sama Mo.

Maureennata : iya Bram. Ngomong aja

Bramagsty_ : Mo dulu pernah bilang sama Bram kalau pengin bareng – bareng terus sama Bram. Bram juga begitu, Mo. Mo bisa pegg omongan Bram ini. Tapi yang jadi pertanyaannya, apa Bram juga bisa pegang omongan Mo yang itu?

Maureennata : Mo sayang sama Bram. Sayang banget. Mo gak mau pisah sama Bram.

Bramagsty_ : iya, Mo. Bram ngerti. Bram cuman nanyak, apa omongan Mo ini bisa dipegang?

Maureennata : promise!

Bramagsty_ : promise? Apa Mo gak takut kalau someday Bram bukan –akhirnya- Mo. Trus Mo udah janji mau bareng terus sama bram yang artinya mau nikah sama Bram dan Mo nikah karna terpaksa sama Bram. Mo, sekarang bukan waktunya main – main

Maureennata : Bram bisa pegang janji Mo.

Bramagsty_ : gracias, my Mo.

Mo adalah panggilan Bram untuk Nata. Diambil dari kata 'Mau' dari Maureen, kalau lebih singkatnya sih 'Mo'. Dulu waktu baru 7 bulan pacaran, Nata udah berani bilang ke Bram kalau dia mau bareng terus sama Bram. Itu sebabnya, mereka serius menjalani hubungan. Tapi serius bukan berarti posesif. Dan Bram gak pernah mangekang Nata. Begitu juga sebaliknya, Nata gak pernah ngekang Bram.

Nata dan Bram sudah hampir setengah tahun LDR. Mataram-Jakarta. Nata sekolah di Mataram, sedangkan Bram kerja sebagai pengacara di salah satu pengadilan agama Jakarta. Dan minggu depan mereka akan bertemu untuk merayakan hari jadi mereka yang ke 2 tahun. Mereka selalu saling percaya satu sama lain. Itulah kuncinya hubungan mereka selalu sehat.

Sebenarnya ada keraguan dihati Bram untuk percaya dengan kata - kata Nata. Tapi Bram hanya ingin berbaik sangka. Sekarang Nata bukanlah gadis labil lagi yang omongannya soal masa depan masih ngelantur. Sudah saatnya Bram untuk percaya pada omongan Nata.

***

Gimana sama part 1 nya? Hehe
Jangan lupa vomment ya kawan😚

ConfusedWhere stories live. Discover now