prolog

19 4 4
                                    

**

Angin berhembus dengan lembut. Ku dongakkan kepalaku mendapati langit malam ini sangat sunyi, tidak berpenghuni. 

Perlahan kulihat tetes air di depan mataku dan jatuh mengenaiku. Isange, aku merasa ada sesuatu yang lain.

Sshhh...  Entahlah.  Mungkin hanya perasaanku.

Tapi,  mengapa aku disini sendiri?
Duduk di bangku di sudut rooftop dengan banyak gembok warna-warni di pagarnya. Mengagumkan!  Ini sangat cantik.

Tunggu! 

Dimana ini?

Mengapa aku ada di sini?

Sejak kapan aku duduk disini?

Dan,  siapa aku ini?

Aku masih berkecambuk dengan pikiranku. Hingga aku tersadar.
Keramaian ini tiba-tiba menghilang dengan cepat. 

Kulihat sekitar.  Ku hanya memutar di tempat. Mengamati banyak pasangan yang berlari berhamburan. Menghindar dari dinginnya hujan saat ini.

Ah! Benar. Sekarang hujan. Aku juga harus berteduh.

Ku angkat tanganku untuk menutupi kepalaku dan berlari turun. Aku berhenti di depan toko waralaba yang sedang ditutup oleh pemiliknya.  Aku mendekatinya dan bertanya

"Chogiyo... Ahjussi.  Mmmm... Ini dimana?"

Ku tunggu beberapa saat tapi dia hanya mengabaikanku.  Kuberanikan diri bertanya lagi.

"Mianhaeyo ahjussi.. Ini jam berapa ya? "
Tanyaku dan lagi-lagi dia mengabaikanku.

"Mmm... Ahjussi. Apa kau mende---" belum selesai aku bertanya tapi ahjussi itu langsung pergi dengan payungnya. 

Lagi-lagi aku sendirian.  Ya sudahlah daripada aku basah kuyup.

Aku terdiam.  Bingung, apa yang harus ku lakukan saat ini?

Aaah... Bajuku basah semua!  (Tanganku mengibas hoodie hitamku yang basah).

Eh... Ada yang aneh. Jinjja! Ada yang berbeda.

*deg*

Tanganku mematung.  Aku tidak mendapati diriku basah.  Kulepas jumper hangatku.  Memastikan apakah perasaanku benar. 

Astaga...  Memang.  Aku masih kering.  Semua tubuhku kering.  Aku pun tidak kedinginan.  Ya!  Aku tak basah.

Bagaimana ini?  Apa aku punya kekuatan plastik?  Kekuatan Dewi hujan?  Atau ini ninjutssu warisan eyang kakung? - pikirku panik

"Huft... Tenang... Berpikir, okay" kuhela napas dalam.  Mencoba sedikit menenangkan diriku. Tapi nihil.  Aku malah tambah panik.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Apa yang harus kulakukan?  T_T

Oke ini hanya halusinasiku, bukan.

Aku termenung. Aku takut ini adalah kenyataan. Dalam ketakutanku, ku tutup mataku dan menengadahkan tanganku. Badanku gemetar. Aku tak bisa merasakan air di tanganku. Perlahan kubuka mataku. Kurasakan dari mataku terus meneteskan air. 

Kulihat air hujan hanya jatuh kebawah hanya melewati tanganku. Menembusnya dan membasahi tanah di bawahku. 

Tubuhku limbung hampir terjatuh.  Aku berjongkok membenamkan wajahku di lutut.  Tanpa sadar aku terisak.  Aku menangis masih belum mengerti apa yang terjadi. Saat ini hanya dua kemungkinan yang terlintas di pikiranku.

"Apakah aku sudah mati atau ini hanyalah mimpi? "

Tap......
Tapp....
Tappp..

Dalam lamunanku yang panjang, kudengar derap kaki yang mendekat dan semakin mendekat. Berhenti tepat di depanku. Aku mengangkat kepalaku melihat sepasang sepatu.

Aku memerhatikannya. Dia memakai seperti jubah hitam lengkap dengan tudung yang menutupi kepalanya dan masih tertunduk. Aku terus melihat dan dia sedikit membuka tudungnya.

"Hanbonman... Jebal..." batinku agar dia dapat melihatku.

"M2902. Identitasmu!" kata orang berjubah itu dan menyodorkan sebuah buku. 

Aku bersyukur ternyata dia bisa melihatku dan menepiskan pemikiran bahwa aku telah meninggal. Aku sangat bahagia.  Aku mengambil buku itu.  Kubaca sampulnya bertulis

'Hukuman. Janji. Peraturan. Pembebasan. Terikat. Diriku. Karma. Identitas. Kematian. Kehidupan. Pertanggungjawaban'

Ah aku tak mengerti apa arti dari tulisan itu. Aku tak mau ambil pusing. Yang terpenting aku sudah mendapat identitasku. M2902. Tapi apa maksudnya? 

"Ah.. Apa arti ini se--" aku celingukan mencari orang tadi. Beberapa detik saja orang itu sudah menghilang. 

Aku masih mencari orang itu.  Kebetulan hujan sudah reda. Aku terus berlari dan mencari sosok itu. Nihil, aku tak bisa menemukannya. 

#Jalan raya

Aku menyebrang melewati zebra cross dengan banyak orang.  Aku terdiam.  Kurasakan orang orang melewatiku.  Bukan,  lebih tepatnya menembusku. 

Jadi benar.  Aku ini ternyata sudah mati.

Tapi kenapa orang tadi bisa melihatku dan...  Memberiku buku ini.

Kalau aku sudah mati,  untuk apa aku masih berada disini?

Aku bertekad untuk menemukan orang itu.  Harus!!!  Hanya dia yang bisa melihatku.



to be continue


Pertama nulis wattpad...
Ceritanya absurd...

*Sebenernya ini temanya hampir seperti drama drama kebanyakan.  Dia mencari tau jati dirinya. 

Tapi jangan salah sangka dulu.  Ceritanya dibikin ada thriller nya.  Ada romance nya juga. 

Yah lanjut baca dulu.  Dijamin nggak akan bosan sama alurnya.

Kalau bosan ya ditinggal aja nggak papa

I'm Scared, Help MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang