Lucas selalu memandang Mark Lee sebagai lelaki yang penuh kasih sayang.
Mark memang selalu mendapatkan perhatian lebih dari seluruh kakak-kakak mereka di NCT, namun tidak membuat sosok itu menjadi lelaki hanya menerima. Ia juga selalu menyirami member NCT, terkhususnya NCT Dream, dan lebih terkhusus lagi Lee Donghyuck, dengan kasih sayang yang sama besarnya dengan yang ia terima.
Pada awalnya Lucas sedikit cemburu melihat kedekatan Donghyuck dan Mark. Bagaimana Mark yang selalu tersenyum walaupun tengah diusili oleh lelaki bergelar Full Sun itu, bagaimana Donghyuck yang senang memeluk Mark, dan bagaimana keduanya kerap kali asik dengan dunia mereka tanpa mengindahkan kehadiran member-member lain yang tak jauh dari mereka.
Lucas selalu mengira kalau keduanya memiliki hubungan khusus, mungkin kekasih? Entahlah, Lucas senang menebak-nebak. Tapi lama-kelamaan ia semakin termakan penasaran. Ia tak kuat dengan berbagai spekulasi yang berseliwer di benaknya. Akhirnya dengan langkah pasti, ia menanyakan perihal hal tersebut pada Doyoung. Ketika pertanyaan itu meluncur dari mulutnya, Doyoung malah tertawa lalu menepuk kepala Lucas pelan.
"Jika pertanyaan ini kau tanyakan tahun lalu, maka jawabannya adalah ya, mereka sepasang kekasih. Namun mengingat pertengkaran hebat mereka waktu itu, kurasa mereka sudah berakhir. Kenapa? Kau cemburu melihat mereka? Kau menyukai salah satu dari mereka?"
Hanya itu yang Lucas ingat dari perkataan panjang lebar Doyoung mengenai lika-liku hubungan sahabat-jadi pacar-jadi sahabat milik Mark dan Donghyuck.
Benar juga, untuk apa ia cemburu? Ia menyukai salah satu dari mereka? Mungkin iya, Lucas menyukai salah satu dari mereka. Mark Lee.
Dan ia ingin Mark untuk membalas rasa sukanya, sebagaimana Mark yang selalu membalas kasih sayang member lain kepadanya.
.
.
.Lucas selalu memandang Mark Lee sebagai lelaki yang tangguh.
Mampu bertahan dikala dirinya harus aktif dalam tiga unit, menjadi leader di salah satu dari ketiga unit itu, serta aktif dalam beberapa show bukanlah hal yang mudah dilakukan. Terlebih untuk seorang lelaki yang bahkan belum menginjak dua puluh tahun.Namun setiap orang memiliki titik terendahnya.
Lucas berlari sekuat tenaga untuk mengambil roti dan minuman diruang tunggu dan membawanya menuju toilet dengan secepat yang ia bisa.
Mendobrak pintu toilet dan menguncinya dengan cepat, hatinya lagi-lagi sakit melihat Mark yang tengah bersandar didinding dengan lemas.
Lucas mengelus lembut pipi tirus Mark, meminta pemuda itu untuk menatapnya. Mark sendiri mengernyit tatkala ia merasakan mual yang kembali datang. Lucas yang menyadari hal itu langsung meletakkan semua makanan yang dibawanya, dan memapah Mark untuk memuntahkan semua isi perutnya didalam kloset kamar mandi.
Usai mengosongkan perutnya, Mark terlihat jauh lebih lemas dari kondisi yang sebelumnya. Sadar kalau lelaki dengan surai coklat itu tak akan mampu untuk berjalan, Lucas langsung menggendongnya dan meletakkannya diatas wastafel.
"Minum dulu ya? Setelah itu cobalah makan roti ini. Perutmu kosong, tapi kau masih harus tampil dengan Dream dan 127. Kau yakin tidak mau bilang member lain?"
Mark hanya tersenyum mendengar ucapan Lucas sebelum menggeleng pelan dan menengadahkan tangannya, meminta minuman.
Hari itu, Lucas semakin yakin kalau Mark Lee memang sosok yang tangguh. Sosok yang tetap bisa melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sendiri tanpa harus merengek pada member lain sekalipun tengah sakit. Dan ia menyukai Mark sedikit lebih banyak dari sebelumnya.
.
.
.Lucas selalu memandang Mark Lee sebagai lelaki paling indah didunia ini.
Mata bulat namun tetap mengintimidasi, surai tebal nan fluffy, bibir tipis yang terlihat lembut, serta badan tegap dan sempurna.
Tidak ada yang seindah Mark Lee, terlebih Mark Lee yang berada dibawahnya, menggeliat resah dibawah sentuhan lembut jemari besarnya.
Entah apa yang terjadi sebelumnya sampai Lucas dan Mark bisa berakhir di kamar hotel mereka dengan posisi Lucas berada diatas Mark, tanpa atasan.
Jemari Lucas masih asik bermain diatas perut berbentuk Mark, mengelusinya lembut dan sedikit memberikan penekanan pada kuku-kukunya untuk memberikan efek lain pada Mark.Usahanya cukup berhasil karena rontaan Mark semakin menjadi dan rintihan semakin sering terdengar dari balik belah bibir tipis yang nampak membengkak sekarang.
Lucas benar-benar menikmati pemandangan ini. Mengambil potret sempurna Mark yang memejamkan matanya erat, menggigit bibirnya pelan untuk menahan rintihan yang terus-menerus terdengar, dan dada dan lehernya yang memerah karena tekanan tinggi diruangan kamar hotel itu. Entah berapa lama ia menelanjangi Mark dengan matanya, ia tak sadar. Kalau bukan karena wajah putih Mark yang mendadak semakin memerah dan sebuah tangan yang tiba-tiba menutup matanya, mungkin Lucas akan betah dengan posisinya sampai besok-besok.
"Berhenti memandangiku seperti itu, Wong Yukhei." geram Mark rendah.
Lucas tersenyum kecil, lalu mengambil tangan Mark untuk ia kecup dengan sepenuh hati.
"Kau sangat indah, Mark Lee."
Lucas kembali tersenyum kala melihat Mark yang memejamkan matanya, menahan malu. Ia mendekatkan wajahnya pada wajah Mark, mengecupi satu-persatu mata yang tengah terpejam itu sebelum melumat habis bibir yang akhir-akhir ini menjadi candunya.
.
.
.
Entah apa yang dilakukan Lucas dimasa lalu hingga ia bisa mendapatkan jackpot besar seperti seorang Mark Lee.Apa bagusnya Lucas hingga Mark Lee juga bisa-bisanya menyukainya, Lucaspun tak tahu.
Satu hal yang pasti, Lucas mau menjaga dan melindungi sosok penuh kasih sayang, kuat dan indah itu dengan segenap hatinya.
Kenapa? Entahlah, mungkin Lucas hanya terlalu menyukai, ah bukan, mencintai Mark Lee.
END
Ini....apa.......yaudalaya
Maybe bakal update bagian ratednya, maybe
KAMU SEDANG MEMBACA
MARK LEE [LuMark]
Short StoryEntahlah, mungkin Lucas hanya terlalu menyukai, ah bukan, mencintai Mark Lee. It's NCT FANFICTION Lucas Wong x Mark Lee Hope u guys enjoy it #ceritasampahmiliksuper_unloyal