Lucas tidak terlalu ingat detail awalnya.
Yang dia ingat hanyalah wajah bersemu Mark dan teriakkan dari para member-member yang lebih tua untuk mengontrol suara mereka nanti dan agar ia tidak terlalu kasar.
Aneh? Memang. Lucas pun tak mengerti kenapa ia bisa terjebak dalam kondisi seperti ini.
Bukan berarti ia menyesalinya.
Ayolah, tidak setiap hari seorang Mark Lee mau membalas ciuman Lucas dengan intensitas yang sama kuatnya dengan apa yang ia berikan.
Sejak pertama kali mereka mendeklarasi diri sebagai sepasang kekasih, kira-kira satu bulan yang lalu, Mark masih sering malu-malu jika ingin menunjukkan afeksi. Lucas sendiri tak masalah dengan hal itu, malah ia menyukainya karena kekasih (yang tidak bisa dikatakan) mungilnya itu terlihat jutaan kali lebih menggemaskan.
"Yukhei..."
Lucas melepas pagutan bibirnya dengan bibir tipis Mark tatkala ia menyadari kalau pemuda dibawahnya itu mulai kehabisan napas. Lucas memperhatikan bagaimana Mark membuka mulutnya selebar mungkin untuk meraup oksigen, sebelum mengarahkan jemari besarnya untuk mengelus perut Mark yang sudah tidak tertutupi oleh sehelai benangpun.
Senyum kecil terpantri di bibir tebalnya ketika ia melihat tubuh dibawahnya ini semakin menggeliat tak nyaman, terlebih ketika Mark menyadari kalau Lucas tengah memandanginya seperti tidak ada hari esok.
Mark bisa merasakan wajahnya semakin memanas, dan dengan terpaksa ia mengarahkan tangannya untuk menutupi mata Lucas. Tatapan Lucas seperti tengah mengeksposnya hingga ketulang-tulang, dan entah mengapa hal itu membuat badan Mark semakin panas.
"Berhenti memandangiku seperti itu, Wong Yukhei."
Lucas sendiri hanya tersenyum dan mengecup tangan yang Mark angkat tadi, sebelum mengatakan bahwa dirinya sangat indah.
Ucapan, tatapan, serta sentuhan Lucas benar-benar membuat Mark ingin mati saja. Entah apa yang dilakukannya dulu sampai ia bisa mendapatkan Lucas. Ia bukanlah orang yang baik, bahkan dulu ia pernah menyakiti seseorang yang seharusnya ia jaga dengan segenap hati. Belum lagi drama yang terjadi sebelum ia dan Lucas akhirnya memutuskan untuk menjadi sepasang kekasih. Jika hal-hal seperti itu ia ingat-ingat lagi rasanya sangat tak masuk akal jika Mark menerima segala kebaikkan ini.
Lucas yang mencintai sepenuh hati.
Member-member lain yang menyayanginya dengan tulus.
Serta Donghyuck yang memaafkannya dan kembali bersikap seperti biasa bak kejadian yang menyakitinya dulu tak pernah sekalipun Mark lakukan.
Mungkin karena kebiasaannya membaca Alkitab dan berdoa kepada Tuhan. Mungkin karena panjatan doa permohonan maaf yang dilakukannya setiap hari sejak hari itu. Mungkin karena itulah ia sudah dimaafkan. Mungkin.
Lamunan Mark tentang masa lalu terpaksa terputus karena rasa sakit yang mendadak muncul di perpotongan lehernya.
"Mark. Apa aku membosankanmu hingga kau pergi melang-lang buana ke alam sana disaat aku berusaha keras untuk menyentuhmu?"
Suara rendah Lucas entah mengapa membuat sesuatu di bagian bawah tubuh Mark bak tersengat listrik. Lenguhan rendah Mark keluarkan dari belah bibirnya ketika dirasakannya sensasi itu. Namun reaksinya tadi nampaknya kurang memuaskan Lucas. Pemuda bertubuh besar itu masih memandangi Mark datar, jemari yang tadi asik menggerayangi perut dan dada Mark sudah terdiam membatu diatas pundak Mark.
"K-kau tidak pernah membosankan. Maaf." bisik Mark sebelum membawa Lucas kedalam pagutan panas dan kasar.
Mark bisa merasakan jemari besar itu kembali bergerak turun sampai ke celana jeans yang masih sempurna melekat dipinggangnya. Ia juga bisa merasakan resleting celananya yang dibuka dengan kecepatan lambat yang membuatnya frustasi sendiri. Ia menggeram dibalik ciumannya, menandakan pada kekasihnya itu bahwa Mark sudah tidak tahan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARK LEE [LuMark]
Short StoryEntahlah, mungkin Lucas hanya terlalu menyukai, ah bukan, mencintai Mark Lee. It's NCT FANFICTION Lucas Wong x Mark Lee Hope u guys enjoy it #ceritasampahmiliksuper_unloyal