Bayangan Sabrina bahwa akan seberapa puas dirinya jika menjadikan Leonidas sebagai teman kencan satu malamnya ternyata benar-benar terjadi.
Pria ini tidak main-main bahkan sampai bisa membuat Sabrina meminta lagi dan lagi hingga dirinya terbaring dengan lemah dan tidak bisa melakukan apa-apa karena tubuh yang menjadi lemas.
Tubuhnya yang masih bergetar lemah karena pelepasan yang dirasakannya tadi ditarik mendekat oleh Leonidas dan dibaringkan di atas dada pria itu hingga Sabrina bisa merasa nyaman dan tertidur dengan lelap.
Paginya, Sabrina terbangun duluan dibandingkan dengan Leonidas yang masih terlihat tidur dengan nyenyak dan tidak ada tanda-tanda akan bangun sama sekali.
Biasanya, jika Sabrina selesai dengan teman kencan satu malamnya, beberapa jam kemudian, setelah bangun dari tidur sementara miliknya, dia akan mendapati jika teman kencannya itu sudah pergi dan dia ditinggalkan sendiri. Atau kalau tidak dia yang akan meninggalkan teman kencannya dan pergi terburu-buru karena ada urusan penting yang harus dilakukannya.
Dan untuk kali ini, sepertinya Sabrina yang akan pergi duluan karena dia ada rapat tentang menu baru di salah satu cafe yang ditanganinya.
Sebelumbenar-benar pergi, Sabrina kembali berbalik, demi melihat pria yang masih sajatertidur dengan nyenyaknya. Bahkan tidak terganggu sama sekali dengan keributan-keributan yang dibuat Sabrina saat wanita itu bergerak untuk memakai pakaiannya kembali.
Sabrina terdiam sejenak. Pria tampan yang menjadi teman kencannya ini masih saja terlihat tampan walaupun sedang tidur dengan tampang kacaunya dan itu mengganggu Sabrina.
Andai saja dia bukan teman one night standnya, pasti Sabrina tidak akan keberatan untuk menjalin hubungan jangka panjang dengan pria ini. Tapi sayangnya, pria ini sudah masuk ke dalam list teman kencan satu malam Sabrina dan itu takkan bisa diubah lagi.
Sabrina tersenyum lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. Apa yang dia pikirkan sebenarnya?
Pria yang bernama Leonidas ini hanyalah stranger yang tidak perlu Sabrina perhitungkan kehadirannya. Lagipula pertemuan mereka akan berakhir sampai Sabrina keluar dari kamar ini.
Sabrina akhirnya mengedikkan bahunya lalu meninggalkan kamar hotel yang ditempatinya selama beberapa jam itu untuk pergi ke tempat tujuan yang dia inginkan. Tanpa melihat apapun lagi di belakang sana. Seperti yang sudah-sudah.
***
Leonidas sudah duduk di ruang kerja sahabatnya,Brian, dari beberapa menit yang lalu. Sambil meminum minuman beralkohol untuk meradakan emosinya yang tiba-tiba saja muncul sewaktu dirinya bangun dengan kondisi sendirian di atas tempat tidur yang terlihat berantakan.
"Hei, kau datang? Tumben sepagi ini."
Leonidas mendegus, lalu melirik jam tangan yang melingkar pada lengannya. Ya, baru jam 8 pagi lewat beberapa menit. Kenapa dirinya begitu semangat untuk datang ke tempat ini? Bukankah tadi malam dia baru saja mendapatkan pengalaman seks luar biasa? Seharusnya dia berada diatas tempat tidur sekarang, berbaring dengan posisi saling memeluk dengan pasangan luar biasanya!
Pria itu kembali mendengus dan sekali lagi meminum minumannya dengan gerakan kasar.
Bagaimana cara dirinya tinggal di tempat tidur dan berbaring sambil berpelukan seperti itu jika pasangannya pergi begitu saja dan meninggalkannya sendirian! Bahkan dia tidak meninggalkan apapun, setidaknya pesan selamat pagi atau ucapan terima kasih atau kalau tidak nomor telepon yang bisa Leonidas hubungi.
Dia bahkan berpikir jika dirinya berkhayal kemarin karena mendapati kalau dirinya sedang sendirian di atas tempat tidur dengan kondisi telanjang atas dan bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Forever Night Stand
RomanceSabrina pertama kali melihatnya di club malam Chicago dan itu berbulan-bulan yang lalu. Dia sendiri tidak menyangka jika dirinya yang sudah bebas merasakan hidup selama bertahun-tahun ini akan terjerat pada seseorang hanya karena kejadian yang berla...