Balkon..

30.4K 259 2
                                    

Angin berhembus menerpa seorang wanita yang berdiri termenung menatap jalanan kota Jakarta dari balkon apartemen nya ,
Tiba tiba suara derap langkah seorang laki-laki dari arah pintu menggema mengagetkan wanita itu yang sedang melamun

"Apa aku membuatmu menunggu lagi baby? " suaranya serak sambil memeluk pinggang wanita itu dari belakang

"Kenapa kau tidak menelpon ku? " tanya nya lagi sembari menenggelamkan wajahnya di leher wanita itu yang seketika membuat Lucy merinding lantas ia berbalik dan memegang bahu Rey
" Tidak, istirahatlah dulu. Aku tahu kau pasti kelelahan "
Ucapnya lalu beranjak pergi
Tapi sebelum itu Rey menarik Lucy ke pelukannya lalu mengadahkan wajah Lucy keatas untuk melihatnya

"Aku tahu kau marah, tapi tolong maafkan aku Lucy " setelah mengucapkan itu Rey langsung mendaratkan bibirnya tepat di bibir Lucy dan melumat bibir Lucy, tak mengindahkan pemberontakan dari Lucy

Rey akui ia memang sangat lelah, namun dengan kehadiran Lucy disampingnya itu menghilangkan semua masalah yang berkecamuk di otak nya

Melihat Lucy yang tak merespon didalam mulutnya tangan kanan Rey mengelus rambut Lucy lalu turun ke bawah Rey meremas bokong Lucy membuat Lucy mengerang dan membalas ciumannya

"aku merindukanmu " erang Rey disela ciumannya

Lucy mengalungkan kedua tangannya dileher Rey menikmati sapuan lidah Rey di dalam mulutnya sambil mendesah karena Rey meremas bokongnya

Lidah mereka saling berpagutan,  sesekali Rey meremas payudara sintal milik Lucy, memainkan putingnya dibalik lingire tipis yang Lucy kenakan

Tiba-tiba bel pintu apartemen berbunyi membuat adegan mereka terhenti

"Erghhh ..Siapa sih! " Kesal Rey tak terima menghampiri pintu

"Maaf, ini pesanannya " seorang pengantar Pizza menyodorkan satu kotak padanya

"Ah ini pak, terima kasih " Lucy memberikan uang lalu merebut kotak pizza dari tangan Rey

Rey menggelengkan kepala, heran setiap hari Lucy selalu saja makan dengan makanan cepat saji ataupun instan
Lucy tidak pernah sama sekali memasak,
Boro boro memasak menyentuh kompor saja tidak pernah

"Sayang sudah aku bilang berapa kali sih ?" Rey mendaratkan bokongnya di sofa tepat di sebelah Lucy sedang duduk

"Ga boleh ya? Emangnya dengan setiap aku pesen ini bakalan bangkrut kamunya? " sentak Lucy sedikit kesal

Rey hanya mendengus, ia memijit pelipis nya Lucy masih tak mengerti maksudnya, tiba tiba ponsel dalam saku Rey bergetar menandakan nama Papa nya

"Halo.. "
Rey berjalan menuju balkon

"......"

"Tap-.. "

Sambungan telepon terputus

Rey pasrah , Papa nya jika sudah berdebat tak akan mau kalah dan egois, ia dipaksa Papa nya untuk pulang ke rumah sekarang padahal jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, seharusnya ia istirahat di apartemen

" kenapa si tua mu itu lagi? " Lucy melirik sekilas ke arah Rey

"Sayang maafkan aku, aku harus pulang sekarang " Rey mengecup pipi Lucy sekilas lalu beranjak mengambil jaketnya lalu keluar apartemen

**

Dengan mata Yang berbinar seorang gadis berkeliling melihat isi rumah mewah tersebut

"Semoga kamu betah ya nak" ucap wanita paruh baya do sebelahnya Yang masih awet muda meskipun umurnya Sudah mendekati kepala lima

Quella pun tersenyum manis kepada calon mertuanya ini, keluarga Pak Prams sangatlah baik, mereka dengan senang hatinya menyambut kedatangan Quella sebagai bagian dari keluarga mereka setelah sekarang ini Quella hanyalah seorang diri, orang tuanya meninggal akibat kecelakaan satu tahun yang lalu membuatnya hidup sebatang kara. Yah dirinya adalah anak tunggal dari keluarganya, setelah kematian orang tuanya Saudara Quella tak ada yang mau menampungnya dengn begitu keluarga Prams lah yang turun tangan, mengingat juga dulu Quella akan dijodohkan dengan anak tunggalnya juga yaitu Rey.

Dulu waktu kecil mereka sempat dipertemukan dan menjadi teman akrab karena Rey sering berkunjung ke kampung halaman Quella dulu, Quella yang sekarang pun nampaknya masih sama seperti dulu dengan kepolosannya wajah yang cantik, putih kulitnya mulus dan dia termasuk gadis yang sangat sopan dan patuh

"Sebentar lagi Rey akan pulang, jadi tunggulah di sofa dulu. Kita nanti akan membahas pernikahan kalian " Ujar pak Prams mengagetkan Quella dari lamuannya

"Ella sini nak, duduk disebelah mama".
Quella menurut berjalan kearah calon ibu mertuanya itu duduk

Ella tak bisa memendam kebahagiaan yang dimana akhirnya ia dan Rey akan menikah,  membayangkan mempunyai keluarga kecil bersama Rey adalah mimpi mimpi yang selalu ia harapkan

Selang beberapa menit, bel pintu menghentikan obrolan Quella dengan ibu Rey , dengan sigap pembantu rumah tangga berjalan membukakan pintu,

"Mana papa bi? " tanya Rey dengan wajah datarnya

"Ada di dalam tuan"

Saat Rey melangkah berjalan keruang tengah kakinya terdiam, tatapan matanya mengarah kearah depan dengan tatapan yang sulit diartikan, badannya terasa kaku sulit untuk digerakkan

"Ella"gumamnya pelan menatap sosok gadis yang sedang duduk menatap nya juga , dalam matanya terpancar sorot kerinduan yang amat dalam

Sepintas memory nya merekam kenangan kenangan yang ia buat dulu bersama gadis kecil nya itu,  tertawa bersama,  berlarian kesana kesini,  sampai Rey pernah mencium Ella kecil untuk yang pertama kalinya

.

QUELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang