Aku ingin seperti kupu – kupu.
Terbang bebas tanpa ada siapapun yang menganggu.
Bebas hinggap dimanapun tanpa beban.
Dan mendapatkan sesuatu yang dicintai dengan mudah.
Tanpa merasa bersalah kepada yang lain tentunya ...
Aku ingin bebas dari sesuatu yang merusak suasana hatiku ...
Seperti kupu – kupu cantik yang selalu terbang kesana kemari dengan indahnya.
Yah, aku ingin seperti kupu –kupu.
Bebas, tanpa beban dan membuat hati berbunga.
*************
Rio menatap sahabatnya yang sedari tadi hanya diam di sampingnya. Pemuda ini juga ikut diam. Tetapi matanya menelusuri ke penjuru pantai yang entah mengapa sore ini begitu indah jika dilihat. Air laut itu begitu berkilau. Karena cahaya matahari yang sebentar lagi akan 'beristirahat' karena lelah 'bekerja'.
Rio mengalihkan tatapannya ke sekelilingnya. Entah itu perasaannya saja atau memang begitu, sore ini pantai ini begitu sangat ramai. Padahal Rio selalu datang kesini jika hatinya sedang risau.
Tapi tiba tiba matanya membelalak begitu melihat salah satu sahabatnya yang sedang berduaan dengan kekasihnya. Gabriel dan Prissilla. Bukan itu yang menarik perhatian Rio, tapi mereka sedang bercumbu di bawah pohon yang rindang. Jauh dari keramaian tapi masih bisa dilihat oleh Rio.
Dan matanya kembali membelalak begitu melihat sahabatnya yang lain melakukan hal yang sama dengan Gabriel. Alvin dan Sivia juga sedang bercumbu di bibir pantai dengan beralaskan pasir. Oh God. Ini benar benar berita menghebohkan karena jarang jarang melihat Alvin menjadi 'pervert', apalagi di depan umum.
"Gue bisa gila lama lama."
Cakka. Pemuda yang berada di sebelah Rio mengerutkan keningnya melihat kefrustasian sahabatnya itu. Dilihatnya Rio yang sedang mengacak acak rambutnya dengan frustasi. Pemuda itu sedang menundukkan wajahnya.
"Kenapa loe yang galau, perasaan gue yang punya masalah sekarang."
Rio hanya diam. Tetapi matanya melirik tajam kearah sahabatnya itu. Dan tangannya terangkat lalu menunjuk ke kedua sahabatnya yang lain yang sedang melakukan 'sesuatu' yang tidak baik untuk dilihat.
"ALVIN." Pemuda itu begitu kaget dengan yang dilihatnya. Kalau sahabatnya yang satunya lagi tidak masalah, karena Gabriel sering melakukan 'itu'. Tapi untuk Alvin ??
"Gue gak nyangka tuh anak udah berani melakukan itu. Dia gak pernah berani kaya gitu di depan kita Kka. Tapi sekarang ?? Bahkan ini di pantai." Ucap Rio.
"Gue tambah frustasi deh sekarang. Andaikan Agni mau sama gue, gue udah ngikutin Alvin Yo. Bahkan jauh lebih panas dari dia."
Dengan kejam, tangan Rio terangkat dan menoyor kepala sahabatnya dengan sangat sadis. Dan menatap tajam kearah sahabatnya itu. Bisa bisanya dia masih berfikiran seperti itu disaat seperti ini.
"Gue tambah frustasi dengan kepervert'an loe. Kalau loe berfikiran kaya gini. Mending gue gak bantuin loe deket sama Agni." Ucap Rio sewot.
"Santai bro. Gue udah tobat nih. Jadi seorang Cakka yang hanya mencintai satu wanita dan membuat seorang Cakka semakin tampan." Ucap Cakka dengan PD'nya.
"Mendingan loe banyak banyakkin sujud deh Kka. Biar otak mesum loe itu cepet menghilang. Gimana bisa gue punya tiga sahabat yang pervert semua."
"Kaya loe enggak aja." CibirCakka dengan sadisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey of Love (COMPLETED)
Fiksi Penggemar"Menikah?" "Rio, Kamu harus mau." "Tapi mah, Rio masih umur 20 tahun. Gak mungkin Rio nikah sekarang." "Mama gak bilang kamu nikah sekarang Rio. Satu minggu lagi kamu tunangan dulu sama dia. Satu tahun lagi mama akan melaksanakan pernikahan kalian."...