Four

901 61 2
                                    

Reynata Adi Nugroho, seorang remaja yang berasal dari sebuah keluarga yang kaya raya tetapi selalu menanamkan sikap sederhana, Ayahnya bernama Yudo Agustian Nugroho, seorang pilot yang terkadang membuat Rey rindu karena jarang pulang. Ibunya bernama Maria Safira yang bekerja di sebuah perusahaan besar di ibukota.

Rey merupakan anak tunggal, karena itulah orantuanya sangat tidak mau kehilangan sosok Rey.

Tapi hal itu hanyalah omong kosong belaka, karena orangtuanya kini ntah dimana, Rey merasa menjadi anak yatim piatu sekarang. Ia ditinggalkan orangtuanya saat ia menginjak usia 10 tahun bersama pengasuhnya, Bi Jum.

Bi Jum sangat menyayangi Rey karena kebetulan ia tidak memiliki anak. Jadi, Bi jum menganggap Rey seperti anaknya sendiri.

Rey melajukan motornya dengan santai "Dia mirip ibu, cantik tapi dia cuek." ujar Rey sambil tersenyum.

Ia berhenti tepat didepan sebuah resto klasik, kemudian masuk dan seperti mencari seseorang yang telah menunggu lama.

"Reyy!!" seseorang sedikit berteriak sambil melambaikan tangannya memanggil Rey.

"Udah lama?" tanya Rey. "Nggak terlalu lama sih", jawabnya. Rey hanya menganggukkan kepalanya pelan. "Gimana sekolah barunya? Seru ga?" tanya seseorang itu yang ternyata bernama Vania.

"Seru banget" Rey menjawab dengan senyum terpaksa. "Kamu nggak mesen makan?" lanjutnya la
gi. "Aku udah makan tadi, dirumah", Rey hanya ber-oh ria seraya menganggukkan kepala.

Terjadi keheningan beberapa saat diantara mereka. Dan akhirnya Vania angkat bicara "Aku lusa ikut papa ke Paris, Rey." katanya seraya menundukkan kepala.

"Kamu bercanda kan, Van? Kamu nggak serius kan?" tanya Rey meyakinkan Vania. Rey menatap Vania dengan tatapan tidak percaya.

Vania tersenyum dan menggenggam tangan Rey erat "Aku serius. Dan aku nggak bercanda." ucap Vania. "Aku ikut papa karena papa ada tuntutan pekerjaan dan aku nggak bisa tinggal karena nggak ada yang jagain, Rey",jelas Vania dengan mata yang berkaca-kaca.

"Kalo keputusan kamu udah bulet, aku nggak bisa maksain kamu buat tetep tinggal disini, sayang" ujar Rey tersenyum ketir.

"Aku rela, Van".

"Maafin aku, Rey. Aku bener-bener nggak bisa". ucap Vania yang sudah meneteskan air matanya.

Vania langsung beranjak dari kursinya. Tapiiii....

Brukkk!!!

"Aku sayang kamu, Vania". Rey langsung menarik tangan Vania dan seketika memeluk tubuh Vania erat.

Vania membalas pelukan Rey dengan diiringi isak tangisnya. Beberapa detik kemudian pelukan mereka terlepas dengan lemah. Rey memegang pipi Vania "Maaf aku nggak bisa nganterin kamu ke bandara besok lusa, karena aku ada ujian. Kamu hati-hati ya, jaga diri baik-baik, jangan telat makan, jangan jajan sembarangan, satu lagi, sempetin kasih kabar ke aku ya." Rey mengelus pipi Vania lembut seraya tersenyum getir.

Vania membalas dengan senyum nya yang mempesona. "Aku pulang ya,Rey. Aku mau pergi sama papa malam ini. Kamu juga jaga diri ya, jangan nakal, jangan sering bolos ya. Aku sayang kamu, Rey." Vania mengucapkan kata demi kata itu dengan pelan dan percaya diri.

Semua pasang mata tertuju pada mereka, termasuk dua orang yang baru masuk ke dalam resto. Mata mereka tertuju pada dua insan yang sedang menikmati masa terakhir mereka bersama.

"Dek, jangan bengong".

***













Assalamu'alaikum readerss!! Wahh maafin rahmahhh yaa karna telatt updateee, hehe. Maklum lahh tugas lagi banyak banyakknyaa. Jadi, yaaa sebagai anak rajin mentingin tugas dulu yaa kann hehe, eh tapi nggak lupain kaliann yaaa(:
Gimana? Rey sama Raya makin absurd ya? Maapkeun daku jikalau absurd yaa. Jangan lupa vote & comment gaes!:)

Rey & Raya [Slow Update] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang