Five

949 45 2
                                    

"Pelan-pelan kali makannya." Kali ini Raya dan Riko tengah berada disebuah resto di dekat sekolah.

"Gua laper bang, hhe." ucap Raya sambil menampakkan cengir kudanya. "Tadi pas baru sampe lo ngeliatin anak baru itu?" tanya Riko. "Uhuk! Uhuk! Ekhemm!" Raya sontak kaget mendengar pertanyaan abangnya itu.

"Eh ehh, minum dek minum." Riko juga kaget melihat adiknya itu tersedak. "Makanya makan tuh pelan-pelan." lanjunya lagi.

Raya geram kepada abangnya yang tidak sadar akan kesalahannya. "Abanggg tuhhhh yaaa! Arghhh!" geram Raya sambil mengepalkan tangannya bersiap untuk meninju Riko. "Ehh eh pisss dekkk" Riko mengelak seraya tangannya membentuk 2 jari pertanda maaf.

"Untung sayang bang." ujarnya sambil memutar bola matanya.
"Eh si Rizky apa kabarnya?" kali ini Raya kembali tersedak. "Lo kenapa sih dek? Hobi banget keselek keknya." Riko heran dengan tingkah Raya yang selalu tersedak ketika ditanya.

Raya ingin sekali berteriak karena abangnya sama sekali tidak merasa bersalah, tapi hal itu tidak mungkin ia lakukan karena disini sangat ramai, walaupun resto ini sederhana tapi sangat terkenal dikota ini, makanya banyak pengunjung yang datang kesini, terutama kalangan anak-anak muda, yaa seperti Raya dan Riko ini contohnya.

"Huftt." Raya menghembus nafasnya lembut berusaha meredam emosinya. "Rizky baik-baik aja kok bang. Katanya disekolah nya ada program pertukaran pelajar gitu, ke Korea. Itu anak kan pinter banget, apalagi kalo sama Korea. Salut gua sama dia." jelas Raya.

"Berarti lu ldr-an gitu dong sama dia", kata Riko santai dengan senyuman yang menggoda. "Abang ih, orang nggak pernah pacaran kok sama dia." raut wajah Raya seketika berubah saat ditanya tentang hubungannya dengan Rizky.

Muhammad Rizky Syarif adalah sahabatnya dari kecil yang selalu ada bersamanya. Dimana ada Raya, insyaallah pasti ada Rizky. Karena mereka sering terlihat kemana-mana berdua, mereka sering terlihat seperti orang pacaran.

***

Raya memandangi buku fisika yang ada didepannya. Ia sangat tidak suka yang namanya hitung-hitungan. Dia lebih suka menghafal kosa kata bahasa asing daripada harus berhitung. Sekarang ia sudah menguasai dua bahasa, yaitu Bahasa Inggris dan juga Bahasa Arab.

Ia memang senang sekali dengan bahasa asing dari ia duduk di bangku sekolah dasar.

Tringgggg!!

Suara dering handphone membuat Raya terbangun dari lamunannya. Ia menggapai handphone yang berada disampingnya.

'Mumun' nama yang tertera di layar handphone Raya. "Halo, Assalamu'alaikum." Raya mengangkat telpon dari Mumun.

"Lo dimana, Ray?" tanya Mumun diseberang sana. "Dirumah nih, kenapa emang?" jawab Raya sambil mengernyitkan dahinya bingung, karena tidak biasanya malam-malam seperti ini Mumun bertanya dia dimana.

"Gue kerumah lo ya, Ayah sama Bunda gue pergi ke Bali ada acara dirumah nenek, nginep. Boleh ya Ray? Sekalian nyontek pr Fisika, hhe." Mumun menjelaskan maksud dia menelpon Raya dengan suara cemprengnya yang khas.

Gue kira apaan anjir, Batin Raya geram. "Hm, iya Mun. Apasih yang kagak buat elu. Tapi no nyontek ya, hahaha." candanya.

Dari seberang sana Raya mendengar suara teriakan yang histeris. Raya kembali terkejut untuk yang kesekian kalinya, karena Raya memang mudah sekali untuk terkejut. Ga takut jantungan tuh wkkw, batin author.

"Rayaaaaa!! Guee oteweee!!" teriak Mumun histeris.

"Serah lu dah Mun." Raya memutar bola matanya sambil menutup telpon dari Mumun.

Raya menghela nafas kasar. Dia sejak tadi bertanya-tanya siapa yang sedang bersama Rey di resto tadi siang. Tapi cepat-cepat dia hilangkan rasa penasaran nya itu.

"Ngapain sih gue mikirin itu?" tanya Raya kepada dirinya sendiri.
"Mending gue mikirin gimana caranya ngerjain ini pr." lanjutnya lagi.

Tringggg! Tringgg!

Handphone Raya kembali berbunyi. Tapi kali ini dengan penelpon yang berbeda.

'Si Item' nama itu yang sekarang tertera di layar handphone Raya.

Raya membelalakkan matanya. Ia terkejut lagi melihat siapa yang menelepon. Ia mengucek-ngucekkan matanya yang tidak gatal.

Seseorang yang tidak lagi memberi kabar kepadanya karena sibuk mengurus semua keperluan untuk berangkat ke Korea. Terakhir mereka bertemu saat ulang tahun Rizky yang ke-17 dua minggu yang lalu, saat Rizky mengatakan bahwa dia akan berangkat ke Korea selama 2 bulan untuk program pertukaran pelajar disekolahnya.

Tapi, setelah itu Raya dan Rizky tak pernah lagi berkomunikasi lewat apapun.

"Halo, Assalamu'alaikum." Raya mengangkatnya sambil tersenyum.
"Wa'alaikumsalam, Ray. Apa kabar kamu?" Rizky menanyakan kabar Raya. Tampak dari suaranya ia sangat senang bisa berkomunikasi lagi dengan Raya.

Setelah sekitar 10 menit mereka berbasa-basi, Rizky memanggil Raya dengan nada suara yang serius.

"Ray?" panggil Rizky.
"Eh iya ky, kenapa?" tanya Raya. Tak ada jawaban dari Rizky. Raya heran lalu memanggil Rizky, tetap tidak ada jawaban. Raya kembali memanggil Rizky tetapi kali ini dengan sedikit agak teriak. "Eh eh eemm, iya Ray?" akhirnya Rizky bersuara. Alhamdulillah, pikir Raya.

"Maaf Ray, aku gak sengaja ngelamun hehe. Gini, besok pulang sekolah aku yang jemput ya. Aku mau ngajak kamu jalan." jelas Rizky.

Entah kenapa hati Raya senang mendengar ajakan Rizky, dia terus senyum-senyum. Sampai akhirnya..

Clekkk!

"Ngapain lo senyum-senyum kagak jelas kek gitu? Kesambet lo ya?" pintu kamar Raya terbuka dan kepala Riko sudah nimbul di celah antara pintu dan dinding. Terkesan seperti orang ngintip, hhe.

Raya yang tersadar abangnya sudah ada langsung kaget. "Yaampun abang! Hobi banget deh!" kata Raya sedikit membentak.

"Lu sih, dipanggil kagak nyaut. Itu ada Mumun diruang tamu." Seketika abangnya dengan santai melesat begitu saja dari kamar Raya.

Raya hanya menatap tajam ke arah abangnya yang sudah tidak ada lagi disana. "Ray, siapa? Bang Riko ya?" Rizky yang merasa terkacangi bertanya kepada Raya.

"Eh iya Ky, maaf. Udah dulu ya, ada Mumun dibawah katanya mau nginep."

"Iya Ray, sampe ketemu besok ya, see you. Assalamu'alaikum." pamit Rizky.

"Wa'alaikumsalam."

***

Aku bingung, hft(: - Raya.












Assalamu'alaikum! Jangan lupa votement yaa gengs(:
Salam manis, Author cantik.

Rey & Raya [Slow Update] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang