Bel berakhirnya semua pelajaran telah berbunyi, Mas Reihan sudah menungguku sekitar 15 menit di tempat parkiran, setelah keluar dari kelas aku langsung bergegas meuju mobil Mas Reihan yang berada di parkiran. Mas Reihan memegang 1 bucket bunga mawar berwarna pink dengan warna merah di tengahnnya. Lalu Mas Reihan langsung memberikan bunga itu padaku,
"Mai, kita kan udah kenal lama juga kan, kamu juga udah support Mas terus dari awal sampai akhir, walau pun Mas jatuh bangun kamu masih mau semangatin Mas, jadi Mas mau bilang, Maily mau gak jadi pacarnya Mas?" Jelasnya,
Aku tidak tahu apa yang akan aku katakan, aku hanya duduk terdiam sejenak, suasana dalam mobil pun sudah senyap, sebenarnya aku sudah tahu akan bilang apa ke Mas Reihan tapi ntah kenapa kata-kata yang sudah aku siapkan untuknya tiba-tiba hilang dikepalaku,
"Mai? Gimana? Kok bengong?" Tanyanya,
"Ehh, iya Mas, maaf aku bingung." Jawabku
"Gimana kamu mau gak Mai?" Tanyannya lagi,
Ntah apa yang ada di pikarku aku langsung mengatakan tidak dan meninggalkan mobil Mas Reihan ketika aku menolaknya,
"Maaf Mas aku gak bisa." Kataku sambil memberikan bucket yang diberikannya kepadaku dan langsung keluar dari mobilnya,
Aku tahu apa yang aku lakukan ke Mas Reihan itu salah, dia baik, dia perhatian padaku tapi aku hanya menganggap dia sebagai Mas ku tidak lebih, tapi dia ntah mengapa menganggapku lebih dari seorang adik.
Aku langsung berlari dan mencari angkutan umum untuk menuju rumahku, ketika aku keluar dari mobilnya Mas Rei mengejarku dan dia memanggil-manggil nama ku tapi aku hanya menghiraukan kata-katanya saja. Sesampainya aku di rumah mobil Mas Reihan sudah ada di halaman rumahku, ketika aku mobilnya aku langsung tidak berniat masuk kerumahku karna pasti ada Mas Reihan di dalam rumahku, aku langsung bergegas menjauh dari rumahku dan langsung pergi ke tempat bimbingan belajarku. Aku langsung berjumpa dengan Ivana ketika aku sampai di tempat lesku, aku langsung menceritakan kejadian yang barusan aku alami, Ivana jelas mendukung apa yang aku lakukan karna dia mengerti aku bagaimana.
"Jadi kamu ninggalin dia di mobil gitu Mai?" Tanya Ivana
"Iya." Jawabku singkat,
"Ya, ntar coba kamu ngobrol deh sama Mas Reihan, gak enak juga kali Mai, dianya kamu tinggal gitu aja." Ucapnya
"Iya maksud aku ya, ntar malam mau telfon dia terus jelasin ke dia." Jawabku
"Nah gitu dong, walaupun kamu gak suka sama Mas Reihan tapi kan dia udah baik sama kamu." Katanya,
"Iya Va." Jawabku singkat.
Setelah aku pulang dari tempat lesku aku langsung menuju rumah, dan di jemput oleh supirku. Sampainya aku dirumah ada satu mobil yang tidak aku kenal terparkir rapi di halaman rumahku. Ketika aku masuk kedalam rumahku, di ruang tamuku terdapat 1 pasangan tua dan Mas Reihan, lalu Mamaku memperkenalkan siapa 1 pasangan tua itu,
"Mai, kenalin ini orang tuanya Mas Reihan." Kata Mamaku,
"Oh iya Ma." Jawabku,
Setelah Mama memperkenalkan orang tua dari Mas Reihan aku langsung menyapa dan menyalami orang tuanya,
"Maily tante, om." Kataku,
"Wah, cantik ya Yah, pantes Rei ngebet banget sama Maily." Ujar Mama Mas Reihan,
"Iya Bun, gak salah pilih deh anak kita." Saut Ayahnya,
Aku tersenyum bohong, dan menanyakan banyak pertanyaan pada Mama, apa yang sedang terjadi sekarang, apa maksud perkataan Tante tadi. Tidak lama aku berdiri di ruang tamuku aku langsung meminta izin pada Mama untuk ke kamarku dan bersih-bersih.
Setelah aku masuk ke kamarku aku tidak langsung bersih-bersih, karna banyak sekali yang ingin aku tanyakan pada Mama, tiba-tiba Mama datang ke kamarku dan mengatakan,
"Sayang, abis kamu bersih-bersih pakai baju yang ini ya, Mama udah bawain, jadi harus kamu pakai, terus kamu langsung ke ruang tamu, Mama tunggu ya, gak pakai lama ya Nak." Ujar Mama dengan lembut,
Tanpa berkata apa-apa lagi Mama langsung meninggalkan ku dengan dress berwarna merah muda tidak panjang hanya sampai ke betis, sebenarnya ada yang ingin aku sampaikan, tapi Mama sudah menginggalkan ku di kamar. Setelah Mama meninggalkanku, aku langsung bergegas mandi dan berpakaian yang mama berikan padaku. Aku pun langsung menuju ruang tamu, aku duduk di samping Mama. Dan aku tidak tahu apa yang terjadi, hal ini membuat kepalaku berasa mau pecah,
"Jadi begini Maily, kedatangan Om sama Tante mau menjodohkan kalian berdua, Reihan selalu bilang kalau dia maunya sama kamu doang, dia gak mau nikah sama orang lain selain kamu, jadi ini terserah ke kamunya aja, kalau kamu setuju kita buat acara lamaran aja dulu, kalau kalian mau nikahnya nanti juga gak masalah, asalkan kalian sudah ada ikatan." Jelas Ayahnya Mas Reihan,
Aku langsung terdiam, aku mau marah, dan menagis ketika Om Putra mengatakan itu padaku. Mama yang langsung melihat raut wajahku berubah, Mama langsung angkat bicara,
"Jadi maksud, Bapak sama Ibu datang kesini dan memberikan baju kepada anak saya, untuk melamarnya?" kata Mamaku,
"Iya Bu, benar kedatangan kami kemari, ingin melamar anak itu, karna Reihan itu suka sekali sama anak Ibu, kami tidak bisa menolak apa yang diinginkannya Bu." Jawab Tante Bella,
"Maaf Pak, Bu bukannya saya tidak sopan, tapi anak saya baru kelas 3 SMA dan dia juga mau kuliah, mau bekerja, saya gak mau anak saya gak bisa merasakan itu semua. Dan terlebih lagi saya tidak tahu apa anak saya mau sama Nak Reihan." Jelas Mama,
"Maaf Om,Tante, saya gak mau jadi istrinya Mas Reihan, saya benar-benar menganggap Mas Reihan itu sebagai Masnya Maily, gak lebih. Dan Mas kita udah bicarain kan tadi siang, aku gak mau, tolong jangan paksa aku." Jawabku tegas,
Aku langsung meninggalkan mereka dari ruang tamu, dan langsung bergegas ke kamar tidurku. Tidak lama kemudian terdengar suara mobil menjauh dari depan rumahku. Mama datang kekamarku dan menanyakan apa yang tadi terjadi, aku pun menceritakan semua kejadian yang terjadi tadi siang pada Mama,
"Oh, jadi gitu, kenapa kamu gak bilang ke Mama kalau Mas Reihan suka sama kamu, saying?" Tanya Mama,
"Ya, Mai kira gak bakal gini Ma." Jawabku singkat,
"Jadi kamu gak mau kan sama dia, ntar Mama coba ngomong deh sama Tante Bella, mungkin ntar Tante Bella bisa ngerti." Ujar Mama,
"iya ma." Jawabku singkat.
Dihari itu juga aku mulai membenci Mas Reihan, aku tidak mengerti kenapa MasReihan bisa datang kerumahku dan membawa Papa, Mamanya, menurutku tindakan diaterlalu kekanak-kanakan, dia yang aku fikir selalu dewasa, tapi dia selaluingin apa yang di inginkannya harus tercapai bagaimana pun, ya contohnya kejadianini, dia sampai mau melamarku, apa itu wajar untukku, tentu tidak.
YOU ARE READING
SANG PEMILIK DAUN
RomanceMaily remaja cantik yang mencari siapa "Sang Pemilik Daun" , lelaki berbaju daun siapa dia? dia yang membuatku tersipu malu akan hadirnya, membuatku semangat jika melihatnya.