Fall in Love

1.2K 67 23
                                    

Hai! Maaf slow update...
Author slow update karena lagi dalam masa-masa ujian...
.
.
Ok, silahkan membaca!
.
.
.
Sama....Alucard," jawab Miya.

"What the...! Are you seriously?" Tanya Layla lagi.

"Ya, aku serius. Ini pertama kalinya aku jatuh cinta pada seorang laki-laki," ungkap Miya.

"Wow...berarti Alucard memang hebat! Bisa menaklukkan hati Miya yang sudah sekeras batu..." ucap Layla dramatis.

"Tapi, Miya. Kamu harus berhati-hati loh," bisik Layla.

"Ke...kenapa?" Tanya Miya, takut.

"Karena...kalau kau ingin mengejar Alucard, kau bisa saja di bully bahkan disiksa oleh fans-fans Alucard. Apalagi kalau mereka tau bahwa kau itu seorang Moonlight Archer...entah apa yang akan mereka lakukan padamu," bisik Layla.

"A...aku tidak mungkin sampai mengejar Alucard. Toh aku baru suka padanya, bisa memandang dari jauh kan? Tidak perlu harus berlari mengejarnya atau mengikutinya. Buang-buang tenaga saja," kata Miya. Layla tersenyum.

"Great, Miy" kata Layla sambil mengacungkan jempolnya.

"Ohya, La. Kamu kok dari tadi bicara pakai bahasa Inggris sih?" Tanya Miya.

"Hehe...aku lagi belajar bahasa Inggris, Miy" jawab Layla.

"Untuk apa?" Tanya Miya.

"Untuk memikat hati laki-laki tampan di luar negeri," jawab Layla sambil senyam-senyum.

"Otakmu pikirnya hanya laki-laki aja La," kata Miya datar. Layla tersenyum.

Keesokan harinya, Miya sudah bisa sekolah karena keadaannya sudah membaik.

"La, ke kafetaria yuk!" Ajak Miya. Layla mengangguk. Mereka berjalan bersama-sama.

Kafetaria siang itu sangat ramai. Mungkin karena makanan di kantin sudah membosankan. Miya dan Layla menempati meja yang tak jauh dari tempat Alucard dkk.

"Hmm...Miy, lihat deh. Alucard lihatin kamu terus," bisik Layla sambil melirik Alucard. Miya juga ikut melihat Alucard.

DEG!

Miya merasa ingin meleleh. Bagaimana tidak? Alucard meliriknya terus. Saat Miya melihat Alucard tadi, Alucard memberikan senyuman tipis.

"Oohh...lihatlah, Miy! Mukamu merah merona," goda Layla.

"Ih," gumam Miya.

"Maaf, Miy. Habis, kamu lucu banget kalo lagi malu," ujar Layla sambil mencubit pipi Miya gemas. Layla hanya pasrah pipinya dicubit oleh sahabat blonde-nya ini.

Saat Miya melirik ke tempat Alucard, ia melihat Alucard tidak ada.

"Napa? Nyari Alucard ya?" Kata Layla. Miya terkejut dan hampir jungkir balik dari kursinya karena wajah Layla tiba-tiba nongol di depan matanya.

"Ampun, Lay! Jangan suka ngagetin dong!" Marah Miya kesal. Layla hanya terkekeh pelan.

"Udahlah, kamu lagi cari Alucard ya?" Tanya Layla.

"Tidak! Aku...aku hanya melihat sekeliling! Itu saja!" Bantah Miya. Layla tertawa.

"Mm...La, aku ke toilet dulu ya!" Kata Miya sambil berlari menuju toilet.

Saat Miya keluar dari toilet, dia melihat Alucard sedang bersandar pada sebuah tiang. Miya yang melihatnya merasa gugup, dia berjalan sambil menundukkan kepalanya melewati Alucard.

"Hei," panggil Alucard. Miya yang mendengarnya tidak memedulikan panggilan itu karena Miya pikir Alucard sedang memanggil orang lain. Padahal di situ hanya mereka berdua. Oh tidak, bukan berdua...

"Kau tuli?" Tanya Alucard dingin. Miya menghentikan langkahnya lalu berbalik ke arah Alucard.

"Ka...kau memanggilku?" Tanya Miya.

"Hn." Jawab Alucard.

"A...ada apa?" Tanya Miya

"Hm...mau jalan-jalan?" Tawar Alucard sambil berjalan mendekat ke arah Miya. Miya yang melihat Alucard berjalan mendekat ke arahnya merasa gugup. Apalagi tawaran Alucard itu. Jalan-jalan berdua? Semoga tidak... batin Miya.

"Boleh, dengan siapa?" Tanya Miya, lagi.

"Berdua," jawab Alucard dingin sambil menggenggam tangan Miya. Miya yang melihat itu langsung berkeringat. Pliss...jangan digenggam dong... mana jalan-jalan berdua lagi, batin Miya.

"Ayo," kata Alucard sambil menarik Miya pergi.

"E...eh tunggu, Alucard," kata Miya. Mereka akhirnya pergi berdua. Ternyata sedari tadi mereka tidak berdua, tetapi ada seorang yang mengintai dari dalam toilet.

"Miya...anak baru itu, lihat saja nanti," kata seorang perempuan berjubah merah sambil tersenyum sinis. U know lah dia siapa, gadis berjubah merah pembawa sabit, siapa lagi kalau bukan....RUBY.

Alucard dan Miya menuju pasar kuliner. Di sana dipenuhi oleh warung-warung makanan yang super lezat.

"Kau mau kemana?" Tanya Alucard.

"Terserah kau saja," jawab Miya.

"Baiklah," kata Alucard sambil menarik Miya ke salah satu warung makanan.

Selesai memanjakan lidah, Alucard mengajak Miya ke sebuah tempat. Mereka melewati hutan, lembah, gunung....hehe canda :v. Mereka memasuki hutan sambil tiba di sebuah air terjun yang berkilauan.

"Wow! Indahnya!" Seru Miya sambil berlari mendekati air terjun. Alucard mengikuti dari belakang. Dan yah...mereka bermain di sana. Author jadi iri...
.
.
.
.
"Kau tahu? Miya, anak baru itu," tanya Ruby.

"Tentu saja, aku suka padanya,"

"Benarkah? Baiklah, kita bisa bekerja sama," kata Ruby sambil tersenyum sinis.

"Bekerja sama?"

"Ya. Akhir-akhir ini, Miya sedang dekat dengan Alucard. Kau tahu kan? Aku menyukai Alucard. Bantu aku pisahkan mereka agar aku bisa mendapatkan Alucard dan kau bisa mendapatkan Miya," jelas Ruby.

"Oh, oke. Itu gampang,"

"Hahaha...akhirnya. ku pastikan kau mendapatkan Miya, Martis" kata Ruby sambil tertawa ala tokoh Antagonis. Ya, orang yang sesang berbicara dengan Ruby adalah Martis.
"Kusimpan perkataanmu, Ruby" kata Martis. Lalu mereka tertawa. Bukan tertawa bahagia, tapi tertawa seperti tokoh jahat yang sedang tertawa jahat di film-film. Yah itulah....
.
.
.
.
.
.
.
TBC...
.
.
.
Maaf cuman sedikit. Author lagi pusing soalnya...
.
.
.
.
Tetap vote and comment yaa!
.
.
Mizl~

LoD love storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang