2 Januari 1996
“ Uisa-nim… kenapa Putraku belum mengeluarkan tangisnya? dia tidak kenapa-kenapa kan? ”, tanya seorang wanita cantik kepada Dokter tampan yang menggendong Bayi berjenis kelamin Laki-laki yang baru lahir tersebut.
“ Inilah yang ingin saya sampaikan pada Anda semua ”
“ Apa yang terjadi pada Cucu kami? ”
“ Sebelumnya maafkan saya.. saya rasa ada kecacatan dari Bayi ini ”, ucap Dokter tampan itu sembari menundukkan kepalanya.
“ Apa maksudmu Song?! ”, teriak seorang Pria yang diyakini adalah Ayah dari Bayi tersebut.
“ Dia… tidak merespon perkataan Kalian.. dan tidak menangis saat Ia terlahir.. Bayi normal akan merespon dengan tangisan … namun tidak dengannya… itu… ”
“ Tuna Rungu ”, potong seorang Paruh baya sembari menatap tajam kearah sang Dokter.
“ Ne ”, jawab sang Dokter tampan semakin menunduk dan menatap kasihan pada sang Bayi yang ada didekapannya sekarang ini.
Kuharap Mereka tidak menolaknya
“ Anak yang cacat dalam keluarga sama saja sebuah dosa dalam Keluarga kita ”, ucap seorang wanita Paruh baya disana.
“ Apa maksud Eomma? ”
“ Kim Junki… Kita pulang kerumah! bawa Anak itu! dan aku yang akan menentukan nasib Anak itu! ”, putus sang Kepala rumah tangga disana yang membuat semua pandangan beralih padanya dengan tatapan yang berbeda, terlebih sang Dokter yang memandang dengan tatapan khawatirnya.
“ Ne … ”, lirih Junki tanpa memandang kearah sang Istri yang kini memandangnya dengan tatapan penuh harap agar sang Suami mempertahankan sang Putra disisinya nanti.
Lantas Junki segera mengambil alih sang Putra dari Dokter yang sekaligus sahabatnya itu, dan Merekapun segera berlalu meninggalkan ruangan bernuansa putih itu dengan emosi yang berusaha mereka pendam, Junki tak berani menatap sang Istri yang ia yakini sedang menangis dalam diamnya ditempatnya beristirhat sekarang karena kondisinya memang masih lemah setelah melahirkan sang Buah hati tiga hari yang lalu.
“ Junki-ya … kuharap kau mempertimangkan Anak ini … Dia anakmu … ”, pesan sang Dokter bername-tag ‘Song Joongki’, yang hanya didengan bagai angin lalu oleh Mereka.
“ Putraku … ”, lirih Wanita cantik itu menyadarkan Song Joongki dari lamuananya.
“ Chae-noona… tunggulah disini ne, akan aku pastikan anakmu selamat dan baik-baik saja … tunggulah! ”, ujar Joongki sebelum berlari mengikuti arah Junki beserta keluarganya tadi keluar.
***
Mobil mewah Keluarga Kim itu turun disebuah rumah kumuh dipinggir kota.
“ Abeoji kenapa kita berhenti disini? ”, tanya Junki.
“ Diam! dan segeralah turun sekarang! ”
Merekapun segera turun dan berjalan memasuki salah satu Rumah kumuh disana. Diketuklah Pintu yang berasal dari kayu yang nampak sudah rapuh nan usang itu.
Kriet
Saat pintu terbuka nampaklah seorang Namja tampan jika ia mencoba merawat diri.
“ Eoh ... Tuan besar … ada apa anda kemari? masuklah … ”
“ Tidak perlu Seojoon-ah… mana Ibu dan Ayahmu?? ”
“ Mereka masih diladang Tuan… mungkin akan kembali sebentar lagi… apa perlu saya panggilkan sekarang ? ”
KAMU SEDANG MEMBACA
Re:pray [REVISION]
RomanceMaaf saya tidak bisa mendeskripsikan isi dari cerita ini, bacalah selagi anda punya waktu untuk membacanya. . Kisah seorang Anak dengan segala kekurangan berusaha membahagiakan setiap Orang disekitarnya tanpa 'suara'. A/N : Re-Publish- Penambahan Ch...