i. dunia baru dan kenangan lama

7.3K 1.1K 394
                                    

Make up? Cantik.

Rambut? Cakep.

Dandanan? Oke.

Dompet? Hape? Siap.

Tas? Jangan ditanya.

Ah, tinggal minta izin Bunda sebentar, Olivia bisa langsung berangkat!

Dengan sebuah senyum semanis kembang gula, Olivia keluar dari kamar dengan sepasang kaos kaki berwarna biru muda di tangan. "Bundaaa..." panggilnya ceria. Kakinya melangkah menurut insting menuju dapur. Mendapati Sang Ibu yang sedang sibuk dengan adonan roti maryam kesukaan ayahnya.

"Mau kemana lagi kamu, Liv?" tanya Bunda tanpa menyumbangkan lirikan secuilpun. Tangan kanannya sibuk mengaduk adonan, sedangkan tangan kirinya sibuk menyentuh layar ponsel. Biasa, ibu-ibu zaman now! Ogah ketinggalan berita di grup gosipnya!

"Oliv mau jalan sebentar, Bun. Boleh ya? Hehe."

Bunda menghentikan aktivitas super sibuknya. Beliau mengamati dandanan Olivia yang jauh dari kata simpel. Tumben.

"Jalan sama siapa kamu? Kenapa pakai baju kayak gitu? Ngapain itu celananya dipotong-porong pendek begitu?"

Otomatis Olivia menunduk, mengikuti kemana Bunda menunjukkan jarinya. "Bun, ini tuh namanya cropped jeans! Lagi ngetrend sekarang, Bun. Bukannya Olivia yang sengaja potong, tapi emang bentuknya begini."

"Celana nanggung gitu malah dibeli—"

Omelan Bunda segera dipotong dengan sebuah klarifikasi. "Oliv nggak beli kok! Orang ini dikasih sama Kak Bella! Huuw!"

Bunda mendengus. "Nggak mungkin dikasih. Pasti kamu ambil-ambil sembarangan lagi, 'kan? Ngaku kamu!"

"Ih! Bunda..." rajuk Olivia dengan bibir dimanyunkan. "Udah ah, Oliv berangkat dulu ya, Bun." Cewek itu menyodorkan tangannya. Biasa, cium tangan dulu.

"Tangan Bunda kotor nih, sun aja sini!" Bunda menyodorkan pipi kanannya pada Olivia dan langsung dihadiahi sebuah ciuman manis di sana. "Berangkat sama siapa?"

"Sama Kak Bella. Janjian di PGC, Bun. Ini Oliv mau pesan ojol dulu, Bun," sahut Olivia sembari memainkan ponselnya.

"Ojol, ojol apa lagi sih?!"

"Ojek online, Bundaku sayang... Ih, Bunda kudet deh!" sungut Olivia dengan bibir mengerucut.

"Kudat, kudet! Nggak usah pakai ojek-ojekan! Sana, panggil abang kamu! Minta antarin dia aja!"

WHAT?! Minta antarin abang?! Ogah!!

Olivia refleks menggeleng cepat. Menolak saran Bunda yang menurutnya sangat amat mubazir. Iya, mubazir tenaga! Ngapain minta tolong abang yang kerjaannya cuma mengendap di kamar dan betah duduk di depan layar PC dengan telinga tertutup headphone dan mulut yang terus mencaci maki.

"Nggak mau ah, Bun. Oliv males ke kamar Abang. Nanti yang ada dia gonggongin Oliv abis-abisan. Bukannya dibantuin, yang ada Oliv ditendang. Jahat banget!"

"Hush!" tegur Bunda. "Gonggongin, kamu pikir abang kamu itu anjing?"

Olivia nyengir. Kurang ajar memang. Kalau abangnya tahu, mungkin sekarang cewek itu sudah berakhir na'as. Kepalanya diapit oleh ketiak yang katanya Olivia penuh dengan hutan rimba. Eh, bukan berarti ketek abangnya punya hutan beneran! Olivia saja yang memang suka agak berlebihan.

STRAWBERRY CRUSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang