Hanbin mengacak rambutnya, mimpinya semalam membuatnya resah.
Sekuat tenaga otaknya meyakinkan jika "selamat tinggal" bukanlah kata perpisahan.
"HANBIN-AAH!!" suara Jinhwan memanggilnya dari dapur.
"iya hyung" balasnya yang kemudian bangkit dan ikut bergabung dengan yang lain di meja makan.
Dilihatnya Chanwoo yang masih terus menunduk, memainkan sendok yang ia pegang.
"dia kenapa?" tanya Hanbin pada June yang duduk disebelahnya.
"entah, kau tau dia jadi lebih banyak diam selama dua bulan terakhir" jawab June.
Sungguh, hanbin sebenarnya mengerti kenapa Chanwoo jadi semenyedihkan itu.
"semalam dia ke rumah sakit" bisik Donghyuk tiba-tiba.
"sendiri?" tanya Hanbin.
"iya, dan entah kenapa ia semakin murung sejak itu" jelas Donghyuk.
"aku tau kalian membicarakanku hyung" kata Chanwoo membuat tiga orang itu hanya cengengesan.
"bagaimana keadaannya?" tanya bobby pada Chanwoo.
Hanbin sedikit tersedak mendengar pertanyaan Bobby.
"belum ada perubahan" jawab Chanwoo lirih.
Pundak Hanbin lemas seketika.
Dilihatnya pundak Chanwoo yang mulai bergetar naik-turun, ia tau Chanwoo menahan tangisnya.
"jangan menangis Chanwoo-yaa" kata Bobby sambi menepuk puggung Chanwoo.
"aku rindu noona...." ujar Chanwoo lirih.
Seketika semuanya diam dan menatap Hanbin secara bersamaan.
"aku juga rindu" balas Hanbin lemah.
"OH ASTAGAA!!! AKU RINDU KITA MAKAN BERSAMA SEPERTI INI!!!" tidak lain tidak bukan, itu teriakan June.
Seketika seluruh orang yang duduk di meja makan, sibuk dengan makanannya masing-masing.
Sedangkan June hanya terkekeh geli.
"maafkan aku" celetuk Hanbin, membuat semuanya menatapnya.
"untuk?" tanya Jinhwan.
"untuk semuanya" jawab Hanbin sambil menunduk. "aku benar-benar menyesal atas semuanya, ini semua membuatku gila" tambahnya.
"aah sudahlah, ikhlaskan saja semuanya" balas Donghyuk yang kini asik mengunyah makanannya.
_____________________
"eonni.." ucap Rose lirih.
"ya?" tanya Jennie sambil.
"lisa.." desis Rose.
"ada apa dengannya?" tanya Jisoo yang baru saja bergabung di dapur.
"semalam aku dan Chanwoo mengunjunginya.." kata Rose terputus.
"lalu?" tanya Jennie yang baru saja meletakan panci berisi sup di meja makan.
Rose menghela napasnya kasar.
"dokter bilang keadaannya mulai membaik" jawab Rose.
"bukannya dokter selalu bilang begitu?" tanya Jisoo.
Ketiganya menghela napas kasar bersamaan. Antara lelah dengan kepastian yang dokter berikan dan rasa bersalah yang terus menghantui.
"tapi.. aku rasa kali ini dokter benar" celetuk Rose.
"maksudmu?" tanya Jennie yang kini menarik kursi tepat di sebelah Rose.
"aku lihat jari tangannya bergerak semalam.. tapi aku tak yakin" jawab Rose ragu.
Ketiganya terdiam secara bersamaan.
TING..
From : minoppa~
Cepatlah ke rumah sakit, dan kau akan terkejut.
Mata jennie terbuka lebar, apa yang baru saja ia baca benar-benar membuatnya terkejut.
"ayo kita kerumah sakit" seru Jennie yang sedetik kemudian berlari ke kamarnya.
____________
Mino terus saja berjalan mondar-mandir di depan pintu dengan nomor 273, perasaan gusar kini menguasainya.
"tolong, sadarlah" bisik Mino sambil sesekali mengusap wajahnya.
Mino terus saja mengacak rambutnya, sesekali mengintip apa yang terjadi dari kaca kecil yang ada di pintu. Matanya serius menelisik kegiatan para dokter didalam sana, sampai samar-samar suara beberapa langkah kaki yang berlari mulai mendekat ke arahnya.
Dilihatnya Jennie, Jisoo, dan Rose yang kini berlari ke arahnya.
"akhirnya" kata Mino ketika ketiga perempuan tadi sampai di hadapannya.
"ada apa?" tanya Jennie disela napasnya yang masih tersengal.
Kriiieeet..
Seorang dokter muncul dari pintu di hadapan mereka.
"wali dari nona Lisa?" tanya dokter dengan marga Jung itu.
"saya dok" jawab Mino.
Dokter jung mengisyaratkan Mino untuk mengikutinya, sedikit menjauh dari yang lain.
"nona Lisa sudah saya pastikan saat ini sudah sadar, hanya saja butuh beberapa waktu untuknya menyesuaikan semuanya" jelas dokter Jung.
"sungguh dok?" seru Mino.
"benar, saat ini Lisa sedang tertidur, mungkin kalian harus menunggu jika ingin bertemu" jelas Dokter Jung.
Wajah lega jelas terpancar dari wajah Mino dan ketiga gadis dibelakangnya.
"hanya saja...." kata Dokter Jung terputus, membuat aura mencekam kembali datang.
"hanya saja?" tanya Mino.
"dari hasil rontgen yang waktu itu pernah saya tunjukan padamu, saya menemukan kenyataan bahwa cedera yang didera Lisa mungkin saja menimbulkan hal yang paling saya hindari" Jelas Dokter Jung.
"maksud dokter?" tanya Mino dengan tangan yang sudah mengepal.
Sungguh, sejujurnya ia tak tau apa yang dokter Jung jelaskan.
Yang ia tau, kata-kata "cidera" tidak akan pernah baik.
"saya khawatir jika cidera itu sampai menimbulkan..." dokter Jung terlihat menahan napasnya.
"amnesia" tambah Dokter Jung.
Seketika kaki Mino lemas.
Bersamaan dengan tangis Rose yang pecah seketika.
"tolong katakan itu tidak akan terjadi dok" desis Jennie yang langsung memeluk Jisoo.
"maaf, tapi saya harus memberi tau segala kemungkinan yang ada. Meskipun yang terburuk sekalipun" balas Dokter Jung yang kemudian turut menundukan kepalanya.
______________________
mau kritik saran? silahkanBtw .. Ada yang kangen works ini??? Oh iya mau nanya nih
"KALIAN PERTAMA KALI NGESHIP LISA SAMA HANBIN TUH KARENA APA SI?"
mohon maaf ya kalo upnya lumayan lama hehe...
love,
RA-NEE
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT ME | HANBIN X LALISA
Short Story"membencimu adalah kelebihanku, Kim Hanbin" sequel dari "ABOUT YOU"