Part 4

2.3K 243 11
                                    

"Aku hanya bisa mengulang kata-kata ku bahwa aku mencintaimu. Takkan ada rasa bosan aku mengucapkannya. Agar kamu selalu ingat kalau aku tidak pernah berpaling dari siapapun"

Mohon maaf bila terjadi kesalahan penulisan. Cerita ini tidak menggunakkan kaidah penulisan yang benar. Mengandung unsur LGBT maka bijaklah dalam memilih bacaan. Cerita ini khusus 18+.

______________****______________

Awan biru menandakan jika pagi hari ini cerah. Matahari-pun sudah bangun dari singgasananya. Suasana Caffe sudah ramai pagi ini. Biasanya hari minggu ini memang banyak pengunjung. Selain karena hari libur tetapi juga karena lokasinya yang dekat dengan jalan jadi memudahkan pengunjung untuk sekedar menikmati Kopi hangat dengan suguhan pemandangan yang indah dan tempat yang nyaman.

Ilham yang biasanya tidak datang dan harus ke restoran miliknya kini ia datang ke Caffe. Tentunya hal ini membuat seisi Caffe heran. Termasuk Yuda. Semalam ia merasa tenang karena Ilham tidak akan ada jika hari minggu. Namun ternyata ia harus menghindar karena Ilham tiba-tiba hari ini hadir. Yuda merasa ia harus sedikit menjauh dari Ilham. Sampai ia lupa kejadian semalam.

"Loh, ada angin apa seorang Naufal Ilham yang biasanya libur hari ini malah datang. Kau tidak kerestoran?" Ujar Bram.

"Mmm... Disana ada kakak-ku. Aku tau diCaffe sangat ramai. Makanya hari ini aku masuk" Balas Ilham. Sebenarnya ia datang hanya karena ingin berbicara dengan Yuda.

"Yuda dimana?" Tanya Ilham.

"Heyy... Yull... Kamu dengar? Ilham menanyakan Yuda. Oh my god. Sepertinya dia sudah mulai respect sama sikuda" Kata Meka yang mendengar ucapan Ilham yang menanyakan Yuda pada Bram.

"Sepertinya ada sesuatu antara mereka deh. Ilham datang dan langsung menanyakan Yuda. Unchh... " Balas Yull.

Keduanya sampai lupa banyak pelanggan yang sudah didepan mereka.

"Ahh.. Ya ampun maaf mbak-mbak.. Silahkan mau pesan apa?" Meka dan Yull kembali sibuk bekerja dan melupakan topik pembicaraan mereka.

"Tuh, Yuda sedang diluar. Memangnya ad-... " Bram belum menyelesaikan bicaranya. Ilham sudah pergi menemui Yuda.
"Hmm.. Dasar"

Ilham menarik tangan Yuda menjauh dari pelanggan. Ia membawa Yuda ke samping Caffe.

"Ada apa Ilham?" Tanya Yuda seolah ia baik-baik saja.

"Soal semalam aku-"

"Aku sudah tidak mau membahasnya. Aku tau itu hanya sebuah kesalahan" Kata Yuda.

"Aku gak pernah salah sama perasaan aku Yud" Ujar Ilham.

"Maksud kamu?" Tanya Yuda.

"Ak.. Aku.. Eu... Aku" Ilham malah terlihat gugup.

"Yuda... Kok kamu malah disini sih. Didepan lagi rame tuh" Tiba-tiba Yull datang dan menyuruh Yuda untuk segera kedepan.

"Aku kedepan dulu" Kata Yuda pada Ilham.

"Perasaan pas nembak cewe gak segugup ini deh. Huhhh... Tenang Ilham kamu pasti bisa" Ilham pun segera ke depan menyusul Yuda.

Ilham bekerja didalam. Sedangkan Yuda memilih untuk melayani pelanggan yang diluar. Disaat Yuda akan memberikan minuman ia seperti tersandung. Namun itu ulah seorang wanita yang memang berniat memberikan pelajaran pada Yuda. Yuda terjatuh dan tangannya mengenai pecahan kaca dari gelas.

"Kalo jalan hati-hati dong mas" Ujar wanita itu.

"Iya maaf" Kata Yuda.

Mendengar keributan, Ilham segera keluar. Ia melihat Yuda sedang membereskan pecahan gelas dengan tangan yang berdarah. Ilham sigap langsung menghampiri Yuda.

Strawberry Chocolate [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang