Busy

383 31 3
                                    

Jennie menggeliat dari tidurnya, cahaya matahari menerpa wajahnya melalui jendela kamar. Ia mengernyit, terkena silau cahaya. Mengerjapkan kedua matanya pelan untuk membiasakan penglihatannya dari cahaya matahari. Tubuhnya lengket karena keringat, rambutnya acak-acakan karena aktifitas panas semalam. Ia mengucek sebelah matanya untuk menghilangkan rasa kantuk.

Meraba tempat di sebelahnya. Kosong. Jennie tidak mendapati tubuh seseorang di sana. Ia lalu menarik selimut putih itu untuk lebih menutupi tubuh moleknya yang telanjang.

Gemercik air dari dalam kamar mandi mampu menjawab pertannyaan di dalam benaknya akan keberadaan sosok seseorang yang dicarinya.

Pintu itu terbuka, menampilkan seorang pria tampan yang memiliki postur tubuh tinggi. Pria itu keluar dari dalam kamar mandi hanya dengan memakai sebuah handuk putih yang melilit di pinggangnya, handuk itu hanya dapat menutupi pinggang hingga setengah pahanya saja. Memperlihatkan otot-otot perut dan dada bidangnya yang terpahat dengan sempurna.

“Kau sudah bangun?”

Pria itu berjalan ke arah lemari lalu membukanya lebar. Ia mengambil sebuah handuk kecil berwarna putih lalu menyampirkannya di bahu sebelah kiri. Pria itu menutup pintu lemari besar berwarna hitam di depannya setelah mengambil setelan yang akan ia kenakan.

“Kenapa tidak membangunkanku?” Keluh Jennie dengan memperhatikan gerak-gerik sang pria yang tengah mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil lalu meletakkan setelan baju yang tadi ia pilih di atas kasur.

“Maaf, aku tidak tega membangunkanmu. Kau terlihat sangat lelah.” Ujar sang pria, ia mendekat ke arah Jennie lalu mendudukkan diri di samping wanita bersurai coklat itu. Pria itu memberikan handuk kecil tadi kepada Jennie sebagai kode agar Jennie membantunya untuk mengeringkan rambut tebalnya.

Jennie mendengus, ia menerima handuk itu lalu mulai mengeringkan rambut basah sang pria dengan handuk. “Itu semua gara-gara kamu.” Ucap Jennie mempoutkan bibirnya, tangannya masih setia menggosok-gosok rambut lebat sang pria dengan handuk untuk membuatnya kering.

“Tapi kau juga menikmatinya kan?” Kekeh sang pria, ia melepaskan kedua tangan Jennie dari kegiatan mengeringkan rambutnya. Pria itu menggenggam kedua tangan Jennie lalu mencium punggung tangan itu bergantian. Ia beralih menatap kedua iris kecoklatan Jennie dalam.

Jennie tersipu mendapat perlakuan manis sang pria. Ia tersenyum manis memperlihatkan gummy smile-nya lalu beringsut memeluk tubuh berotot itu. Ia menggesek-gesekkan permukaan kulit wajahnya di area leher jenjang milik sang pria.

“Tubuhmu wangi, aku suka harum tubuhmu.” Jennie tak sadar akan ucapannya telah berhasil membuat sesuatu dalam diri sang pria yang sempat tertidur menjadi terbangun kembali. Pria itu menahan napasnya, berusaha keras menahan desahannya untuk tidak keluar karena perlakuan Jennie terhadapnya.

“Apa kau sedang mencoba menggodaku?” Ucap sang pria dengan suaranya yang memberat. Jennie melonggarkan pelukkannya, ia menatap tepat ke dalam kedua iris hitam bak jelaga pria tampan di depannya. Jennie menyeringai, mendapati sorot mata itu kini telah di selimuti oleh kabut nafsu.

“Ya.” Jennie melebarkan seringainya tatkala mendengar umpatan lirih keluar dari bibir tipis pria tampan di depannya.
“Kalau begitu selamat, kau berhasil.”

Tanpa aba-aba pria itu langsung melumat bibir Jennie dengan ganas. Ia membelai permukaan bibir Jennie menggunakan lidahnya yang panas. Mengerti akan kode yang di berikan sang pria, Jennie dengan senang hati membuka sedikit mulutnya untuk membiarkan lidah hangat itu menjelajah di dalamnya. Bunyi decakan demi decakan menjadi backsound dari kegiatan mereka yang semakin panas.

“... Mmh..”

Sebuah desahan berhasil lolos dari bibir Jennie yang membengkak karena ulah nakal sang pria. Baru beberapa detik Jennie mengambil napas, bibir peachnya kembali menjadi bulan-bulanan oleh sang pria. Ia mencium Jennie dengan semakin panas dan bergairah. Tangannya beralih memegang kedua tangan Jennie yang tengah menahan selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya. Dengan perlahan pria itu melepaskan genggaman erat Jennie dari selimut putih itu, setelah Jennie melepaskan genggamannya, pria itu dengan kasar menyingkirkan slimut itu dari tubuh molek Jennie. Kini tubuh telanjang Jennie terekspose bebas dengan sempurna.

JENNOA [Jennie Kim X Noa Kazama]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang