7

2.7K 170 0
                                    



Floriana berdiri di samping mobil dengan pandangan curiga. Ia memperhatikan dua penjual baru dekat sekolahnya.

Satu orang berjualan youghurt di bagian kanan.
Satu lagi di sebelah kiri berjualan kopi. Mereka berbadan dan bermata besar.

Potongan rambut mereka yang cepak membuat mereka lebih menyerupai bodyguard daripada penjual. Letak mereka memang jauh dari gerbang sekolah, sebab pihak sekolah memang tidak mengijinkan penjual memadati bagi depan sekolah, tetapi posisi mereka seakan-akan menjaga pintu masuk.

Matanya bertanya pada Rommy yang masih duduk di kemudi. Ia bersiap-siap hendak memundurkan mobil. Rommy hanya tersenyum kecil. Floriana berjalan pelan melewati mereka. Dari gerak-gerik penjual itu, Floriana yakin, dua orang ini adalah orang-orang Rommy. Raut mukanya tampak samar menghormati Floriana dan Rommy yang baru saja memutar di dekat mereka.

"Hai."

Floriana menoleh.Ia melihat anak laki-laki berpotongan pendek mendekat dan duduk di kursi depan. 

"Apa kabar?" tanyanya dengan bahasa indonesia aneh.

Flori tersenyum meskipun malas berbicara.

Anak yang baru saja mendatanginya sudah dikenalnya sejak lama.

Sejak pertama kali menginjakkan sekolah ini, Tamamura selalu mencoba mendekatinya.Flori sudah sering mencoba menghindari berpapasan dengan Tamamura, tetapi laki-laki itu tampak ulet.Lama-kelamaan Floriana cuek saja.

 Dia berpikir, seharusnya sejak semula ia tidak Ge-Er karena Tamamura memang tidak pernah mengatakan bahwa ia menyukai Floriana. Tetapi jika hanya berteman saja, kenapa Tamamura tidak mendekati perempuan yang lain.

"Tahun baru nanti aku mau pulang ke Jepang."

Enggak tanya, batinnya, Floriana sebal.

Bibirnya terpaksa terbuka demi alasan kesopanan.

"Kamu sudah pernah ke Jepang?"

"Belum.Memang bagus?" Floriana menyesal karena bertanya. 

Pembicaraan ini pasti lama, padahal ia ingin melamunkan kembali kejadian tadi malam.

"Bagus.Bagus sekali. Jepang negara indah seperti Indonesia—"

 Tamamura bercerita bla-bla-bla. Beberapa kalimat kadang mampir di telinga Flori.Kadang tidak

.Sampai suatu ketika—

"Bagaimana?"

Floriana mendengar pertanyaan bagaimana, tetapi tidak tahu apa yang dimaksud dengan bagaimana. 

"Bagaimana apa?" tanyanya bingung.

"Kamu mau ikut?"

"Ikut? Ikut kamu?"

"Ya, ikut aku ke Jepang."

Floriana menelan ludah.Dia ingin menyemprot Tamamura karena berani-beraninya mengajaknya pergi ke luar negeri padahal mereka tidak seberapa kenal, tetapi urung.

"Mungkin itu adat orang jepang, kali? Atau sekedar berbasi-basi?" batin Flori

Bel masuk menyelamatkannya.Tamamura kembali ke kelasnya. Ketika jam istirahat, Floriana menyembulkan kepalanya melewati pintu. Matanya celingukan.

"Ada apa Flori?" Martha ikut-ikut celingukan.

Flori menampakkan kaki pelan-pelan meninggalkan kelasnya. Martha mengejarnya sampai kantin.

"Kenapa kamu begitu?" Martha duduk di depannya. Floriana tidak menjawab. 

Martha kesal.

Floriana : Cinta Beda Usia 🌹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang