Part 4

6.2K 770 41
                                    


Did you forget all the plans that you made with me?

'Cause baby I didn't


"Mark, beberapa minggu lagi festival budaya akan digelar."

"Oh ya? Bukankah itu baru akan digelar bulan depan?"

Aku memindahkan ponselku ke telinga kiri sembari membereskan baju-bajuku ke dalam koper. Biasanya tiap tahun, aku dan Mark akan pergi ke festival budaya yang diselenggarakan di pinggiran kota. Kami akan menginap selama dua hari dan menghabiskan waktu berduaan sambil berjalan di antara pohon-pohon yang sedang berguguran.

"Tidak Mark. Kau tahu kan kalau festi-"

"Maaf Hyuck, sepertinya kali ini aku tidak bisa pergi," tanganku berhenti bergerak saat Mark memotong ucapanku.

"Ke-kenapa?"

Terdengar decakkan dari mulut Mark. Aku meremas dadaku yang tiba-tiba terasa sesak.

"Salah satu anggota tim sedang sakit dan dia hidup sendiri di kota ini. Aku tidak mungkin meninggalkannya."

"Ta-tapi, kau bahkan melupakan rencana yang kita buat untuk pergi ke Taman Anggrek minggu lalu." Ujarku lirih. Air mataku sudah mengalir tanpa ku sadari.

"Maafkan aku Hyuck, aku benar-benar tidak bermaksud melupakannya. Apakah kau benar-benar mau mengungkitnya lagi setelah aku meminta maaf?"

"Siapa?" tanyaku akhirnya.

"Apa maksudmu?"

"Siapa anggota tim yang sakit itu?" tanyaku lagi. Mark menghela napasnya di ujung sana.

"Kenapa kau ingin tahu?"

Aku mencengkram tiket kereta yang sudah ku persiapkan jauh-jauh hari untuk perjalanan minggu depan bersama Mark. Aku tidak bisa lagi menahan perasaanku.

"AKU TANYA SIAPA MARK?" nafasku memburu dan teriakanku terdengar sangat frustrasi. Aku tidak tahu lagi sampai kapan aku bisa menahan rasa sakit ini. Mark sudah terlalu sering mengecewakanku.

"Kenapa kau berteriak padaku?" suara Mark terdengar begitu sinis di telingaku. Aku tahu dia sedang menahan amarahnya.

"Aku tanya siapa Mark? Mengapa sulit sekali menyebut nama lelaki itu?!"

"Apa kau gila? Apa maksudnya dengan kata-katamu itu? Apa kau menuduhku selingkuh? Begitu?" tanyanya bertubi-tubi. Aku terjatuh di lantai dan tubuhku terasa begitu lemas. Kepalaku begitu berat sekarang dan aku tidak lagi bisa berpikir dengan jernih.

"Apa kau mencintainya? Apa kau mau membuangku?" racauku tak jelas.

Mark terdiam sebelum menjawab pertanyaanku. "Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan, tapi aku sangat kecewa dengan apa yang kau pikirkan tentangku. Jangan hubungi aku sampai kau menyadari kesalahanmu."

Mark pun memutuskan sambungan telepon dan aku kembali menangis. Apakah Mark benar-benar sudah tidak menganggapku lagi? Apakah ini akhir dari hubungan kami?


TBC

That Should Be Me [MarkHyuck / Markchan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang