Part 6

6.8K 759 18
                                    

Did you think that I wouldn't see you out at the movies

What you doin' to me

You're taking him where we used to go


"Ya Chenle! Jangan ganggu aku dasar kau curang!" rutukku karena Chenle terus saja berusaha menggerakan setir mobil balap yang sedang kumainkan dalam arena permainan yang sedang kami kunjungi. Chenle yang kumarahi malah tertawa puas.

"Kau selalu payah jika bertanding denganku, tanpa ku ganggu pun kau tak akan menang." Chenle menyunggingkan senyum meremahkannya padaku. Aku memutar bola mata malas meladeni tingkah kekanankannya.

"Dasar curang. Kita makan saja sekarang, aku lelah harus selalu mengalah padamu di tiap permainan." Aku berjalan menuju foodcourt yang masih satu lantai dengan tempat bermain yang tadi kami masuki.

"Selalu saja tidak mau mengakui kehebatanku."

"Kau hebat jika sedang bermain Cooking Mama."

Chenle menyentil kuningku, "Heh apa salahnya aku bermain permainan itu. Menyenangkan tahu."

"Aw, sakit tahu. Lagipula kau sudah jadi mahasiswa masih saja bermain permainan adikmu yang masih TK."

"Ya, ya, ya, terserahmu saja. Aku akan dengan senang hati menerima ejekanmu itu tiap saat."

Aku tertawa melihat ekspresi Chenle. Chenle selalu tahu saja bagaimana cara menghiburku ketika aku sedih, aku sangat bersyukur memiliki sahabat sepertinya.

"Jadi mau makan apa Hyuck?"

Aku memerhatikan sekeliling area foodcourt, "Bagaimana jika makan katsu?"

"Boleh. Ayo kita ke sana."

Kami pun memesan makanan dan duduk dekat tiang pembatas yang sedikit tertutup. Sengaja aku memilih tempat itu karena aku sedang malas berada di kerumunan orang banyak.

"Setelah ini mau kemana?" tanya Chenle sambil memainkan ponselnya.

Aku menghendikan bahu, "Terserah kau saja, aku ikut kemanapun kau pergi."

"Bagaimana kalau menonton film? Aktor favorit ku baru saja merilis filmnya."

Aku menganggukan kepala, "Ayo saja." Jawabku bersamaan dengan datangnya pesanan kami. Saat aku akan mengucapkan terima kasih pada pelayan yang mengantarkan makanan, aku melihat bayangan seseorang yang seperti aku kenal melewati tempat duduk kami. Sekilas orang tersebut mirip sekali dengan Mark.

"Kau kenapa?" Chenle melambaikan tangannya di depan wajahku. Aku pun sadar dan menggelengkan kepala.

"Tidak apa-apa." Aku pun tersenyum dan berusaha menepis pikiranku tadi. Mungkin aku hanya salah orang.

Setelah menghabiskan makanan, kami pun pergi ke bioskop. Chenle pergi mengantri untuk membeli tiket dan aku pergi membeli camilan. Saat menunggu pesananku datang tiba-tiba kenangan saat aku pergi berkencan dengan Mark untuk menonton film seperti ini memasuki benakku. Mataku tiba-tiba memanas mengingat kini aku dan Mark sudah tidak seperti dulu lagi. Aku merindukan Mark yang dulu.

"Ini popcorn dan softdrink pesanannya." Suara orang yang menjaga stand camilan membuyarkan lamunanku. Aku buru-buru mengambil pesananku dan mengucapkan terima kasih sebelum pergi dari situ. Chenle sudah menunggu di tempat duduk dekat pintu studio.

"Studionya baru akan dibuka beberapa menit lagi." Ujar Chenle sambil memerhatikan jam di lengan kirinya.

"Kita tunggu saja di sini." Aku pun ikut duduk bersebelahan dengan Chenle.

Ketika aku memerhatikan orang-orang di sekelilingku tiba-tiba bayangan orang di foocourt tadi kembali terlihat. Kini orang tersebut sedang mengantri tiket. Saat ia sudah mendapatkan tiketnya ia kemudian menghampiri seseorang yang sedang membeli camilan dan betapa terkejutnya aku ketika melihat orang tersebut ternyata benar-benar Mark. Aku membulatkan mataku saat Mark memegang pipi pria yang ia hampiri, seperti apa yang selalu ia lakukan ketika pergi bersamaku. Aku terus saja memerhatikan keduanya dan bisa kulihat pria itu adalah Jaemin. Air mataku turun begitu saja melihat mereka berdua pergi menonton bersama ketika rumor kedekatan mereka semakin santer terdengar.

Aku tidak tahan melihatnya dan pergi begitu saja dari sana meninggalkan Chenle yang bingung dengan sikapku. Aku membuang camilan yang ku beli tadi ke tong sampah dan berlari tanpa tujuan. Tak kuhiraukan panggilan Chenle padaku, yang ingin ku lakukan hanya pergi dan melepaskan rasa sakit yang terus saja menyerang dadaku ketika melihat Mark bersama Jaemin di bioskop tadi. Mark mengapa kau jahat sekali?


TBC

That Should Be Me [MarkHyuck / Markchan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang