PROLOG

115 5 0
                                    

"TIDAK, TIDAK, INI TIDAK MUNGKIN," Bintang melihat sebuah kuburan di sekitar rumahnya, ia menangis dengan kencang. "AYAH, IBU, ADIK-ADIKKU, AKU BELUM SIAP DITINGGAL KALIAN. AKU MASIH BELUM SIAP, SEKALI LAGI, BELUM SIAP.... AKU TIDAK PUNYA TEMAN DI SEKOLAH NIH..."

"Ayah... Ibu... jika tidak ada kalian, maka siapa yang akan membayarkan SPP? Aku bakal dibayarin siapa nih jadinya??"

Bintang menangis sendirian di kuburan, tepat sekali jam menunjukan malam hari, ia masih terus ingin di kuburan.

Tiba-tiba.....

Sebuah arwah ibu dan ayah Bintang membisikkan kepada Bintang, Bintang pun berubah menjadi patung(tidak bisa bergerak).

"Bintang, dengarkan nasehat Ayah, tugas kamu hanya menjadi anak baik dan bermanfaat untuk semuanya, Orang baik saja kadang ada saja yang tidak suka." Ayah Bintang berbisik pelan-pelan di telinga Bintang.

"Benar sekali, meskipun kamu sekarang sudah di sekolah baru, kamu masih harus percaya diri nak, bagaimana jadi orang jahat, nak? Coba pikirkan dulu baik-baik." Ibu mengelus Bintang dan memeluknya, lalu arwah sebuah Ayah dan Ibu pun menghilang.. Bintang pun kembali menjadi semula.

Bintang menggeleng-gelengkan kepala "I..iii.. buuu.... aaa....yaaa...hhhh..., ya aku mendengar tadi ibu dan ayah bicara apa, kini aku sendiri, tidak ada yang ingin menemaniku, mereka menganggapku lupa diri, tetapi tenang, aku masih percaya diri..."

Tiba-tiba, datanglah sebuah arwah 2 adik-adiknya bernama Aya dan Steve yang membisikkan Bintang, Bintang pun terdiam.

"Bang, terima kasih sudah menjadi abang yang paling hebat, aku yakin nih, abang masih bisa bertahan seorang diri, tanpa adanya ayah dan ibu, mungkin kalau aku di posisi abang, aku akan terus berjuang demi hidupku." Aya pun memeluk Bintang

"Benar sekali, jangan hiraukan mereka yang berusaha menjatuhkan 'nama baik' abang, tenang, kami semua sayang bingits sama abang." Steve mengelus pundak Bintang, lalu mereka berdua pun menghilang, dan Bintang kembali menjadi semula.

"Adik-adikku? Steve? Aya?" Bintang menengok kanan-kirinya.

Tiba-tiba datanglah peri jahat dan peri baik yang berusaha berdebat untuk Bintang.

"HAHAHAHHAHAHAHAHAHAH ADUH BINTANG, PLIS DEH, JANGAN TOLOL JADI ORANG, kan kamu udah tau kan kalau kamu udah ga dipedulikan lagi." Peri Jahat itu merangkul Bintang, "Udah maugamau sekarang kamu harus dendam ke mereka, dan tunjukin... kalau kamu bakal bisa dapat teman yang lebih friendly dari mereka HAHAHAHAHAHAHAHAHHA"

Peri baik menggelengkan kepala, "ckckckckckc ih apaan sih kamu... Udahlah Bintang, kamu harus jadi anak yang pemaaf, datangi mereka, terus jelaskan apa saja yang terjadi... Semoga.. Persahabatan kamu dengan mereka akan terus terjalin..." Peri baik pun tersenyum.

"Ih apaan tuh, dengerin kataku saja, dia mah ngasih taunya ribet, kalau aku mah simple AHAHAHAHAHHAAHHA" ujar peri Jahat.

"Hah??? apaan?? sepertinya waktu sudah malah, aku kembali ke rumah ah, aku akan mendengarkan nasihat kalian!" Bintang pun kembali ke rumahnya dengan wajah sedih.

kacang lupa pada kulitnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang