Bab 1

105 1 0
                                    

*alur mundur*

BINTANG

"KRIIIIINGGGG" bel masuk sekolah berbunyi, hari ini adalah hari pertama diriku masuk sekolah, aku masih belum terbiasa ngomong "lu-gue" sebenarnya, karena dulu teman-temanku polos semua.

"Sunaryo Bintang, silahkan masuk ke kelas 8A," panggil bapak guru tersebut yang bernama Pak Albert yang kebetulan adalah wali kelas 8A

"Baik pak." aku segera memasuki ruangan tersebut, murid-murid lain menatapku, bahkan ada yang tersenyum.

Di dalam ruangan...

"Silahkan perkenalkan dirimu." Ujar Pak Albert.

"Perkenalkan namaku Sunaryo Bintang, aku pindahan dari SMP sebelah, dan hari ini aku akan mulai belajar disini, mohon bantuannya." Bintang pun membungkuk.

"Ok, terima kasih Bintang, sekarang silahkan duduk di meja tersebut (menunjukkan mejanya). dan kita belum mau mulai KBM dulu ya Bin... Berhubung baru awal semester dua." Ujar Pak Albert.

Di kelas, ada yang menyapanya, bahkan ada yang ingin mengajak ngobrol.

Saat istirahat......

"KRINGGGGGG"

Aku pun segera menuju ke kantin, karena aku masih belum akrab, jadi aku sendirian...

Aku pun segera membeli bakso dan mencari tempat duduk, saat aku duduk dan memakan bakso....

"Hai nama lu siapa?" orang tersebut menyapa dengan ramah, ia membawa teman-temannya.

"Namaku Bintang, namamu siapa?" 

"Nama gue Dilan... Perkenalkan ini teman gue, Aryo, Asih, Yuna, Alcano, Finah, Fitri." Dilan sambil mengenalkan teman-temannya yang lain.

"HAIIIIIII..." teman-temannya yang lain pun menyapa Bintang dengan tersenyum.

"Halo Bintang, salken nama gue Fitri, lu kalau mau nimbrung sama kita hati-hati nih sama yang namanya Aryo, dia dikit-dikit sangean, suka ngirimin yang tidak layak, dikit-dikit juga suka ngebokep." Fitri mengenalkan diri..

"Eh, apaan lu Fit, ngarang bener, gue mana ada sangean, gue juga udah tobat, omongan lu tuh di jaga, Fit. Oh ya, sampe lupa ngenalin, nama gue tuh Aryo desu. Aryo saja panggilnya, gue suka bet sama kereta." Aryo memukul bahu Fitri.

"Hey wassup Bintang, welcome to this school, kenalin nama gue Aniyara Yuna, panggil saja Yuna, gausah Aniyara, karena Aniyara itu menurut gue ga enak dipanggil, HEHEHHEH Gadeng, jangan baperan dulu woy hehehe, tenang gue anaknya baik kok, wkwkakak" Yuna merangkul pundak Bintang.

"Hihhh, dasar lu Yuna, baru kayak gini udah SKSD sama anak baru, kasian ege lagi makan, ntar tumpah dianya yang nanggung!" Alcano mendorong Yuna.

"Woy monyet, sakit ege Can, lagi ngajakin ngobrol Bintang juga, lunya rusuh, Ohiya, tiati yak kalau misalnya di "Dasar lu"in sama si hewan yang kabur dari habitat ini, emang nih kebanyakan minum obat jadinya begini deh wakakakak."  ujar Yuna.

"Dasar songong, hewan kabur dari habitat palalo, oiya lupa kenalin, nama gue Alcano, panggil saja Alcano, gue sukanya main Mobile Legends, lu kalau punya Mobile Legend mabar kuy." Alcano memperkenalkan diri ke Bintang, Bintang hanya tertawa.

"Ehh Bintang, lu kalau misalnya makanannya habis itu salah gue ya, soalnya gue yang makan semuanya ehehehehhe, ohiya nama gue Selfinah, panggil saja Finah, karena kalau Selfinah kepanjangan." Finah berkata sambil menepuk bahunya Bintang.

"Dasar nih si Finah, oh iya, gue lupa kenalin, nama gue Asih, Asih ya BUKAN ASIN. Awkwkwkwkw, kalau mau temenan ma kita, temenan saja jangan malu-malu hehe." Asih pun merangkul pundaknya Bintang.

"Hehehe, salken teman-teman, maaf aku agak malu-malu nih buat kenalan, tapi bukan berarti sombong hehe." Pipiku berubah menjadi merah, karena agak malu-malu.

"Eh Bin, lu kalau mau ngomong ama kita pake 'lu-gue' dong, biar kesannya lebih friendly gitu." Alcano duduk di sebelah Bintang.

"Nah iya tuh, ngomongnya 'lu-gue' aja, karena anak-anak sini ngomongnya 'lu-gue' masa iya lu ngomongnya 'aku-kamu'." tiba-tiba Dilan mengampiri Bintang dan menepuk pundaknya.

"Hehe, ntar lah gue mau biasain ngomong tu kata." Kataku sambil menaruh mangkok bakso.

"Aduh betapa indahnya ya persahabatan." seru Yuna sambil loncat-loncat.

"Rasanya mau pelukan bareng nih.." seru Fitri, akhirnya gue dan teman baru gue berpelukan seperti Teletubies.

"Oh iya Bin, kita ikutan duduk bareng lu ya." Aryo segera menaruh botol minumnya di tempat yang didudukin gue.

"Ok deh, sini." Gue tersenyum.

Akhirnya gue mendapatkan teman bermain juga, meski gue belum terlalu akrab dengan mereka, dan masih malu-malu.

SEMENTARA ITU, PERI BAIK DAN PERI JAHAT SEDANG MENGOMONGIN NASIB BINTANG.

"wahhh syukurlah, baru saja masuk sekolah, Bintang sudah mendapatkan teman baru, dan teman barunya keliatan asyik tuh.."  seru Peri Baik sambil menari-nari.

"Heh sok tau, belum aja kok, lihat saja ntar, pasti tuh si Bintang bakal ketemu masalah, ya kan para pembaca? HEHEHEHHEHEHEHE." ketawa Peri Jahat dengan kesan yang ngeselin.

"Bisa gak sih, sekali-sekali kamu dengerin kataku? Bosen tau gak sih kita berdebat terus!" ujar Peri Baik.

"Yehhh, kan sifatku emang begini, kalau gak suka, silahkan pergi jauh-jauh!" Peri Jahat mendorong Peri Baik.

"Ehh, mana bisa wey kita pisah," kata Peri Baik mencoba untuk bangun "Lihat saja nih, tangan kita aja di iket, dasar meleng!"

"Wah bagus tuh, HAHAHAHAHAH. Rasain tuh, kamu harus tahan-tahan terus disamping aku! HAHAHAHAHAHAH." Peri Jahat tertawa ngeselin.

"Aduh sabar-sabar aja deh..."

Mereka pun bertengkar terus, berdebat gituloh!

kacang lupa pada kulitnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang