-Betapa tidak pentingnya Perhatian tulus seseorang bagi seorang Pengkhianat-
.
-Sejauh apapun kita berada dalam jarak, kalo Tuhan menakdirkan kita untuk bersatu Kita akan dipersatukan. Tapi sedekat apapun kita mengalahkan jarak, kalo Tuhan menentang kita untuk bersatu, Maka perlabuhan terakhir kita tetaplah Perpisahan-*****
Aliyah keluar dari kamarnya bersama Shinta dan dua koper ditangannya, ia melewati sang Papa diruang utama "Al, lebih baik kamu sarapan dulu lagian kita masih ada waktu dua jam lagi! " ujar Darwin seraya tetap fokus dengan laptopnya "Kita pergi sekarang! " Aliyah menekan perktaannya seraya terus berjalan menarik kopernya. Darwin dan Shinta menoleh cepat, bersamaan Aliyah membelikan badannya "Pergi sekarang atau enggak sama sekali!" tegasnya dengan menatap Papanya tajam. Akhirnya Darwin mengalah dan mereka bergegas mengantarkan putrinya itu ke pondok pesantren yang akan menjadi tempat Aliyah menuntut ilmu.Diperjalanan mereka nampak mampir terlebih dahulu kesebuah supermarket untuk membeli makanan ringan dan kebutuhan lain untuk Aliyah mondok. Saat mereka selesai belanja mereka langsung menuju mobil, namun saat itu Aliyah sempat melihat sekeliling dan ia sempat berfikir, ia benar-benar tak menyangka bahwa akhirnya dia sendiri akan terkalahkan oleh ego Papanya sendiri.
Sebelum ia memasuki mobil, ia sempat melihat orang yang tak asing baginya, demi memastikan kebenaran siapa orang itu Aliyah berlari kearah caffe dimana ia melihat seseorang yang sepertinya ia kenali. "Bentar Ma, Pah, Al kesana dulu" pamit nya seraya berlalu "Aliyah mau kemana kamu" teriak Darwin namun tak digubris dan akhirnya ia dan Shinta mengikuti arah Aliyah.*****
"ECA!" Sentak Aliyah seraya merebut botol minuman yang digenggam gadis sebayanya tadi lalu membantingnya kelantai hingga hancur dan menjadi pusat perhatian pengunjung caffe disana. "Aliyah!" pekik gadis yang bernama asli Erica Dwi Puspita itu "Lo kenapa Ca? Ada apa sama lo?" tanya Aliyah seraya menakup kedua pipi sahabat lamanya itu, Eca diam tak bergeming ia hanya menatap Aliyah kosong serta matanya yang berkaca-kaca "Lepasin gue!!!" Erica menepis lengan Aliyah dengan kasar sedetik kemudian ia menatap Aliyah dengan tajam bak kepada musuhnya. "Caa, gue kangen sama lo lo kemana aja? Selama ini gue cariin lo Ca, lo kenapa pergi ngikutin David? Selama ini kemana aja lo berdua, terus sekarang David dimana Ca?" Aliyah memeluk Erica yang meronta tak mau ia peluk seolah dirinya itu sangatlah menjijikan. "lo penyebab semua ini Aliyah! Gue benci sama lo, gue BENCII!" Sentak Erica seraya mendorong Aliyah hingga Aliyah terjatuh kelantai, Aliyah menatap sahabatnya itu bingung "Kenapa dulu gue mesti harus punya sahabat kaya lo! Kenapa dulu gue mau berbaur sama pengkhianat kaya lo, lo udah ngerebut semuanya dari gue Aliyah!!" teriak Erica dengan lantang, Aliyah semakin dibuat bingung karna disini posisinya dia yang terkhianati.
"Ca, sorry ya. Bukannya dulu lo yang mohon mohon buat gue maafin lo dan jadiin lo sahabat gue lagi, setelah lo berkhianat sama gue dan merampas semua kebahagiaan gue termasuk David. Dan sekarang, lo balikin semua fakta lo ke gue? Sadar Ca, disini yang paling tersakiti gue bukan Lo!" Ujar Aliyah lepas kendali, ia lalu bangun dan langsung pergi meninggalkan tempat itu bersamaan dengan Erica yang menatapnya dengan tajam "Bahkan munafik kaya gak pantes pake Jilbab!" teriak Erica yang memaksa Aliyah berbalik badan "Bahkan Bangsat kaya lo gak pantes hidup didunia ini!" balas Aliyah meneriakinya dengan diakhiri senyuman devilnya.
Didalam mobil terasa hening tak ada yang membuka suara, bahkan dari Darwin sekalipun. Ia hanya mengatakan "Papa gak suka kamu berteman dengan gadis kasar seperti itu!" namun diacuhkan dan lalu hening kembali.
*****
Sesampainya di pondok pesantren Keluarga Darwin turun dari mobil, tak lama muncul seorang paruh baya menghampiri mereka "Assalamualaikum Pak Darwin, mangga sudah ditunggu sama kyai" ucapnya dengan sopan, Darwin mengangguk sopan "Wa'alaikumsalam kang, ohiya hatur nuhun nya kang, mari kami permisi dulu"mereka pun berlalu meninggalkan penjaga gerbang ponpes itu "Muhun mangga".
"Gimana al luaskan pesantrennya? Kamu suka disini? " tanya Shinta saat berjalan berdampingan dengan putrinya dibelakang Darwin "Hmm lumayan" jawab aliyah sekenanya, tak jauh dari sana terlihat sang pemilik pondok melambaikan tangan pada mereka yang tengah berdiri didepan sebuah tempat seperti lesehan. Saat Darwin dan Shinta menyadarinya mereka mempercepat langkahnya menuju tempat tersebut. Sedangkan Aliyah tengah membenarkan tali sepatunya yabg lepas tak sedikit santri menatapnya dengan berbagai pandangan yang sudah sangat jelas itu membuat Aliyah risih dan merutuk tak jelas. Saat Aliyah berdiri dan ingin berjalan tibatiba 'BRAK' cairan bersabun mengalir membasahi dan mengotori sepatu kesayangannya pemberian dari Athala "What the fuck!!! " sentak aliyah melihat naasnya sepatu kesayangannya, sedetik kemudia ia menoleh pada gadis yang menumpahkan air sabun itu, yg ditatap hanya tertunduk ketakutan.
"Heh! Lo apa-apaan hah? Lo liat nih sepatu gue kotor! " ~
.
.
.
.See u next part
Votment🙏❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrahku, Karnamu Dan Atas Ridho-Nya
Random"Demi Untuk Menjadi orang yang lebih baik, Ada banyak ujiannya yang perlu Kita jalani, Baik Buruknya itu Kita hanya dapat Menerima tanpa menolak bahkan Menghindari. Ikhlas,Jalankan dan Istiqomah, itu kunci utamanya. Karna untuk merubah semuanya meme...