Hari-hari nya sudah penuh dengan lamunan, bahkan sebelum dia bertemu dengan gadis itu.
Pria bernama Kim Seokjin ini, tidak pernah yang namanya melamun di depan makanan.
Hampir 5 menit ia begitu, sebelum akhirnya sesuatu membuatnya tersadar dari lamunannya tersebut.
"Yah! Kripik kentang itu punyaku! Jangan dimakan!" Teriak Seokjin sambil merebut bungkus kripik dari tangan pria di depannya.
Siang itu, Seokjin bersama 6 sahabatnya sedang menikmati makan siang di sebuah resto di dalam Everland. Mereka tengah kelaparan setelah berkeliling dan menaiki beberapa wahana di Amusement Park terbesar di Korea Selatan ini.
.
"Ah! Hyung. Kenapa kau seperti ini? Tadi kau bilang aku boleh memakannya?" Rengek Jungkook, yang merupakan maknae dari mereka semua.
"Hei, kapan aku mengatakannya?" Bantah Seokjin.
"Tadi kok. Sebelum aku membuka bungkus kripik kentangnya. Hyung kok lupa?" Balas Jungkook.
"Yah! Tadi itu tadi, sekarang tidak boleh" celoteh Seokjin.
Ke 4 pria lainnya Namjoon, Yoongi, Hoseok, dan Jimin tertawa melihat tigkah laku dari Hyung tertua dan maknae mereka.
Sementara Jungkook hanya memanyunkan bibirnya.
.
.Di sisi lain Taehyung, yang tidak ikut tertawa, memandang Seokjin dengan janggal.
"Ini aneh.."
"Hah? Apa yang aneh?" Sahut salah satu diantara mereka sambil tertawa.
"Jin hyung daritadi aku perhatikan tidak pernah fokus. Setiap aku bertanya jawabannya aneh dan melenceng. Seperti, saat aku bertanya es krim apa yang mau dibeli, dia malah bilang tidak bawa cream surya. Lalu, saat ditanya mau pesan makan apa dia malah memberiku es krim nya. Dan juga daritadi aku melihatnya terus melamun." Taehyung, pria termuda kedua ini memasang raut wajah serius.
Ke 4 pria yang tertawa tadi kini terdiam dan ikut memasang raut wajah serius.
"Benarkah itu Taehyung-ah?" Tanya Namjoon.
"Ah benar juga! Hyung hari ini melamun terus. Bahkan di hadapan makanannya sendiri." Sahut Jungkook setuju dengan wajah antusiasnya.
"Maksudnya? Jadi Seokjin hyung daritadi melamun di depan makanan?" Tanya Jimin.
"Iya. Dia sedang melamun. Itulah sebabnya aku bisa mengambil kripik kentang itu dari hadapannya."
"Wah? Benarkah?" Semuanya tampak terkejut dengan tingkah Seokjin yang melamun di depan makanan.
Seokjin terlihat canggung dan bingung sambil menatap wajah teman-temanya. Ia memasang sikap seperti anak kecil yang telah berbuat suatu kesalahan.
"Aku dan Jimin tadi sedang mengobrol, jadi kami tidak begitu menyadarinya." Timpal Yoongi seraya melipat kedua legannya ke dada.
Hoseok mengangkat jari telunjuknya menunjuk ke arah yoongi sambil mengangguk-angguk tanda setuju. "Wah sama, sebenarnya aku dan Namjoon juga tadi sedang mengobrol. Tapi, aku memang sempat melihat sih, kalau Seokjin hyung sedikit melamun."
Semua mata memandang ke arah Seokjin. Keheningan terjadi diantara mereka bertujuh.
."Seharian tadi saat bermain, aku seringkali mendapati dirimu sedang melamun. Ada apa hyung? Padahal kemarin, kau yang antusias mengajak kami pergi ke Everland?" Taehyung akhirnya memecah keheningan.
"S-siapa yang melamun? Aku tidak melamun kok.." Ujar Seokjin dengan pelan. Ia kini menundukan kepalanya.
"Tidak. Taehyung benar. Kupikir memang ada yang aneh dari hyung hari ini. Karena, seharian ini, aku belum mendengar dad jokes mu itu. Hahaha!" Tanggap Yoongi sambil tertawa. Entah itu benar tanggapan atau hanya gurauan semata.
Semua diam, dan menatap Yoongi.
"Apa? Aku memang belum mendengarnya kok." Kata Yoongi.
"Ah! Sudahlah. Hal seperti ini tidak usah dibawa serius. Seokjin hyung pasti sedang ada yang dipikirkan. Biarkanlah dia." Timpal Jimin membantu mencairkan suasana yang barusan gagal dibuat oleh Yoongi.
Seokjin memainkan jari-jari tangannya. Ia nampak sedang seperti memikirkan sesuatu.
Beberapa dari mereka ada yang mulai mengabaikan dan beberapa lagi ada yang masih penasaran dengan tingkah laku dari Seokjin.
Tak lama, akhirnya seokjin kembali mengangkat kepalanya. Ia kemudian menghela napas.
"Baiklah teman-teman, ada yang harus kuceritakan pada kalian."
.
.
.
.
.To be continue..
KAMU SEDANG MEMBACA
Together [Seokjin]
FanfictionKim Seokjin, seorang pria yang dikelilingi oleh tekanan dari keluarganya, kini harus memutuskan jalan apa yang harus ia pilih untuk masa depannya bersama 6 sahabatnya yang juga memiliki masalah pribadi masing-masing. Dengan mimpi dan petunjuk yang i...