Notes : Ini adalah scene jauh sebelum mereka pergi ke Pantai itu.
.
.
Malam itu, jalanan sangat sepi. Lampu jalan menyala redup di persimpangan jalan.
Seoarang pria sedang duduk di sebuah gang diantara gedung-gedung yang sudah lama tak berpenghuni.
Kemudian sesosok pria bertudung, berjalan menghampirinya.
"Wah apa itu yang kau bawa hyung?"
"Ah ini cat pilox."
"Oh untuk apa?"
"Aku memerlukannya untuk sesuatu di rumah."
"Ooh."
Kim Namjoon memperhatikan Taehyung yang sedang duduk didepannya. Gelap, namun ia tahu. Dari ekspresi Taehyung, sesuatu telah terjadi.
Ia membuka tudungnya, menyilangkan kakinya dan duduk disebelahnya.
"Kenapa kau duduk disini?"
"Geunyang. Disini gelap dan sepi, tidak adaㅡ keributan."
Hening. dia benar. Namjoon memandanginya.
Cahaya bulan tertutupi oleh kapas-kapas yang berarak di angkasa. Membuat suasana teram-temaram.
Lampu jalan bahkan enggan bersinar terang guna membantunya menyembunyikan ekspresinya yang kosong.
Angin berbisik, berhembus sepoi-sepoi. Pria di sebelahnya terlihat kecil dan rapuh. Seakan, angin dapat membawanya pergi kapan saja.
Namjoon mengeluarkan sebuah permen dari dalam sakunya. "Kau mau?" Ia menawarinya.
Taehyung tidak menoleh dan hanya menggelengkan kepalanya sedikit. Ia sekarang semakin khawatir. Tidak ada pilihan, Namjoon mengeluarkan cat pilox nya.
"Hei, sebaiknya kita bersenang-senang sebentar" ujar Namjoon seraya mengocok pilox di genggamannya.
Taehyung mengangkat kepalanya dan menoleh menatap Namjoon yang kini telah kembali berdiri. "Hyung, bukannya kau memerlukannya?"
"Aku punya banyak, tenang saja."
Taehyung berdiri dan mengambil pilox yang di sodorkan Namjoon kepadanya.
Namjoon tersenyum kecil, sepertinya ia telah berhasil.
...
.
15 menit kemudian, pintu tralis sebuah toko telah penuh dengan warna-warna yang disemprotkan dari kaleng putih milik Namjoon.
Taehyung tersenyum melihat hasil karyanya. "hyung bagaimana menurutmu?"
Namjoon hanya tersenyum sambil menghisap permen di mulutnya. membuat coretan memang dinilai bisa menghilangkan beban pikiran.
Ia lega melihat Taehyung yang kembali ceria. namun disisi lain, ia tetap masih khawatir.
Ada satu hal yang ingin ia katakan, namun ia takut akan membuatnya sedih lagi.
"Taehyung-ah dengarkan aku. hyung akan selalu bersamamu, jadi jangan pernah kau merasa sendirian lagi. kau bisa menceritakan masalahmu padaku."
Taehyung menghentikan aktifitasnya, "eii, ada apa sih hyung? kau tidak seperti dirimu saja."
Namjoon tidak bergeming mendengar reaksi darinya. kemudian ia melanjutkan, "maaf jika aku lancang, tetapi aku tahu mengenai masalah hubunganmu dengan ayahmu."
Taehyung, dia sedikit terkejut mendengar ungkapan dari Namjoon. emosinya terpanggil kembali saat mendengar nama yang disebut Namjoon. namun, ia tidak boleh. ia harus mengendalikan emosinya saat ini.
"soal itu, aku yang akan mengurusnya sendiri. hyung tidak usah ikut campur."
"Taehyung-ah, kau ini sudah kuanggap seperti adikku. bagaimana bisa aku mengabaikan masalahmu."
Taehyung mengambil dan menggenggam kedua tangan hyungnya, "jinjja, aku tidak apa-apa hyung. aku berterimakasih karena hyung sudah peduli denganku. Tapi sungguh, hyung tidak perlu membantuku. aku bisa mengurusnya. hyung percayakan aku sudah besar?"
Namjoon menghela napas. Ia memang selalu seperti ini, daridulu tidak pernah berubah. Taehyung selalu keras dengan keputusannya.
Namjoon melepaskan tangannya dari genggaman Taehyung. kemudian ia menyentuh rambut Taehyung dan diacak-acaknya. "aigoo, uri dongsaeng. selamanya kau akan tetap anak kecil dimataku. Jadi ingat ya, bilang padaku jika ada yang berani memukulmu!"
Taehyung memasang wajah jengkel sambil menjauhkan tangan Namjoon dari rambutnya, "ah hyung, rambutku--
.
NGUUING NGUUIING!!
cahaya lampu mobil, menyorot kedua pria yang sedang berdiri di didepan tralis bergraffiti. menyilaukan pandangan mereka. Sirine polisi memecah keheningan.
"angkat tangan! apa yang kalian berdua lakukan disini?"
Kedua pria itu saling bertatapan.
Namjoon mengikuti perintah dan mengangkat kedua tangannya. "omo, sepertinya kita dalam masalah.." ucapnya sambil menyengir.
pria disebelahnya membalas dengan seringai "Spertinya begitu.."
.
.
To be continue..
maaf ya, baru bisa update sekarang. ceritanya juga pendek. hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Together [Seokjin]
FanfictionKim Seokjin, seorang pria yang dikelilingi oleh tekanan dari keluarganya, kini harus memutuskan jalan apa yang harus ia pilih untuk masa depannya bersama 6 sahabatnya yang juga memiliki masalah pribadi masing-masing. Dengan mimpi dan petunjuk yang i...