Dimensi

27 5 0
                                    

Asumsi tentang definisi
Bukanlah isi melainkan ilusi
Imajinasi terkurung dimensi
Tersaji kisi-kisi dalam puisi
(Unknown)

***


Sepi, sunyi, senyap. Ya, itulah gambaran suasana rumahku hari ini. Tercium bau kesendirian di seisi ruangan rumah tak berpenghuni ini. Tega sekali memang, meninggalkan anak semata wayangnya disini sendiri. Yang bisa aku lakukan hanya bengong tak karuan.

Triiiing.....

Sial, suara telefon itu mengacaukan pikiranku. Bukan kacau sih, lebih tepatnya kaget.

"Hallo.."

"Ra, kamu udah sampe rumah?"

"Eh, mamah. Udah ko. Barusan aja."

"Hari ini mamah nginep dirumah nenek kamu dulu ya."

"Lah, gajadi ikut papah?"

"Nenek kamu sakit."

"Terus, aku gimana?"

"Kamu jaga rumah dulu. Nanti mamah telfon lagi. Dah..."

Telefon pun terputus. Huh, lebih baik tiket pesawat yg hangus itu buat aku saja. Kan kasian Papah pergi sendiri. Seketika hujan pun turun deras. Bingung, itu yang aku rasakan kini. Entah apa yang kini aku harus lakukan. Kembali bengong seperti awal.

***

Malam pun tiba, entah kenapa kaki ini enggan beranjak dari kursi ruang tamu. Semua badan tampak kaku. Keringat dingin bercucuran. Asumsi negatif bermunculan. Hingga,

Toktoktok..

Siapa yang datang malam hari seperti ini? Seketika bulu kuduk kompak berdiri dengan tegak. Dengan penuh keyakinan dalam hati, aku pun memberanikan diri untuk membuka pintu tersebut. Tampak sesosok pria dewasa berdiri di depan pintu.

"Yaampun, Papah!" ujarku cukup senang melihat Papah datang.

Papah masuk tanpa berkata apapun.

"Pah, gajadi pergi? Terus tiketnya angus dong. Oh iya, mamah ada di rumah nenek ya? Ih papah diem aja. Pah, jawab siiihh.." ujarku cukup bawel.

Aneh, papah kenapa? Ada yang berbeda dalam diri papah. Mungkin saja papah lelah. Memang cuaca dingin diluar membuat Papah sedikit masuk angin.

"Aku ke kamar dulu ya, Pah." ujarku segera bergegas mengganti pakaian yang selama seharian memang tidak diganti.

Lampu kamar seketika mati. Sial, malam ini ada pemadaman listrik. Aku harus cepat-cepat menemui Papah. Suasana didalam kamar sedikit kurang bersahabat denganku. Dengan bantu cahaya dari handphone, aku pun berusaha menuju ruang tamu.

UnknownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang