LaM~ 4. Tampan

7.6K 295 1
                                    

"Ibu?!" Liona berteriak dan masuk ke toko bunga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ibu?!" Liona berteriak dan masuk ke toko bunga.

"Aduh, kenapa teriak-teriak? Bikin kaget Ibu aja."

"Hehe, maaf. Aku semangat banget soalnya." Cengir Liona.

Liona dan Lydia duduk di sofa yang sama. Senyum Liona tidak pernah luntur, hingga pertanyaan Lydia yang menurutnya sangat sensitif untuk dibahas keluar dari mulut wanita itu.

"Ah, lupakan pertanyaan Ibu tadi," ucap Lydia dengan senyum.

"Baik, siap untuk bekerja?" Lydia menaik turunkan alisnya.

Liona yang mendengar ucapan Lydia hanya terkekeh pelan. Dia mulai bekerja dengan bantuan dan bimbingan dari Lydia.

Sejak dulu Liona memang ingin sekali memiliki taman bunga. Menanam dan merawatnya sendiri, menyaksikan tumbuhan itu tumbuh. Jadi, ketika dia diterima bekerja di sini, dia sangat senang dan berniat menekuni pekerjaannya.

Dia selalu ingat dengan kejadian beberapa hari lalu yang menimpanya. Ingin melupakannya, tapi entah kenapa bayangan ketika David menciumnya selalu terngiang di kepalanya. Oleh karena itu Liona mencoba mencari kesibukan agar dapat menghilangkan sejenak kenangan itu. Walaupun saat dia sendiri kenangan itu kembali hadir dalam benak dan pikirannya.

Lamunannya pecah saat dia mendengar Lydia memanggilnya untuk menata buket bunga. Dengan semangat yang membara Liona melangkahkan kakinya mendekati Lydia.

Dia memang tidak bisa merangkai buket tapi dia akan belajar caranya dari Lydia. Ah, bukan tidak bisa tapi dia belum bisa. Liona menekankan kata 'belum bisa' di dalam hatinya. Dia yakin kalau dirinya nantinya akan bisa dan membuat Lydia berdecak kagum.

Hingga sore datang menjemput, menandakan waktunya berhenti bekerja dan pulang. Liona bersenandung ria saat dia berjalan pulang. Tiba-tiba saat berada di persimpangan jalan, ada mobil yang melesat dengan kecepatan sedang. Liona yang tidak memperhatikan itu, langsung saja berjalan hingga suara klakson menghentikan langkahnya.

Tubuh Liona bergetar hebat mendengar decitan rem mobil. Setelah tidak merasakan apa-apa, dirinya bertanya dalam hati.

Kenapa aku ngerasa apa-apa.
Apa aku udah mati? Apa aku udah ada di alam lain?

"Kamu enggak apa-apa?" suara itu sukses membuat Liona tersadar kembali ke dunia nyata.

"Eh?"

"Apa kamu dengar saya?"

"S-saya enggak apa-apa," jawab Liona terbata.

"Syukurlah. Maafin supir saya, tadi dia memang tidak memperhatikan jalan," sesalnya.

"Enggak apa-apa kok, Tan. Saya baik-baik aja enggak usah khawatir."

Dengan senyum yang berada di bibir kecilnya Liona memperlihatkan keadaannya pada wanita di hadapannya.

Look at Me ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang