Mike menunjukan smirk-nya saat melihat wajah terkejut Liona. Dia menaik turunkan alisnya untuk menggoda Liona. Dengan segera Liona berdiri dan melihat sekelilingnya. Tiba-tiba Jenny bergelayut manja sambil memandang Liona remeh.
"Ngapain, sih kamu tolongin anak miskin itu?" rajuk Jenny.
Mike tertawa mendengar nada suara manja yang keluar dari mulut Jenny.
"Gue hanya kasian aja liat dia kalo nyium lantai keramik. Mending nyium gue aja, iya enggak?" tanya Mike sambil memandang Liona menggoda.
Melihat itu, membuat Liona merasa mual seketika. Bisa-bisanya anak sekolah memiliki pikiran seperti itu. Membayangkannya saja sudah membuat bulu kuduk Liona merinding.
"Ihh, kamu mau ciuman sama anak miskin itu?"
"Siapa yang enggak mau, sih ciuman sama cewek? Apalagi ceweknya cantik."
Jenny menghentakkan tangannya dari lengan Mike.
"Anak miskin emang pinter ngerayu cowok. Dasar cewek barbar!"
Tidak tahan dengan cacian dari Jenny, Liona segera meninggalkan tempat itu. Untuk apa juga dia masih di sana, hanya membuang waktu saja.
Tidak sengaja dia berpapasan dengan David saat akan memasuki kelasnya. Dengan cepat dia memalingkan wajahnya.
"Ck, dasar cewek enggak guna," decak David yang masih bisa di dengar oleh Liona.
"Katanya jangan deketin gue, jangan ini jangan itu. Gimana, sih, Kak?! Dasar aneh," gerutu Liona.
Dia kembali membuka buku untuk melanjutkan kegiatannya di perpustakaan yang sempat tertunda. Semenjak bekerja paruh waktu dia mulai kekurangan waktu untuk belajar. Apa lagi sekarang Liona juga sudah bekerja di toko bunga.
Tiba-tiba bayangan akan kejadian tadi hadir di benak Liona. Mike, nama yang bagus tapi tidak sebagus sikapnya. Sungguh bagi Liona sikapnya sangat tidak sopan pada seorang gadis. Ups, ralat maksudnya pada seorang wanita. Yah, wanita. Dirinya sekarang bukan seorang gadis lagi melainkan seorang wanita. Ingatkan Liona tentang hal itu semenjak malam kelam yang terjadi padanya.
Liona pernah mendengar bahwa Mike adalah laki-laki dengan sejuta gombalannya. Mungkin sudah tidak asing lagi dengan sebutan itu. Apa semua pria di dunia ini yang memiliki wajah tampan hanya dimanfaatkan untuk memacari perempuan dan setelahnya mereka akan membuangnya begitu saja. Memikirkannya saja sudah membuat Liona merinding.
Lamunannya berhenti saat dirinya mendengar guru sudah masuk dan mulai memberi salam.
***
Liona berjalan sendiri ke arah kantin. Sudah bukan hal asing saat dia berjalan sendirian. Setelah sampai dan sudah memesan makanan, Liona mencari tempat duduk yang masih kosong. Pandangannya berhenti saat melihat tempat kosong yang berada di sudut kantin. Dia berjalan sambil membawa makanannya lalu mendudukkan diri di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look at Me ✔
Romance#SA1 DON'T COPY MY STORY BELUM REVISI, MASIH BANYAK TYPO :) Hidup penuh rintangan dan perjuangan. Semua berputar setiap saat. Kejadian silih berganti berdatangan mewarnai rangkaian kehidupan. Hanya waktu yang dapat menentukan. Semua butuh proses. "...