Five ; Keberuntungan

99 25 20
                                    

"Aduh.. Aduh perih bi," Zalfa terus melontarkan rintihannya.

Saat ini bibi sedang mengganti perban luka Zalfa, dan Zalfa telah menceritakan kejadian yang dialaminya tadi kepada sang mama.

Sang mama pun datang membawakan Jus Alpukat untuk Zalfa, dan duduk disebelahnya menghela napas "Makanya, lain kali hati-hati, biar ga jatoh lagi."

"Tapi kan bukan salah Zalfa juga mah, motornya aja yang tiba-tiba nongol didepan Zalfa, Gimana ga mau kaget."

Sang mama hanya memutar bola mata malas, mendengar anak nya yang terus menggerutu.

"Yaudah, abis ini langsung istirahat. Mama tidur duluan ya, kasian papa sendiran." Ucap sang mama seraya beranjak menuju ke kamar nya.

"Yeuhh alasan aja si mama."

-----------------🍄🍄🍄----------------

Vano hari ini meminta cuti sehari kepada sang Papa, dengan alasan ingin menikmati me time nya, karena sudah lama ia tidak memberikan penyegaran untuk raga dan pikirannya.

Kini Vano berada di sebuah Coffe shop, ia memilih bangku pojok dekat jendela, karena menurutnya posisi tersebut cukup pas untuk menemani siang hari nya saat ini, sembari menyesap vanilla frappucino dan menikmati sepotong cheesecake miliknya.

Tiba-tiba fokus nya teralihkan yang sedari tadi menatap jalan raya, kini menuju seorang perempuan yang baru saja memasuki Coffe shop ini. Vano merasa bahwa ia pernah melihat cewek itu, dan kini cewek itu berjalan mendekat ke arah mejanya.

"Permisi." Sapa cewek didepan nya itu sambil tersenyum.

Vano pun tersadar jika cewek itu sedang berbicara padanya, dan menautkan alisnya "Iya?"

"Lo masih inget gue ga?" Tanya cewek itu, yang kini membuat Vano berusaha mengenali wajah cewek didepannya ini.

"Gua yang kemarin lu tolongin." Lagi-lagi gadis itu berbicara padanya.

Vano pun mulai mengenali cewek itu, dia cewek yang ia tolong 2 hari yang lalu. Vano pun tersenyum "iya gua inget, lu yang kemaren keabisan bensin dijalan kan?"

-----------------🍄🍄🍄----------------

Zalfa saat ini sedang merebahkan tubuhnya di atas kasur kesayangannya. Rasanya keputusan Zalfa untuk meminta izin kepada mamanya untuk tidak masuk sekolah kali ini sungguh tepat. Ada 2 keberuntungan yang ia alami hari ini. Pertama, Zalfa tidak merasakan perih tambahan pada lututnya, karena harus mengikuti pelajaran olahraga. Kedua, karena keputusan untuk pergi ke Coffe shop meskipun itu membuatnya harus menahan rasa sakit lututnya, ia bisa bertemu lagi dan berkenalan dengan orang baik yang menolongnya 2 hari lalu.

Bayangan cowok itu masih terputar dipikirannya saat ini, ia masih terus mengingat cara cowok itu berbicara dan berbincang dengannya dengan sesekali tertawa kecil. Dan akhirnya ia mengetahui nama cowok itu sekaligus bertukar kontak dengannya.

Ting...

Zalfa pun segera mengambil ponselnya yang berbunyi, menandakan adanya pemberitahuan.

Revano send a message.

Zalfa pun menambah lengkungan dibibirnya setelah melihat notifikasi di ponselnya, "baru aja dipikirin, tau-tau ngirim pesan aja. Kayanya kita jodoh."

DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang