4

20 2 0
                                    

Hari ini akhir pekan. Aku memutuskan untuk jalan-jalan ke desa mural untuk melepas penat.

Saat jalan-jalan ke sini aku ingat ada toko bunga di ujung jalan. Aku memutuskan untuk mengunjungi kembali toko itu,

Cling. Suara pintu toko saat terbuka.

"Selamat datang" seorang pemuda tampan menyapaku dengan senyumannya.

Mengejutkan! pemuda ini adalah pemuda gila yang kemarin di klub. Aku mengingatnya. Tapi sepertinya pemuda ini tak mengingatku mungkin karena dulu ia mabuk.

"Kenapa kau menatapku seperti itu? Aku tahu aku tampan nona" katanya penuh percaya diri.
Aku mengerutkan kening ku, mendengar ucapan cringe nya.
Tapi dia memang tampan, akui ku dalam hati.

"Dimana nenek pemilik toko ini?" tanya ku mengabaikan perkataannya  sebelumnya.

"Nenek sudah meninggal seminggu yang lalu" katanya sedih.

"Benarkah?" aku kaget.
"Bagaimana, bisa? "
"Maksud ku bagaimana nenek meninggal? "

"Nenek memang sudah sakit menahun, jadi kemarin nenek tiba-tiba sakit dan meninggal di rumah sakit"

"Dia, nenek yang baik hati, aku menyesal tidak mengenal nya cukup lama" 

"Sepertinya, aku pernah melihat mu"
Katanya sambil menatapku intens,

"Dimana? Mana mungkin? Muka ku ini pasaran, jdi wajar saja kau menganggap begitu" Jelas ku padanya, aku hanya tidak mau saja dia mengingat hal memalukan itu lagi,

"Tidak-tidak, aku yakin kita pernah bertemu di suatu tempat" Ia masih mengeyel, ia melangkah maju ke depanku, masih menatapku mengobservasi, saat ia melangkah aku mundur selangkah, mengihidarinya, hingga punggung ku menyentuh tembok,  ia memperangkapku.

"Apa kau punya bunga anemon? " Ucapku mengalihkan situasi.

"Anemon? " Dia mundur, lalu mencari kanya,

"Ini dia" Ia lalu membawa bunga anemon, yg dlm pot cantik kepada ku

"Harganya 50rb"

Tanpa fikir panjang, aku segera mengeluarkan uang 50rb dari dalam dompet ku,

"Ini... " Kataku menyodorkan uangnya.

"Beri aku nomor mu saja" Katanya,

What!!!!

Apa apaan pria ini, kenapa dia begitu percaya diri semacam ini.
Aku mengeleng tidak percaya.

"Terima saja uangnya, dan berikan  bunga nya kepada ku, " Jawab ku.

"Kalau begitu, berikan alamat mu, aku akan  mengantarnya" Jawabnya. Masih bersikeras.

"Ya sudah, aku tidak jadi beli" Jengkel ku, kemudian pergi.

Sebelum tangan ku menggapai pintu toko, tangan nya menghentikan ku.

Aku tertegun, melihat aksinya.

Ia lalu memberikan bunga anemon kepada ku.

"Kalau begitu cukup ingat namaku, setiap kali kau lihat bunga ini, namaku K I M S E O K J I N"

"Ingat baik - baik" Katanya sambil tersenyum manis padaku.

Senyum nya, benar-benar membuat ku terlena.
seperti nya dewa Eros telah melepaskan panah nya pada kami.

Notes: tolong dukung saya dengan memberikan vote dan komen,
Partisipasi kalian sangat berarti untuk ku,

Terimakasih karena telah membaca 😍🥰

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Great seducer (BTS version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang