3 Mental Penting Sebagai Penulis!

150 19 6
                                    

Tidak percaya diri jadi Penulis?
Apalagi tinggal di lingkungan yang minat literasinya rendah, bahkan banyak yang buta huruf sehingga kegiatan tulis-menulis dianggap sebagai hal yang "unik". Kemudian profesi Anda sebagai penulis pun dicap atau disamakan dengan posisi pengangguran. Betapa saya menyadari keadaan tersebut apabila hal itu menimpa diri Anda, karena saya pun besar di lingkungan demikian. Mereka tidak tahu pekerjaan jenis apa penulis itu. 


Untuk di kota-kota besar seperti Jakarta, Yogyakarta, Bandung, atau Surabaya pekerjaan penulis sudah bisa dihargai sebagai sebuah profesi. Tetapi, di beberapa daerah di luar Jawa penulis bukanlah tergolong dalam jenis pekerjaan. Menulis adalah hobi, sekedar pengisi waktu luang. Tidak mungkin ditekuni secara profesional. Profesi penulis dianggap tidak menjanjikan untuk menghasilkan uang yang melimpah seperti dokter, pengacara, atau bankir. Penulis cuma sekedar dianggap pekerjaan pemimpi. Pembangun imaji. Pembagi pepesan kosong.


Penulis tidak mempunyai tempat yang cukup bergengsi seperti pekerjaan lain di mata masyarakat awam tanah air. Ya, bisa jadi karena cuma segelintir orang yang dinilai mampu berhasil secara ekonomi melalui profesi menulis. Seperti entrepreneur, penulis adalah pilihan pekerjaan yang berani dan ber-ego tinggi. Tanpa tekad sekeras baja, Anda tidak akan sanggup menghadapi penilaian yang diberikan lingkungan sekitar.


Selain bermodalkan ketekunan untuk terus mengasah kemampuan demi menghasilkan tulisan berkualitas yang mampu dijual, mental sebagai seorang penulis juga harus dipersiapkan ketika ingin menetapkan profesi penulis sebagai pekerjaan tetap.


Mental pertama kali yang harus dimiliki seorang penulis adalah iktikad yang sangat kuat sebagai penulis. Iktikad adalah sebuah keyakinan dan kebulatan tekad. Ketika memiliki tekad sebagai penulis maka tanamlah tekad itu dalam-dalam di diri kita. Nyalakan semangat itu. Jangan pernah dipadamkan. Bangunlah mimpi semegah mungkin sebagai seorang penulis. Jangan takut bermimpi menjadi penulis. Jangan cemas bahwa karya Anda tidak akan dibaca siapapun. Jangan ragu untuk menunjukkan tulisan-tulisan Anda. Yakinlah dengan seyakin-yakinnya bahwa suatu saat akan tiba giliran karya Anda diperbincangkan banyak orang seperti Laskar Pelangi Andrea Hirata atau Ayat-Ayat Cinta  Habiburrahman El Shirazy. Pupuk terus harapan tersebut. Yakinilah bahwa setiap karya akan punya waktunya sendiri. Panjatkan terus doa pada Sang Khaliq untuk usaha Anda.



Mental kedua, mental yang sangat pantang dimiliki seorang calon penulis adalah mudah menyerah. Jangan pernah menyerah pada waktu. Jangan pernah merasa cukup dengan usaha dan tenaga yang sudah Anda keluarkan untuk menghasilkan karya tulisan. Banyak kisah-kisah penulis ternama yang sukses menaklukkan waktu. Emha Ainun Najib adalah contoh salah satunya, berkat kegigihan usahanya akhirnya cerpen ke-500 yang dia kirimkan ke redaksi berhasil diterbitkan di surat kabar ternama. Seandainya saja Cak Nun memilih menyerah pada karya ke-450 maka belum tentu kita akan mengenal karya-karya hebat beliau. Setiap pekerjaan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh pasti akan membuahkan hasil. Jadi, melangkahlah dari kegagalan-kegagalan. Kalau Donatus A. Nugroho mampu menjadikan pekerjaan menulis cerpen dan artikel di media cetak sebagai sumber penghasilan yang membuat beliau mapan secara materi. Kenapa Anda tidak? Toh, orang-orang hebat itu memulai dengan cara yang sama dengan kita. Mereka menulis, menulis, menulis, dan tidak pernah menyerah untuk menjadi penulis.


Menulis adalah pekerjaan yang mulia. Selain kesenangan dunia, melalui menulis Anda pun dapat memperoleh kesuksesan akhirat. Mengapa? Sebab apapun agama Anda, ketika tulisan Anda mampu menginspirasi pembaca maka karya Anda telah memberikan manfaat bagi orang lain. Jadi, mental ketiga adalah bagilah ilmu yang bermanfaat.  Menulis bukanlah pekerjaan egosentris. Menulis adalah usaha seseorang untuk menelaah karya-karya tulis sebelum karya tulisnya lahir. Menulis merupakan usaha penulis untuk merefleksikan bacaan-bacaannya pada pembaca. Melalui tulisannya, penulis berusaha menekankan pemikiran-pemikiran terbaiknya atas pemikiran-pemikiran penulis lain. Penulis berusaha menyampaikan kebenaran. Sekalipun selaku penulis fiksi, tidak terlepas dari hal ini. Penulis cerpen, novel, atau puisi juga harus mampu membagikan ilmu  dan pemikiran yang berfaedah.  Jadilah orang yang memiliki manfaat yang sebesar-besarnya bagi orang lain. Bagilah ilmu dan inspirasi dalam tulisan-tulisan yang Anda buat.


Semoga bermanfaat.


Berbagi Motivasi dalam MenulisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang