Rumah Hannah memang tidak jauh dari kampusnya. Begitu pula dengan rumah Niall. Hanya saja kampus begitu banyak manusia jadi tidak mungkin ia akan mengenali semua orang. Dan soal Niall ... entahlah, padahal rumahnya berdekatan, cukup lucu jika Hannah tidak pernah melihatnya.
Hannah menghidupkan laptopnya dan mencoba menghubungi teman-temannya. Ia berbaring di kasur empuknya. Dan ketika teman-temannya telah mengangkat panggilan darinya ...
"Lo tau gak? Masa tadi ada yang ngajak gue pulang bareng. Gila kali ya dia? Gue aja gak kenal sama dia, tiba-tiba ngajak pulang bareng. Jangankan kenal, pernah liat aja kagak!" Hannah mulai menyerocos kepada teman-temannya menggunakan video call.
"Aneh juga, sih ... tapi siapa tau dia pengen pedekate," tebak Ran.
"Iya bener tuh kata Ran. Siapa tau dia pengen pedekate sama lo. Btw orangnya ganteng gak?" timpal Aileen yang setuju dengan tebakan Ran.
"Nama orangnya siapa?" tanya Shila.
"Orangnya sih ... biasa aja buat gue. Ya ilah, lagian ini masih awal semester. Baru aja kita masuk kuliah, udah mau nyari pacar aja. Belajar dulu ... pacarannya nanti aja kalo udah akhir semester atau tengah semester," cerocos Hannah lagi.
"Iya juga sih ... tapi siapa namanya?" tanya Shila lagi. Ia benar-benar penasaran rupanya.
"Hmm ... kalo gak salah namanya Niall."
"Niall ... kayaknya gue pernah denger nama dia deh," kata Shila.
"Oooh Niall ... dia lumayan tau! Lo gimana sih!" papar Ran sambil mengibaskan tangannya.
"Oh! Gue tau! Niall temennya Harry itu kan?!" seru Aileen semangat.
"Yee, naksir ya lo sama Harry?" cibir Ran. Aileen hanya cengegesan. Menurutnya Harry itu manis, lucu, dan ganteng. Cinta pada pandangan pertama.
"Nanti gue comblangin, sans aja Leen." Shila mengambil snacknya dan memakannya.
"Gimana ya, gue sebenernya kepo juga sih sama Niall, tapi gue gak peduli juga, gimana dong? Gue males berurusan sama cowok."
"Anjaaay ... tidak mau membuka luka lama dia, Guys ....," goda Aileen.
"Beda lagi itu, Han, itu kan dulu lo yang deketin makanya lo ditolak abis-abisan," ucap Ran dan disetujui oleh Shila.
"Yaaa apapun itu, gue lagi gak mau punya crush or anything like that. I want to be free for awhile." Kemudian Hannah memutar lagu dari ponselnya.
"Ah, gak seru lo!" Shila melempar snacknya ke arah kamera laptopnya, ceritanya ia melemparkannya ke Hannah.
"Yee bodo!" balas Hannah. Ia melihat ke langit-langit atap. Ia menghela napas pelan.
"Gue belom siap," gumamnya, berbicara pada diri sendiri.
***
YEY PART 3! HOPE U LIKE IT YA... iya tau ga ada niall nya... Tapi next chapter ada kok!
thank youuuu dont forget to vote and comments!
—sapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alam Semesta × N.H.
FanfictionAda tiga kemungkinan mengapa Niall Horan yang tampan sejagat raya selalu ragu untuk menembak perempuan. Pertama, dia selalu disakiti. Atau kedua, dia homo. Atau ketiga, bisa jadi dia selalu disakiti hingga menjadi homo treeplets © 2018