Sekarang bulan Desember waktunya anak pondok balik. Ternyata Dinda dapat kenalan baru lagi.
Kami sedang berkumpul di dekat rumahku.
"Msa ada orang yang chat ana, ana berusaha untuk tidak membalasnya. Tapi gak bisa." bilangnya pada kami yang langsung mengambil handphonenya di dalam tas lalu membukanya memberi tau kami chatannya.
"Emang dia nanya apa" tanya Eti
"Ya gitulah"
"Dia yang duluan chat atau ente yang duluan chat" tanyaku
"Dia nya"
"Dinda kali yang pertama gak sengaja chat. Padahal Dinda cuma iseng tapi direspon sama dia. Iyaa kan...?" tebak Pia.
"Kok tausi" ucap Dinda yang salah tingkah sampai-sampai ia tidak sadarkan diri kalau tadi dia menginjak sendal Pia.
Pia juga sudah kesakitan.
"Dinda nyadar gak??" tanyaku yang langsung menyodorkan minuman kepada mereka.
"Enggak" jawab Dinda dengan nada slow tanpa merasa bersalah.
"Nengok deh" suru Eti kepada Dinda.
Dinda menoleh kearah Pia.
"Terus aja, Din terus" ucap Pia.
"Oh iyya afwan, yaa" Dinda langsung memindahkan kakinya.
"Iyaaiyaa, lagian serius banget ngomongin dia nya" ucap Via.
"Tau ni Dinda" kata Eti.
"Kamu kan kemaren salah ngirim info jadwal majlis, bukannya kirim ke Eti malah kedia" ucap Pia.
"Ohh iyaa"
"Namanya siapa" tanya Eti.
"Banan"
"Ohh jadi, kenalan baru Dinda si Banan??" tanyaku.
"Banan, kknya Razykan?" tanya Eti dengan nada yang tinggi.
"Iya"
Kami ber oh
////
Beberapa menit kemudian.
Dinda sedang bermain handphonenya, tiba-tiba hentah kenapa dia tersenyum sendiri.
"Fih, Ya...siDinda kenapa tuh kok senyam-senyum sendiri" tanya Eti yang sedang kebingungannya.
"Tanyain aja" jawabku.
"Udah, biarkanlah jangan ada yang ganggu" ucap Pia..
"Anteng lho dari tadi" ucap Eti.
"Liatin aja yok, dari belakang" ajak Via
Kami bertiga langsung menuju belakang Dinda, Dinda tidak tersadar kalau kita ada di
belakangnya.Aku, Pia, dan Eti melihat Dinda sedang mengetik sesuatu. Untuk siapa lagi kalau bukan untuk Banan. Hahah
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepercik Cinta Dalam Persahabatan
AdventureSepercik Cinta Dalam Persahabatan Cerita ini diambil dari kisah nyata kehidupanku. Cerita ini nyata apa yang dialamiku dan sahabat saat bersama, kami nekat, nekat dalam berpetualangan. Sahabat kita berpisah sementara. Perpisahan kita bukanlah akhir...