2

36 8 3
                                    

***
"lo ngelakuinnya lagi? menghirup aroma kesukaan lo sampai lupa waktu? Kali ini lo melakukannya dimana?"

Gadis yang dicecar pertanyaan oleh yori itu tersenyum, merapikan bawah bagian gaun terusannya, lalu meletakan payungnya ke rak payung yang terletak didepan pintu masuk kafe.

Di arah itu dia bisa melihat bagian dalam kafe yang dibatasi oleh sekat-sekat dari kayu dan kaca di segala sisi. Dia merasa ada seseorang yang memperhatikan nya, dan menyadari bahwa satu2 nya orang yang duduk disisi itu hanya seorang pria yang mungkin hanya lebih tua 3 atau 4 tahun darinya. Pria menoleh ke arah lain,jadi dia tidak perlu merasa takut ketahuan jika memperhatikan .

Kesan pertamanya adalah pria itu sangat tampan dalam balutan jas hitamnya, dengan aura dingin yang sangat kentara.

Gadis itu menggelengkan kepalanya,berusaha menjernihkan pikiran lagi. Ini bukan waktunya memperhatikan penampilan seorang pria, kan?

"Cuma di bawah lampu sebrang" jawabnya singkat menjawab pertanyaan yori tadi, langsung menuju dapur , yang dipenuhi aroma kue dan kopi.

"Gue ga ngerti sama hobi lo yang satu itu" cetus yori . Yori tidak habis pikir, sahabatnya itu dlu adalah gadis tomboy dan tidak peduli terhadap penampilan, ia sangat cuek . Tapi semenjak kematian kedua orang tuanya tahun lalu ia berubah 180 derajat.

"Apa lo masih mau nyerocos?" jawabnya sambil menaruh tas

"Gue ga habis fikir" celetuk yori

"Dari pada lo nyerocos kya burung beo, mending lo kasih kopi ini ke meja nomer 21" sambil memberikan nampan yg sudah disediakan kopi diatas nya.

"Kalo bukan sahabat gue tusuk lo"

"Mau dong,,pake apatuh nusuknya?" sembari meledek

"tusukan gigi" sambil membawa nampan keluar dapur

"whuu sedeng" jawabnya mengulurkan lidah

"Dia ada2 saja,selalu membuat lelucon yg membetekan heheh" ucap nya dalam batin

Gadiss ini sangat bersemangat untuk hari ini,yori yg datang kembali duduk disalah satu bangku dan memperhatikan gadis itu dengan membentuk senyum simpul pada bibirnya .

"Kesambet ape lo ngeliatin gue gitu" tanya gadis itu

"Lo lucu si kya marmut mati" cetus yori

"Sialan,tau gitu lo ga usah ngomong,gue fikir lo mau muji gue" tertawa lepas bersamaan.

Yori tetap saja memperhatikan gadis itu,gadis ini dulu memang tomboy sangat cuek dengan penampilan,yori sedikit merasa senang, kagum, tetapi merasa sedikit kasihan terhadap gadis itu.

Menutupi rasa sedihnya akibat kejadian tahun lalu,dia bangga dengan sahabat nya ini selalu tersenyum dalam keadaan apapun.

Beda dengan yori yang selalu celetus ngomong tanpa memikirkan perasaan seseorang, selama mereka bersahabat gadis itu tidak pernah kebetaran dengan omongan yori yang asal jeplak saja.

"Masih lama mba" ucap yori meledek

"Sial,,,lo hehehe"

"Gue buat kopi ga sampe 10 menit udah kelar,nungguin lo buat kopi kya nungguin kiamat ga tau kapan"

"lo tau ini apa?" sambil menunjukan garpu dapur

"Tau,,garpu kan?"

"Fungsinya tau ga buat apa?"

"Buat makan, dia kan temennya sendok" sambil cengengesan yori menjawab

"Ada lagi kampret fungsinya selain itu" jawabnya

"Aduh apatuh" jawabnya meledek

"Buat gue garuk lidah lo biar ga asal ngomong"

"Krik....krik.. Aduhh lucu bangettt" jawab yori makin meledek

"anyinggg nih anak hahahaha" mereka berdua bercanda dengan ketawa lepas

Gadis itu tertawa,yori tetap menatap lekat gadis itu dengan membentuk senyum penuh.

Yori bangga sudah membuat ia tertawa, walau hanya dengan lelucon yang kadang membuat hati sahabatnya itu kesal.

Yori tetap menatap nyaa tanpa melepas tatapannya .

.
.
.
.
Thx guys  udah baca. Sorry kalo banyak typo atau apaa .

Btw ini reapet yg ditambahin aja sma gue . Vote nd komen ya 💗😊

The first coffe  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang