Pagi itu, Nana harus bangun pagi sekali karena hari ini adalah haru pertamanya masuk ke sekolah barunya. Nana berkemas barang barang apa saja yang ada di sekelilingnya ia masukkan ke dalam tas yang ingin ia bawa ke sekolah. Tak lama bel berbunyi.
"Na..... Nanaaa.... Ayooooooo" Suara dari ruang tamu.
Siapa lagi kalau bukan Chika, teman dari kecil Nana. Walaupun mereka baru dekat lagi karena Chika ternyata juga diterima disekolah yang sama. Mereka pun berangkat berdua.
"Yuk berangkatttt!!!" Nana menuruni anak tangga.
"Nana berangkat dulu yaa. Assalamualaikum" Tidak ada yang menyahuti. Mungkin orang tua nya sudah berangkat bekerja. Sudah biasa.
Nana dan Chika pun berangkat menggunakan sepeda motor matic punya Nana. Setelah sampai mereka memarkirkan motornya di tempat parkir dekat sekolahan itu.
"Udah jalan tetep macet aja yak" Protes Chika
"Biasa lah namanya juga hari pertama sekolah pasti banyak lah yang di antar sama orang tua nya jadi macet deh. Emang kita nya aja terlalu mandiri jadi tanpa orang tua deh ke sekolahnya" Nada sedih
"Yaelah mereka lemah Na. Kita mah kan cewe cewe kuat. Jadi ngga usah sirik sama mereka ngga guna" Berusaha menguatkan Nana
Setelah masuk ke gerbang sekolah itu. Nana dan Chika mengukuti arahan yang di kasih oleh para osis untuk berbaris di lapangan.
SSSSSTTTT
Keadaan hening seketika karena kepala sekolah berbica untuk membuka acara ini
"............ Kita melaksanakan MPLS ini selama tiga hari kedepan.................. Mari kita mulai acara pada hari ini ........."Kepsek dengan semangat.
Nana hanya mendengarkan kata kata yang penting saja. Ia paling malas jika harus mendengarkan orang berbicara dengan kata kata yang terlalu berbelit belit dan muter muter. Ia lebih suka dengan yang langsung to the point saja. Nana pun hanya menunduk tanpa memperhatikan siapa yang berbicara.
Salah satu kakak kakak anggota osis pun maju ke depan dan berbicara
"Adik adik perkenalkan nama saya Richard Pratama saya adalah Mitra Tama SMAN........."Nana masih menunduk. Tiba tiba Chika yang berada di samping menyenggol bahunya
"Wah gila sih!! Ganteng parah kuadrat,kubik, sampe ke akar akar" Heboh Chika namun pelan
Nana penasaran dan langsung menaikkan kepalanya
"Ii.....it..itu k...kann" Gugup Nana
Seketika wajah Nana merah merona karena panasnya matahari yang mambakar dan ingin teriak sekencang kencangnya. Ternyata itu adalah kakak yang waktu itu jaga tempat fotocopy.
" Siapa namanya tadi? Ri.... Ric..."
"Richard, Na. Dia mitra tama"
"Hah.. Apa? Mitra tama??"
"Iya mitra tama. Ketua osis sekolah ini. Makanya kalo orang ngomong jangan sibuk sendiri"Chika sedikit kesal.
Nana pun menahan wajahnya dengan tangan ya, seperti layaknya cherrybelle. Ia memandang ke depan dengan penuh bahagia. Namun tetap saja ia tidak mendengarkan orang itu berbicara apa. Dia hanya fokus pada wajah pria itu.
"Gila sih!!! Udah ganteng nya sampe luber, cool, berwibawa, ketua osis lagi pasti pinter tuh. Suami idamannnn" Dalam hati Nana mengagumi
".............. Adik adik jika namanya dipanggil maju ya pembagian kelas. Ikuti kakak pembimbingnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Avneina
JugendliteraturCerita ini pas banget deh buat anak remaja yang sedang baper bapernya jangan lupa like dan comment ya. Insya Allah kami update setiap hari jumat