Awal tahun ajaran baru Semester ganjil, di SMA Bina Bakti Bandung, Jawa Barat.Pemuda dengan surai hitam yang ditutupi oleh kupluk berwarna senada itu berjalan pelan sambil memperhatikan sekitar halaman sekolah yang mulai ramai. Ini adalah hari pertama dimana sekolah kembali dimulai setelah libur kenaikan kelas.
Masih berjalan dengan santai, pemuda tersebut melajukan langkah kakinya menuju kerumunan siswa-siswi didepan papan pengumuman. Tentu saja untuk mengetahui dikelas mana dia ditempatkan.
Sedikit berhimpitan dengan yang lain, pemuda itu merangsak kedepan papan pengumuman mencari namanya.
XI IPA 1 ㅡ Jericho Kamudani.
Pemuda bernama lengkap Jericho Kamudani itu tersenyum masam. Lagi-lagi dirinya ditempatkan dikelas unggulan. Namun dia menyipitkan matanya, membaca seluruh nama yang masuk kelas XI IPA 1.
Ahmad Junaid.
Geovann Amir Malik.
Pemuda yang kerap dipanggil Jeka itu terus membaca daftar sampai akhir.
Yogi Bagaskara.
Senyumnya berubah manis, tak masam seperti tadi.
"JEKAA!!" pemuda itu menoleh kearah suara mendapati tiga orang yang tadi memanggilnya berbarengan menghampiri.
"Bos kita sekelas." ucap pemuda tinggi dengan kulit hitam manis yang bernama Amir. Melakukan tos dengan Jeka. Diikuti teman-teman dibelakangnya. Yogi dan Junaid.
"The Jajy lengkap juga akhirnya." senyum Jeka merekah. "Yoksi bos." sahut pemuda bernama Yogi yang kini merangkul Jeka.
Empat sekawan itu menamai geng mereka dengan sebutan The Jajy. Kepanjangannya adalah Jeka, Aming, June, Yogi. Mereka berteman sejak SD. Walaupun saat SMP mereka tidak satu sekolah, akhirnya dipertemukan lagi di SMA yang sama. Dan sekarang bahkan satu kelas.
Mereka melangkah pergi meninggalkan papan pengumuman dan berjalan menuju kelas baru mereka.
Begitu mereka berempat memasuki kelas, sebuah suara teriakan tiba-tiba mengintrupsi. "JUNEEEEEEE!!!" ucap salah seorang gadis cantik dengan rambut panjang yang diurai, dengan sedikit meloncat loncat kegirangan menghampiri empat pemuda itu. "Aaaa ayang kita sekelas." seru gadis itu senang sembari meraih lengan Junaid dan menggoyang-goyangkannya. "Lah sama Jeka juga." ujar gadis itu lagi, yang hanya dibalas senyuman oleh Jeka.
Junaid tersenyum, "Ini masih hari pertama oci, ayo kalem dulu." ucap pemuda itu.
"Iya iya. Aku kalem." Gadis bernama lengkap Rosiana Putri itu memberengut, kemudian menarik lengan Junaid, menyuruhnya duduk dibelakang bangku gadis itu. "Kamu duduk disini aja ya." Dan Junaid hanya menurut.
Kelas belum terlalu ramai, hanya ada beberapa orang yang sudah mengisi bangku belakang kelas. Sementara Rosi memilih duduk paling depan dibarisan tengah berhadapan langsung dengan meja guru, dengan June yang duduk dibelakangnya.
"Bucin mah nurut pisan ya." celetuk Yogi yang berjalan melewati June, memilih duduk dibelakang pemuda itu.
Junaid mendengus kemudian membalas, "Jomblo ngenes kayak lo tau apa." yang langsung disambut gelak tawa dari Amir dan Jeka.
Jeka memilih deretan bangku paling depan, bersebelahan dengan Rosiana. Sedangkan Amir memilih bangku yang sejajar dengan Yogi. Menyisakan bangku kosong ditengah-tengah antara Jeka dan Amir.
Rosi merapikan tatanan rambutnya yang digerai. Lalu menoleh ke belakang, "Ayang, kalo aku diponi gimana?" tanya gadis itu sambil memegangi kaca kecil berbentuk love dengan gambar-gambar manusia salju di serial kartun Frozen dipinggiran kacanya.
"Jangan ah, bagusan gini." kata June sambil mengusak puncak kepala gadisnya.
Amir dan Yogi yang memandangi itu kemudian bergidik muak. Sementara Jeka tak terlalu mempedulikan, malah kini tengah asyik merunduk memandangi ponselnya. Bermain game.
Amir tak sengaja memandang ke arah pintu, kemudian matanya terpesona begitu saja melihat seorang gadis berjalan memasuki kelas dengan anggun.
Yogi yang menyadari pandangan Amir ikut menoleh lalu terperangah begitu saja.
"Lho Jeni.. Kita sekelas?"
Jenifer Andrea ㅡ nama lengkap gadis itu ㅡ menoleh ke arah sumber suara. "Aaaa Ociiii kita sekelasss.." pekik riang gadis itu menghampiri Rosi. Kemudian berpelukan girang dengan gadis itu.
"Eh, sini masih kosong ya?" tanya gadis itu menunjuk bangku kosong diantara Jeka dan Amir. Tanpa menunggu ada yang menjawab, gadis itu langsung saja menaruh tasnya dan duduk disana.
"Yogi." ujar pemuda itu mengulurkan lengan ke arah Jeni. Sedangkan gadis itu hanya mengeryit, kemudian tak lama menjabat tangan Yogi sekilas. "Jeni." ucapnya pelan.
Tangan nya halus banget woii. Batin Yogi menggebu.
Amir mendelik sebal, kalah start. Namun cowok itu kemudian mengulurkan tangannya pada Jeni. "Nama gue Geovann."
Jeni menoleh lalu menjabat tangan itu. "Jeni." ujar gadis itu yang kemudian berlarian kecil dengan heboh menyambut dua cewek yang baru saja memasuki kelas.
"Jessii.. Lisaaa.. Yeeesss sekelas lagiii." heboh gadis itu, berpelukan layaknya teletubies.
"Yah bangku depan penuh." keluh gadis tinggi dengan poni rata, kemudian menipiskan bibir.
"Itu di belakang Yogi aja sama Geovann," tunjuk Jeni memilihkan.
"Hah? Geovann?" tanya gadis bernama Jessica. Yang di balas anggukan kecil oleh Jeni, menunjuk sosok Amir yang kini sedang menonton Jeka bermain game.
"Anjeerr si Aming." kata Jessi keras, membuat cowok itu menoleh. "Lah si Jessi anjir bosen gue." umpat pemuda itu. Jessi melangkah riang ke arah Amir lalu menepuk pundak cowok itu. "Gue duduk dibelakang lo ya?"
Aming hanya melengos, "gih dah, biar gampang gue nyonteknya." Jessi sukses mendelik dan menjambak rambut Amir, membuat pemuda itu mengaduh minta ampun. Yogi dan June dari tempatnya hanya menertawakan kedua makhluk tadi.
Sementara Lisa berbisik kepada Jeni sebelum gadis itu melangkah dan duduk di belakang Yogi.
"Itu Jeka kan? Raja mos angkatan kita?" yang dibalas anggukan oleh Jeni. "Napa? Lo naksir?" sarkas Jeni dan Lisa hanya tersenyum cengengesan.
Tak lama kemudian seorang guru bertubuh tegap dengan paras yang tampan memasuki kelas, membuat para murid diam dan memandang kedepan.
"Selamat pagi anak anak, saya Mr. Jay. Guru olahraga sekaligus wali kelas kalian selama setahun kedepan."
Murid dikelas hanya mengangguk tanpa bersuara. Kemudian selanjutnya Mr. Jay mengabsen satu-satu muridnya, dilanjutkan dengan pembagian struktur kelas. Dan terpilih lah June sebagai ketua kelas dan murid bernama Bobby sebagai wakilnya. Sementara Jessi menjadi sekretaris dan Lisa menjadi bendahara kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Re-publish] Friendship Journey
Teen Fiction"Makanya gue gak mau kenal cinta cintaan." ㅡ Jeka. "Ujungnya lo cinta-cintaan juga, gausah munafik." ㅡ Yogi. "Kita udah temenan dari orok. Masa gara-gara cewek aja musuhan?" ㅡ June. "Bukan salah gue." ㅡ Aming. "Apalagi gue." ㅡ Yogi. Ini kisah tentan...