"Jun.."Junaid yang sedang menyalin jadwal pelajaran terusik dengan suara Amir yang memanggilnya namun tak menyahut sama sekali.
Kelas saat ini sedang sepi karena jam istirahat. Hanya tersisa beberapa orang saja yang masih duduk dikelas dengan kegiatan masing masing.
Jeka dan Yogi sudah melesat ke kantin sekolah terlebih dahulu, meninggalkan June yang hari ini katanya sedang berpuasa, dan Amir yang masih ingin berlama-lama dikelas katanya biar betah dengan kelas baru, padahal aslinya dia mager.
"Jun." panggil Amir lagi kini lebih tak sabar. "JUNAID ANYEENGG"
June dengan refleks menoleh, mendelikan mata sebal mendengar teriakan Amir. "Apa sih lo? Gue lagi nyalin ini ah."
Amir tersenyum memamerkan gigi putihnya. "Lo kan ketua kelas, gimana kalo kita buat grup chat kelas?"
June melengos. Kembali pada buku dihadapannya, "Gunanya apa?" tanya pemuda itu sambil menulis kembali.
Lisa yang tak sengaja mendengar itu kemudian berkata, "Iya Jun, bikin grup chat aja. Biar kalo ada apa apa gampang gitu."
"Yaudah, iya." ujar June lalu menoleh ke arah Jessica. "Jes, catet nomor anak kelas ya. Buat grup chat" dan Jessi hanya mengangguk lalu dengan segera mengeluarkan buku tulis dan pulpennya. Meminta siswa yang masih dikelas untuk menuliskan nomornya disitu.
Yes, gue bisa dapet nomor Jeni tanpa spik. Amir bersorak dalam hati.
Begitupun Lisa. Yang diam diam tersenyum. Kan kalo ada grup kelas dia juga tidak perlu repot-repot nyari tau nomor Jeka.
...
Jeka memandang ke arah lapangan upacara. Dia sedang duduk di tepian koridor sekolah menunggu Yogi yang katanya ingin membeli minuman.
Pemuda itu tak sengaja mendapati Rosi tengah menemui calon adik kelasnya yang hari ini baru mengikuti MOPD pertama atau yang biasa disebut MOS.
Jeka menyipitkan mata menatap ke arah gadis yang sedang berbicara dengan Rosi. Gadis itu mengenakan topi berwarna hijau yang terbuat dari karton.
Tanpa sadar cowok itu ikut tersenyum melihat gadis yang diperhatikannya sedari tadi itu memamerkan senyum manisnya.
"WOIII!!" teriak Yogi mengagetkan Jeka dari belakang, "DIEM DIEM BAE!!"
Jeka mengumpat kasar. Hampir saja dia jatuh terjungkal ke got kecil dikoridor itu. "Bangsat!! Kaget anjeng!"
Yogi tertawa keras, membuat Jeka mendelik sebal ke arahnya.
"Ngeliatin siapa lo hah?" tanya Yogi setelah tawanya mereda.
Jeka menipiskan bibir. Lalu merangkul Yogi pergi dari koridor menuju kelas. Tak mengindahkan pertanyaan Yogi.
"Apaan nih rame-rame?" tanya Jeka mendekat kearah kerumunan teman-teman kelasnya di tempat duduk Jessi. "Bagi-bagi sembako?"Yogi dan Jeka nimbrung begitu saja kedama kerumunan itu. "Ngapain nyatet nomor?" tanya Yogi.
"Tuh si Aming minta bikin grup chat kelas." jawab June malas masih duduk dengan kalem di bangkunya. Yogi hanya mengangguk-anggukan kepala dengan bibir yang membentuk huruf O besar.
"Paling si Aming mau modusin cewek dikelas ini. Dasar buaya." sarkas Rosi. Gadis itu kembali duduk dibangkunya setelah menuliskan nomor hape nya di buku Jessi. Lalu menghadap June, mengusap-usap rambut pemuda itu. "Ayang lagi saum ya?" tanya gadis itu manja. June mengangguk kalem.
"Lagi puasa pacaran batal woii." teriak Amir membalas Rosi. Membuat gadis itu mendelik dan bersiap menjambak rambut Amir, namun ditahan oleh Jeka.
"Ros, cewek yang sama lo tadi di koridor kelas sepuluh siapa dah?" tanya Jeka sedikit memelankan suaranya. Rosi mengerjap pelan mengingat banyak sekali adik kelas yang dia temui, "Yang mana?" Rosi bertanya balik membuat Jeka mendesah pelan.
"Yang pake topi ijo."
"Oohhh itu adik gue." jawab Rosi. "Kenapa?"
Jeka menggelengkan kepala. Menipiskan bibirnya. "Pantesan mirip lo anjir."
"Cantik kan kayak kakaknya." kata Rosi dengan pedenya, kemudian berlari mengejar Amir lagi. Dan berakhir rusuh karena Amir terus menghindari Rosi.
Adik Rosi cantik amat anjir. Senyumnya bikin hati gue goyah.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
[Re-publish] Friendship Journey
Teen Fiction"Makanya gue gak mau kenal cinta cintaan." ㅡ Jeka. "Ujungnya lo cinta-cintaan juga, gausah munafik." ㅡ Yogi. "Kita udah temenan dari orok. Masa gara-gara cewek aja musuhan?" ㅡ June. "Bukan salah gue." ㅡ Aming. "Apalagi gue." ㅡ Yogi. Ini kisah tentan...