Hari ini adalah hari pertama Shalsa di sekolah barunya. Mamanya memindahkan Shalsa ke SMA Tunas Bangsa yang berjarak cukup jauh dari sekolah lamanya.
Shalsa keluar dari kamarnya dan berjalan menuruni tangga. Dengan rambut yang di kucir kuda dan menyandang sebelah tali tasnya.
Rita dan Adam sudah berada di meja makan.
"Pagi ma." Sapa Shalsa sambil menarik kursi dan duduk di samping Adam.
"Pagi sayang."
"Mama aja ni yang disapa, kakak lu yang ganteng pake kuadrat ni gimana?"
"Ih ogah ke-PD'an banget lu jadi orang!" Jawab Shalsa ketus.
"Gitu bener lu jadi adek."
"Biarin!"
"Jangan gitu dong! Nanti cantik adek gua satu-satunya ini hilang lagi." Rayu Adam yang membuat Shalsa geli dan menatap sinis Adam.
Melihat expresi adiknya seperti itu Adam terkekeh kecil dan mengusap lembut puncak kepala Shalsa.
Rita hanya tersenyum melihat tingkah dua anaknya itu.
Adam memang suka sekali merayu Shalsa. Yang membuat Shalsa sangat kesal dan terkadang Shalsa juga senang. Karna cuma ada dua laki-laki yang bisa membuat Shalsa bahagia, yaitu papanya dan kakaknya Adam. Shalsa tidak pernah ingin berniat dekat dengan laki-laki lain. Walaupun gayanya yang tomboi tapi banyak laki-laki yang mendekatinya. Karena dia itu cantik tapi hanya saja dia tidak pernah merespon siapa pun yang mendekatinya.
.
.
.
."Ayo berangkat nanti kesiangan lagi, lu berangkat sama gua ya!" Ajak Adam dan meneguk habis susu cokelatnya.
"Kok sama lu sih? kan gua bawa motor sendiri."
"Hari ini kamu berangkat sama kak Adam dulu ya!"
"Kok gitu sih ma, tapi.."
Belum selesai Shalsa berbicara, Adam lansung menariknya.
"Ayok jangan ngebantah! Pergi dulu ya ma. Assalamualaikum." Pamit Adam dan mencium tangan mamanya. Begitu pun diikuti oleh Shalsa.
"Waalaikumusalam, hati-hati ya sayang!"
.................
Di perjalanan Shalsa hanya diam tanpa berbicara sedikitpun. Dia masih kesal karena tidak diperbolehkan membawa motor. Ya karena dari dulu dia lebih suka naik motor dibandingkan naik mobil.
"Woi, diam-diam bae." Teriak Adam mengagetkan Shalsa.
"Apaan sih lu." Ucap Shalsa dan menatap sinis Adam. Shalsa menghidupkan musik dan memutar lagu BTS-Mic Drop dengan volume yang cukup keras. Yang membuat Adam menyeringit.
"Lu tambah cantik kalo lagi ngambek dek." Rayu Adam yang membuat Shalsa mengerutkan keningnya.
"Sama adek sendiri masih aja gombal lu, issshh!"
"Hhhh. udah jangan ngambek lagi! Palingan besok lu udah dibolehin bawa motor sama mama. "
"Hmm." Jawab Shalsa singkat.
.
.
.
."Nah udah sampai ni. Turun gih!"
"Nanti lu jemput gua kan?" Tanya Shalsa sambil melepaskan sabuk pengamannya.
"Iya nanti gua jemput." Jawab adam.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Classmate
RomanceSemua tumbuh dengan sendiri nya karena terbiasa. Rasanya ada yang kurang sehari saja tak saling menatap masing-masing mata yang begitu dingin. Dan pada akhirnya tatapan itu berubah menjadi tatapan yang saling dirindukan.