Is it possible?

903 127 48
                                    

Apa setelah hari itu Jihoon menghilang lagi?

Tidak.

Seungcheol tidak akan pernah membiarkan itu terjadi lagi.


Sekarang dia punya waktu kunjungan khusus ke panti asuhan. Yaitu setiap hari. Mudah bagi Seungcheol untuk melakukan itu, semenjak dia tidak punya pekerjaan yang berarti. Dan tidak ada siapapun yang mengaturnya lagi.

Tidak ada makan malam yang diatur, pertemuan bersama kolega, kencan yang ditentukan.

Seungcheol bisa kemana saja, dan menemui siapapun, jatuh cinta kepada siapapun.

Termasuk Jihoon.

Semakin Seungcheol menemuinya, semuanya semakin jelas. Lagipula tidak ada alasan untuk tidak menyukai pemuda itu.

Dia manis. Baik. Pandai melakukan segala hal. Dan dia datang pada saat yang tepat di hidup Seungcheol.

Dan setiap Seungcheol melihatnya satu-satunya yang ingin dia lakukan adalah melindungi Jihoon dari dunia. Dia belum pernah merasakan itu sebelum nya, bahkan pada Doyoon, atau mantan-mantannya yang lain. Karena Jihoon berbeda dari mereka semua.

*****

Seungcheol berkunjung pagi-pagi sekali, setelah menyelesaikan rutinitas paginya berkeliling komplek, mandi dan mengganti bajunya dengan yang lebih harum.

Dia selalu punya waktu luang di hari Minggu.

Jadi saat Seungcheol sampai disana, bibi pemilik panti sedang membersihkan halaman depan bersama beberapa orang dewasa.

Mereka berhenti saat melihat Seungcheol, melambai padanya dengan hangat dan tersenyum.

Hampir saja Seungcheol ingin membuka pintu untuk masuk, pintu itu sudah dibuka dari dalam oleh seseorang yang menjadi tujuannya kemari.

Mata Jihoon membulat, dia berjengkit kaget, mengelus dadanya sendiri.

"Hai!"

"Kenapa pagi sekali?" Jihoon bertanya. Suaranya sengau tapi enak didengar.

"Kenapa? Mengganggumu?"

Jihoon menggeleng, dia mengurungkan niatnya untuk keluar, malahan dia masuk lagi ke dalam. Seungcheol mengikuti nya.

"Lampu di kamar rusak, bisa bantu?"

Seungcheol mengangguk cepat, tersenyum menyakinkan.

"Merepotkan mu ya?"


"Tidak!" Tungkas Seungcheol.

Malahan dia senang bisa berguna. Bukan berarti selama ini dia tidak berguna. Seungcheol selalu membantu Jihoon sesuai jadwal kegiatannya. menggosok baju di hari Senin, mencuci baju di hari Selasa, menyiram tanaman di hari Rabu, memasak makan siang di hari kamis, membersihkan toilet di hari Jumat, memangkas tanaman di hari Sabtu, memetik mawar di hari Minggu sampai membuat kimchi.

Memasang lampu benar-benar bukan masalah besar.

Jihoon membuka salah satu pintu kamar disana. Beberapa anak memenuhi kamar itu, mereka duduk-duduk di atas kasur dan langsung melompat saat melihat siapa yang datang.

"Hyung!"

"Oppa!"

Mereka membanjiri Seungcheol dengan pelukan. Menggerembol di kaki Seungcheol. Jian bahkan tidak mau melepaskan kakinya, jadi Seungcheol berjalan, menyeret kakinya dengan susah payah sedangkan di bawah Jian cekikikan, menatapnya dengan senyum jahil.

Hear me out (Jicheol)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang