First Love - 7

945 137 13
                                    

Tuan Choi pulang ke rumah dan tidak melihat istrinya. 

"Nyonya dimana Ahjumma Kang?" tanya tuan Choi

"Nyonya masih belum pulang tuan"

"Baiklah" tuan Choi memutuskan masuk ke ruang kerjanya, ia kangen suasana saat istrinya menunggunya pulang kerja. Tapi semua itu tidak akan terulang lagi.

"Nyonya" sapa Ahjumma Kang saat melihat Nyonya Choi pulang "Tuan baru saja pulang dan ia mencari Nyonya"

"Tolong antarkan obatnya ahjumma. Aku ingin mandi dulu" Ahjumma Kang binggung melihat nyonya choi. Biasanya ia akan turun tangan merawat suaminya tapi setelah tuan Choi kembali dari rumah sakit, nyonya choi tidak pernah melakukan hal itu lagi. ia yang selalu menyiapkan makanan dan obat untuk tuan choi.

"Ne"

***

Tuan Choi masuk ke kamar dan Nyonya Choi sedang asyik dengan ponselnya.

"Apakah ponsel itu begitu menarik sehingga kamu melupakan aku?" tanya tuan choi, ia duduk di pinggir tempat tidur. "Akhir-akhir ini aku jarang melihatmu, bahkan kamu tidak membuatkan aku sarapan lagi. kamu menghindariku?"

Nyonya Choi meletakan ponselnya

"Aniy, aku hanya sibuk"

"Sibuk apa? Setahuku kamu tidak memiliki kegiatan apapun selain menemaniku"

Nyonya Choi diam, ia tersinggung. Tapi apa yang dikatakan suaminya benar, dia selalu mengikuti kemana pun suaminya pergi seolah tidak ada hal lain yang perlu ia perhatikan lagi. termasuk kedua anaknya yang tidak pernah ia perhatikan karena terlalu fokus menjaga suaminya.

"Aku bosan" ujarnya

"Kamu tidak mencintaiku lagi?" tanya tuan choi dan nyonya choi terkejut dengan pertanyaan itu.

Lalu ia menggeleng

"Bukan lagi tapi aku tidak pernah memiliki rasa itu" ujar nyonya choi

"Benarkah? Lalu kenapa kamu selalu menemaniku kemana pun aku pergi jika kamu tidak mencintaiku?"

"Bukankah itu kewajibanku? Dan kamu juga mengijinkannya" ujar nyonya choi "Kita menikah karena dijodohkan, bagaimana mungkin kita memiliki perasaan itu"

Jika hari itu tuan choi tidak mendengar apa yang nyonya choi katakan maka ia akan percaya jika tidak ada cinta.

"Apakah kamu tidak bahagia?" tanya tuan choi

"Aku tidak bahagia karena anak-anakku menderita diluar sana" ujar nyonya choi "Sedangkan aku disini tidak bisa membantu apapun" air matanya menetes jika memikirkan putranya, Choi Siwon tidak pernah akrab dengannya. Antara mereka selalu ada perasaan canggung. "Aku rasa kita cukup sampai disini saja"

"Apa yang kamu katakan?"

"Kita bercerai saja dan kamu bisa kembali ke wanita yang kamu cintai. Tapi berjanjilah padaku untuk merestui apapun pilihan anak-anak kita. Jangan mempersulit mereka lagi" nyonya choi menatap suaminya dan air matanya menetes. Amarah tuan Choi sudah berada di puncak kepala tapi melihat wajah istrinya penuh dengan air mata, ia kembali luluh.

"jangan menangis lagi," ia meraih istrinya ke dalam pelukannya dan menghapus air matanya. Menatap wajah istrinya cukup lama "Aku tidak ingin kita berpisah, aku akan memenuhi semua keinginan mereka asalkan kamu jangan meninggalkan aku. Aku tidak sanggup jika nanti kita berpisah. Kalau pun harus berpisah itu adalah perpisahan karena maut bukan karena perceraian. Dan tentu saja aku yang pergi duluan daripada kamu" tuan Choi mengecup puncak kepala istrinya.

"Jangan memaksakan diri lagi. aku tau selama 26 tahun ini kamu sudah terlalu memaksakan diri"

"Aku ingin bersamamu selamanya" bisik tuan choi "Aku akan memenuhi semua keinginanmu dan aku harap kamu juga jangan tinggalkan aku"

***

Siwon sengaja pulang lebih awal karena hari ini adalah ulang tahun Yoona. Ia menyiapkan makanan dan cake special untuk istrinya. Setelah selesai menata meja makan, Siwon masuk ke kamar untuk mencari kado yang sudah ia siapkan sebulan yang lalu. Sebuah kalung berliontin hati yang saling terkait.

Ia menaruh di laci meja rias yoona. Untuk menyembunyikannya, ia taruh agak dalam. Saat mengambilnya, ia melihat sebuah obat. Ia memegangnya dan ia begitu marah saat mengetahui obat itu adalah obat KB. Kepalanya penuh emosi. Ia mengembalikan obat itu dan keluar.

ia duduk cukup lama di taman dekat cafe tempat Yoona bekerja, ia mencoba mengendalikan emosinya sebelum menjemput istrinya itu. Ia mencoba mencari alasan mengapa Yoona meminum obat sejenis ini.

"Siwon a, Yoona mungkin belum siap menjadi seorang eomma. Ne, setelah ia siap, ia pasti akan melahirkan anak untukmu" gumamnya, lalu ia menyimpan obat itu ke dalam sakunya. Ia berjalan menuju ke cafe tempat Yoona bekerja.

Di café,,

Siwon sudah mengabaikan tentang obat itu, tapi sampai di depan café, ia kembali tidak mampu menahan emosinya karena ia melihat pria yang hari itu memegang tangan Yoona sedang bersama istrinya. Memeluk istrinya. Ia masuk ke dalam café dan tanpa mengatakan apapun langsung meninju wajah pria itu. Yoona terkejut. Karena keributan itu, Yoona dipecat.

"Ini sudah kedua kalinya kamu melakukan keributan di café. Mulai hari ini kamu bukan lagi karyawan kami" ujar manager café itu

"aku mohon pak, aku masih butuh pekerjaan" ujar Yoona dan Siwon menariknya "Aku akan meminta suamiku meminta maaf"

Managernya menatap Siwon yang tampak angkuh

"Oppa, aku mohon minta maaflah, kamu yang salah disini" ujar Yoona

"Setelah melihat istriku menjual diri disini, kenapa aku harus minta maaf" teriak Siwon "Aku tidak akan pernah minta maaf" ia menarik tangan Yoona keluar dari café tanpa peduli tangan Yoona sakit.

"Oppa!!" Yoona menghempaskan tangan Siwon saat mereka berada di tengah jalan. tangannya cukup merah karena cengkraman Siwon sejak tadi. Ia menangis, ia kecewa suaminya tidak mempercayainya. Apa yang terjadi tadi tidak seperti yang suaminya pikirkan. Tapi Siwon mengabaikannya, Siwon berjalan meninggalkannya tanpa menoleh ke belakang.



TBC

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang