Chapter 6

4.6K 463 62
                                    

Di sinilah dirinya sekarang, di kamar baru yang ia tempati semenjak menjabat sebagai asisten Naruto. Setelah tiba di kediaman sang majikan tiga puluh menit yang lalu dan membereskan semua barang belanjaannya, akhirnya Hinata bisa sedikit bersantai.

Badan Hinata terasa remuk, persendian di seluruh tubuhnya bergetar. Ia memutuskan untuk berbaring dan mengistirahatkan badannya. Membawa seluruh belanjaan seorang diri membuat tubuhnya tidak memiliki tenaga lagi. Naruto tentu tidak akan membantunya. Lelaki itu bahkan mengucapkannya dengan sangat jelas.

"Aku menggajimu bukan untuk bemalas-malasan. Aku sudah membayarmu mahal! Bekerjalah dengan giat!"

Mengingat mulut jahat itu Hinata ingin menyumpalnya dengan kaus kaki bau. Dengan kotoran anjing sekalian jika itu perlu.

"Haaahh ...."

Dengan gontai Hinata berjalan kearah ranjang. Di matanya ranjang itu seperti berbicara mesra, menyuruhnya segera berbaring dan mengistirahatkan diri. Sungguh, godaan yang tidak bisa ia tolak.

"Cebol! Buatkan aku ramen!"

Baru saja Hinata melangkahkan kaki mendekat ranjang, lagi-lagi suara sang majikan kembali menusuk indra pendengarannya. Demi Tuhan ... Hinata lelah! Dirinya baru saja mengangkat enam besar kantung berisi barang belanjaan itu sen-di-ri-an.

Tidak bisakah Naruto mengerti dan peduli? Atau setidaknya, tidak bisakah Tuhan mematikan si kuning sialan itu mengabaikannya sebentar? Selamanya, jika bisa Hinata pun rela. Hinta terlalu lelah. Siapapun tolong bunuh diaaaa, batinnya mengambil alih.

"Cepatlah! Aku lapar! Kau lambat sekali! Dan ingat, jangan memasukan sesuatu yang  aneh di sana!" Lanjut Naruto kemudian meninggalkan Hinata tanpa mendengar respons yang gadis itu berikan.

Suara blam! Tanda pintu tertutup menyadarkan Hinata. Kedua tangan gadis itu mengepal. Dengan penuh emosi ia berbalik dan memandang ke arah pintu. Telunjuknya mengacung lurus ke depan, seolah Naruto berada di sana.

"Aku bersumpah akan meracunimu!"

Nahas, pintu terbuka dan Naruto kembali ....

"Kau mengatakan sesuatu?"

Hinata menurunkan telunjuknya pelan-pelan. Dengan pose super imut, gadis itu menjawab .... "A-aku hanya mengatakan ramen pesanan Anda akan segera siap!"

"...?" Naruto menaikkan sebelah alisnya.

Hinata meneguk ludahnya berat.

"... oke,"

Syukurlah Naruto hanya memberi respons seadanya dan kembali menutup pintu.

"Selamaaatt ...."

Hinata merasa lega karena Naruto tidak mengetahui aksinya. Tak bisa Hinata bayangkan apa yang bakal Naruto lakukan jika pria itu mendengar umpatannya. Tiba-tiba Hinata merasa ngeri.

"Sebaiknya aku menundanya beberapa waktu lagi."

.

.

.

Mr. Sneeze

Naruto © Masashi Kishimoto

Kolaborasi dari 13 author yang mencintai pair NaruHina

Chapter 6 oleh alia5526

.

.

.

Mr. Sneeze ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang