[ROM] Lee Joo Heon

45 4 0
                                    


Lee Joo-heon sedang bercerita panjang lebar tentang beberapa rencananya untuk mengikuti kegiatan internship dari kampusnya kepada perempuan di sampingnya ketika tiba-tiba lampu padam dan membuatnya berteriak karena terkejut setengah mati.

"Joo-heon, ini hanya mati listrik." Ujar perempuan itu sambil terkekeh geli karena Joo-heon menghambur memeluknya.

"Yeon-ji, apa kau telat membayar sewa?" Keluh Joo-heon masih belum melepaskan pelukannya terhadap perempuan berambut sebahu itu.

"Tentu saja tidak! Makanya lepaskan aku. Aku akan menengok ke luar dan mencari alat bantu penerangan." Sergahnya sambil mencoba melepaskan tangan Joo-heon yang melingkari tubuhnya. Kegelapan yang menyelimuti mereka berdua menjadi tidak horor sama sekali karena Joo-heon.

"Tapi aku takut," cicit Joo-heon, masih enggan melepaskan pelukannya. "Aku ikut."

Han Yeon-ji mengeram kesal, sekaligus merasa gemas. Dia tidak bisa melakukan apa-apa sebelum melepaskan paksa prianya tersebut. Dengan sekali hentakan, Yeon-ji mendorong dada Joo-heon dan segera berdiri dari tempatnya. Mundur beberapa langkah karena dia bisa merasakan tangan Joo-heon yang berusaha menggapainya.

"Joo-heon aku hanya mencari lilin," ucap Yeon-ji agak keras. "Duduk di tempatmu, jangan bergerak atau aku benar-benar akan pergi."

Yeon-ji berlalu kemudian meraih ponsel yang ia taruh di meja –ia sudah hafal letak perkakas di rumahnya sendiri. Segera menyalakan senter dari ponselnya dan mengarahkannya ke arah Joo-heon. Dan seketika itu juga Yeon-ji tertawa karena melihat raut wajah Joo-heon yang ketakutan.

"Jangan tertawa~"

Sambil masih tertawa, Yeon-ji berjalan ke arah konter dapur untuk mencari lilin. "Jadi, kau berencana pergi ke perusahaan paman Kim dan mengirimkan proposal magangmu kesana?"

"Um, itu rencana besarku. Lagipula aku bisa membantu pekerjaan paman Kim dan tidak perlu pergi ke luar Seoul."

"Begitu, 'kah? Apa teman-temanmu kebanyakan pergi ke luar Seoul?"

"Tidak, tidak semua. Hanya saja kebanyakan departemen di Seoul yang menerima mahasiswa magang untuk menilai mutu perusahaan mereka tidak banyak." Joo-heon adalah mahasiswa semester 6 jurusan penjaminan mutu di salah satu universitas negeri di Seoul. "Jadi, aku tidak perlu jauh-jauh darimu." Sambungnya kemudian terkekeh senang. Lalu tiba-tiba Yeon-ji sudah duduk di sebelahnya sambil membawa sebuah lilin yang ia letakkan di sebuah wadah. Gadis itu meletakkan alat bantu penerangan mereka tersebut ke depan mereka, agar selain memberikan penerangan mereka juga merasa hangat.

"Jadi, kau sudah senang?"

Joo-heon menggeleng, lalu meraih tubuh mungil Han Yeon-ji ke dalam pelukannya. "Belum sepenuhnya. Tapi aku sudah bisa bernafas lega." Joo-heon tersenyum lembut hingga menampakan kedua lesung pipi yang sangat disukai gadisnya tersebut. "Tapi, omong-omong, Yeon-ji-ya."

"Um?"

"Kalau listrik tidak kunjung menyala, apa aku boleh tidur disini?"

"Tentu saja boleh. Tapi disini ya, di ruang tamu. Aku tidur di kamar." Mendengar itu Joo-heon tertawa miris, lalu merubah raut wajahnya menjadi kesal.

"Oke, sebaiknya tidak usah kita bahas lebih lanjut."

"Kau menggemaskan sekali. Aku menyayangimu." Yeon-ji mendongakkan kepalanya kemudian mengecup cepat pipi Joo-heon. Satu kali. Dua dan tiga kali. Dan empat. Namun yang ke empat itu bukan pipi yang Yeon-ji kecup karena Joo-heon menoleh dengan cepat hingga bibirnya mendarat di bibir pria itu.

"Akujuga."    

Oneshots; Monsta XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang