" Mungkin, jika Aura mu begitu dingin kepadaku, maka Aku akan masuk kedalam nya meskipun aku harus menggigil untuk merasakan."
Bunga Anastasya
" Terimakasih ya buk" ucap Bunga tersenyum manis sambil mengambil kotak yang berisi gorengan tadi.Bunga merasa bersyukur, dia di ijinkan berjualan dengan membawa gorengan ke sekolah nya dan di perbolehkan menitipkan di kantin. Sungguh itu sebuah anugerah yang Bunga harus syukuri.
Kehidupan yang sederhana, membuat Bunga harus bekerja keras untuk menghidupi hidup nya sendiri dan juga ibu nya. Namun Bunga masih tetap bersyukur karna Tuhan masih memberi ia kesempatan untuk tetap mengenyam pendidikan yang slama ini ia inginkan, bahkan Bunga akan terus berjuang dan berjuang untuk tetap terus menelan pendidikan yang lebih tinggi lagi. Dan itulah impian nya slama ini untuk bisa membanggakan ibu nya, dengan memakai baju Toga yang slama ini ia impikan ketika lulus nanti.
" Kenapa atuh, kamu teh senyum-senyum sendiri?" Tanya Bu.Siti penjual makanan di kantin dengan suara sunda nya.
Bunga mengerjapkan mata nya sambil menggaruk leher nya yang tidak gatal sambil menjawab. " Hehehehe.. lagi mikirin masa depan Buk"
" Ealah, masih kecil kok udah mikirin nikah aja" balas Bu.Siti dengan tersenyum kecil.
Bunga melotot kan mata nya kaget. " A..aku gak mikirin itu buk." Gugup Bunga
Buk Siti terkekeh melihat tingkah Bunga yang salah tingkah. " Aku doain wes sama Aden ganteng Berlian Aja ya, masa depan nya." Goda Bu.siti
Bunga menundukan kepala nya sambil mengangguk kecil.. " Amin.." Batin Bunga dengan tersenyum manis sambil menangkup pipi nya yang sedang merona.
" Hemmm.. kalau udah di serang nama Berlian, pipi nya sudah kayak kepiting rebus Bung." Kata Bu.siti pada Bunga
" Udah ah Buk, dari tadi aku di godain terus." Balas Bunga yang tersenyum malu-malu.
" Ya sudah, cepat pulang. nanti kamu ke sorean Bung?"
Bunga mengangguk lalu membawa nampan dan berpamitan kepada Bu.siti lalu melayangkan kaki nya untuk segera keluar dari lingkungan sekolah.
Namun Bunga tidak segera pulang ke rumah. dia pergi kebuah kafe yang berada di dekat sekolah, dia segera memasuki kafe itu dan menyapa pegawai di sana. " Maaf ya, telat.." Kata Bunga dengan menyengir.
Diva menatap jam dinding sambil berkata. " Tidak apa-apa cuma telat 5 menit, cepat ganti pakaian mu"
Bunga tersenyum manis sambil mengangguk, dengan cepat bunga masuk kedalam untuk memakai seragam cafe Black white itu. Bunga yakin kenapa Cafe itu di namai dengan nama BW ( Black White ) karna dekorasi dan gambar yang lukis di dinding semua di ruangan cafe itu berwarna Black dan White, entahlah siapa pemilik cafe ini sehingga ia merasa sama dengan kepribadiaan seseorang. Namun Bunga tidak ingin ambil pusing dengan memikirkan warna cafe ini yang seperti warna di rumah hantu, Tapi itu menurut Bunga. Ia di terima bekerja di cafe itu aja sudah bersykur Alhamdulillah, Ingin sekali rasa nya Bunga sujud sukur sekarang ketika teringat pertama kali nya ia di terima kerja disini.
" Bung, tolong layani meja yang berada di sudut sana." Tunjuk Diva kepada seseorang lelaki yang sedang memainkan ponsel nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'II BE YOURS
Teen FictionBERLIAN PRANAJA.. Nama yang begitu sempurna. Seperti nama nya yang sangat berharga. seorang cowok yang tidak mudah tersentuh, irit bicara, dingin dan juga kaku. seorang Berlian juga mempunyai Cri Khas nya sendiri.. " Tidak pernah tersenyum." membua...