Ruangan dapur Shinsengumi terlihat gelap karena tidak ada satupun orang di sana. Gintoki yang masih kesal dan mulai kelaparan berjalan memasuki dapur. Tentunya, si ikal sudah menggunakan yukatanya yang berwarna putih dengan corak biru langit di setiap ujungnya.
Gintoki menyalakan lampu melalui saklar yang ada di tembok sebelah pintu. Terpapar di hadapannya ruangan yang cukup luas untuk menampung belasan orang di meja makannya. Ia kemudian berjalan munuju kulkas yang terletak di sudut ruangan.
Saat membuka kulkas dua pintu itu, Gintoki langsung bisa mencium berbagai macam aroma yang menyeruak dari berbagai macam bahan yang tersimpan di dalamnya.
Ia kemudian mencari cemilan favoritnya yang selalu ia simpan di bagian pojok tengah, yaitu pudding stroberi. Begitu mendapatkan yang ia cari, Gintoki berjalan menuju meja makan dan duduk di sana sambil melahap pudding dengan syahdu.
"O-Oh yesss!" gumam Gintoki, menirukan suara pria pada video-video foodies yang terkenal.
Selagi menikmati surga duniawi yang Gintoki ciptakan sendiri dalam imajinasinya, Yamazaki memasuki ruangan bersama dengan Kondo.
"Oh Gin kamu di sini rupanya," sapa Kondo ramah sambil duduk di kursi sebelah Gintoki.
Gintoki tidak menjawab, hanya memanggut singkat sambil terus melahap puddingnya perlahan.
"Fukuchou makan pudding aja? Apa tidak lapar?" tanya Yamazaki yang kemudian duduk di seberangnya.
"Ngga, pudding aja udah ena."
"Ayo makan sama kita, nanti Harada juga bakal gabung. Mau makan sate di warung sebelah."
"Kalau emang mau makan kenapa ke dapur lagi?"
"Iya soalnya aku mau nyari pisang, kamu kan tahu aku tidak bisa makan tanpa pisang."
Di dalam hatinya, Gintoki dan Yamazaki menyerukan hal yang sama...
Dasar Gorilla!
"Oh iya, tadi Hijikata-san menitipkan es kepal milo untuk Fukuchou, sebentar saya ambilin."
Yamazaki berjalan menuju kulkas dan membuka bagian freezer tempat es kepal milo di simpan.
"Katanya 'nanti kasih si ikal bodoh itu kalau dia kelaparan'." Yamazaki menirukan gaya bicara Hijikata sambil meletakkan es kepal milo di hadapan Gintoki.
"E-eh?"
"Tadi Okita-san bilang di perjalanan sebelum balik mereka bertemu Mamang Es Kepal Milo, karena kepanasan mereka beli deh. Eh pas mau balik Hijikata-san beliin juga buat Fukuchou. Aaah aku juga mau es kepal milo," keluh Yamazaki, yang disetujui oleh Kondo.
"Aku tau Toshi memang pria yang baik, mungkin lain kali aku harus nitip es kepal sama dia juga."
"Taichou bukan itu masalahnya!" Yamazaki tidak tahan dengan kebebalan Kondo, lantas ia menepok jidatnya sendiri. "Eh tapi boleh juga tuh," tambahnya.
"Dia beliin aku?" tanya Gintoki tiba-tiba.
"Iya, memangnya Hijikata-san tidak bilang?"
"Hmmm... Seingetku tadi Toshi nyuruh kamu ngerahasiain kalau yang ngasih es kepal itu dia deh?" Kondo berpikir mengingat-ingat saat Hijikata kembali ke markas dan bertemu dengan dirinya dan Yamazaki.
"Astaga!"
Yamazaki lagi-lagi menepok jidatnya. Sementara itu, Gintoki segera berdiri dari duduknya dan berlari ke arah pintu.
"Gin, es kepalnya" teriak Kondo.
"Ambil aja!"
Kedua laki-laki itu hanya bengong melihat sosok Gintoki yang berlari menjauh. Kemudian, tatapan mereka pun bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mysterious Fukucho : The Unforgettable Gift (Hijikata's Birthday Special)
FanfictionGintoki mencintai Hijikata, sudah pasti sebaliknya. Kedua fukuchou yang terjebak dalam hubungan asmara dalam satu organisasi ini harus berjuang demi meyakinkan satu sama lain, bahwa yang mereka rasakan sama. Kisah mengenai perjuangan Gintoki untuk...