Under The Same Sky, 1000 Miles Apart

648 68 18
                                    

Gintoki terbangun di suatu pagi yang sangat cerah. Namun cerahnya cuaca pagi ini sama sekali tidak membantu mood-nya kembali membaik. Belakangan, Gintoki harus bekerja terus hingga lembur dikarenakan jadwal kerjanya yang padat, belum lagi pertemuan dengan para pejabat dan rapat dengan para petinggi pemerintahan.

Semua itu membuatnya muak dan ingin kabur dari markas begitu saja. Tapi bayangan wajah Hijikata yang akan mengincarnya terus dengan tatapan biru dingin yang haus darah membuat dia mengurungkan semua niatnya.

Sebetulnya Gintoki harus bersyukur, karena seperempat dari pekerjaannya sudah ditangani dengan baik oleh Hijikata, yaitu menyusun laporan-laporan yang akan di setor kepada petinggi Shinsengumi, Matsudaira.

Dan juga, hari ini hingga akhir pekan jadwal Gintoki sedang kosong. Sehingga ia bisa bernafas sejenak dan bersiap untuk minggu berikutnya yang tidak kalah mencekik.

Gintoki pun berjalan dengan malas menuju cermin yang kemudian perhatiannya teralihkan pada kalender yang digantung di sejajar dengan cermin itu.

Tanggal 3 Mei... EH?!

Gintoki langsung panik. Sebentar lagi ulang tahun Hijikata, dan dia belum menyiapkan apa-apa.

"Bagaimana ini!?" Gintoki terseok-seok di lantai karena kesal dengan kebodohannya sekaligus bingung yang tiba-tiba melanda.

"Gin-san," seseorang membuka pintu ruangannya. Okita Sougo muncul dengan permen karet yang ditiupnya hingga membentuk gelembung sedang.

"Mau apa kamu?"

Okita melihat posisi Gintoki yang tengah meringkuk di lantai tepat di bawah kalender yang tergantung di dinding.

"Tiga Mei, ah! Gin-san, sebentar lagi ulang tahun Hijikata-san. Apa kamu sudah menyiapkan hadiah?"

Gintoki memberikan tatapan ikan mati pasrah terseret kencangnya arus badai.

"Hmmm..." Okita menyentuh dagunya, pose sok mikir. "Gimana kalau Gin-san ikut aku kerja di Kyoto sekarang? Jaga di festival. Kebetulan lagi kekurangan orang nih."

Gintoki kembali memberi Okita tatapan ikan mati, tapi kali ini tatapan ikan mati yang enggan mendengarkan bualan orang.

"Aku serius lho. Di festival itu ada banyak barang-barang antik yang mungkin akan jarang ditemui di tempat lain. Siapa tau Gin-san bisa dapet ide mau ngasih apa."

"Heh? Emang jualan barang apa? Paling juga banyak yang palsu."

"Kalau barang yang dijual banyak yang palsu mereka ga bakal rela ngeluarin duit banyak sampai-sampai menyewa jasa Shinsengumi untuk berjaga, kan? Yah tapi kalau Gin-san gamau yaudah sih," Okita hendak pergi namun kemudian Gintoki menahannya.

"Tunggu, aku ikut!"

Okita pun memberi senyum sok innocent yang membuat Gintoki merasa sedikit menyesal dengan keputusannya.

"Baiklah kalau begitu aku lapor Kondo-san dulu," Okita melipir meninggalkan Gintoki sendiri di ruangannya.

Gintoki pun bergegas menyiapkan barang-barang penting yang harus ia bawa.

Karena kepergiannya ini mendadak, Gintoki memutuskan untuk meninggalkan sebuah surat.

Surat itu ditujukan untuk kekasihnya, tentu saja. Karena bila ia harus menyeleweng, orang pertama yang harus ia hadapi ya kekasihnya itu.

Setelah semuanya beres, Gintoki bertemu dengan Okita di gerbang markas kemudian pergi menuju Kyoto.

***

Untuk Hijikata.

Maaf aku harus pergi mendadak bersama Okita ke Kyoto, karena dia sedang kekurangan orang untuk menjaga festival yang besar itu. Aku pikir, selagi aku sedang longgar, jadi tidak ada salahnya kan?

The Mysterious Fukucho : The Unforgettable Gift (Hijikata's Birthday Special)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang