Comeback.

1.9K 341 30
                                    

Hari ini setelah anter doyeon ngurus administrasi di kampus, dia minta diantar lagi ke suatu tempat yang gua baru pertama kali ke sana.

Ternyata oh ternyata, itu adalah tempat panjangin bulu mata.

Gua gak berhenti mangap-mangap karena takjub dengan kepintaran manusia zaman sekarang yang udah ciptain teknologi kayak sekarang.

Biar bulu mata aja udah bisa dipanjangan,  cuk.

Dan kenapa kanker masih belum ditemuin obatnya??




Gua sebagai pacar yang goals nya udah minta ampun,  rela nungguin doyeon berjam-jam untuk diurus matanya itu.

Gua baru sadar ternyata selama ini cewek perawatannya bukan hanya cuci muka aja.









Gua diem aja sambil sesekali main handphone untuk menghabiskan waktu menunggu doyeon.


Sampai tiba-tiba gua sadar ada beberapa mba-mba karyawan yang natap ke arah gua genit,  entah karena apa.

Perasaaan gua gak shirtless juga, oh,  mungkin karena kegantengan gua ini.


Tapi tidak perlu waktu banyak sampai nyai doyeon juga sadar akan hal itu.

Masih dengan mata sebelah kanan yang tertutup karena sedang dikerja,  doyeon natap sinis mba karyawan itu dengan mata sebelah kiri.

Kalau saja jidat bisa sinis,  mungkin jidat cewek gua udah sinis juga saking keselnya.







"misi mba,  ada masalah dengan PACAR SAYA?" kata nyai dengan beberapa kata yang ditekan

Gua mingkem doang.

Sementara sang karyawan hanya senyum lalu meminta maaf,  katanya khilaf.

Gua pun merasa bangga karena merasa diperebutkan oleh wanita-wanita disini.


"kamu juga jangan sok kegantengan!" doyeon lanjut nyubitin paha gua.

Gua meringis doang sambil senyum,  ntar kalau membalas,  gak dapet jatah guanya.




"awas kalau balas senyum cewek lain! " kata doyeon lagi,  tapi lebih kecil suaranya.




"iya... Nyai.." jawab gua pasrah.










Daripada nyai tambah marah,  gua putusin untuk lanjut bermain game aja di handphone.

Sampai tiba-tiba benda kotak di tangan gua itu bunyi dan terpaksa harus gua angkat cepat-cepat karena gua gak punya pulsa untuk nelpon balik ke nomor itu.





"halo?"


"apa benar ini dengan lukas?"


"bukan,  ini lucas.  Bukan lukas." kata gua mengkoreksi.


Gua sedikit kesal karena nama gua salah dieja menjadi lukas,  padahal kalau gak salah ada artis yang namanya sama kayak gua dan udah terkenal banget. Lucas NCT,  masa orang ini gak tahu sih?

"terserah.  Apa benar anda yang rusakin barang-barang saya di lorong apartemen?" tanya-nya sopan.


Gua ngangguk mengiyakan,  walau dia juga nggak lihat sih. "iya,  benar sekali."




Gua baru sadar kalau yang menelfon ini adalah laki-laki,  sementara gua harapnya cewek karena yang gua rusakin kan make up, barang cewek.

Jauh di dalam lubuk hati,  gua kecewa.



"terima kasih kejujurannya. Saya minta ganti rugi barang dalam bentuk barangnya langsung,  bukan dalam bentuk duit,  bisa?" tawarnya dengan nada sopan.

Gua sebenarnya ingin menolak mengingat gua aja kalau mau beli indomi rasa coto makassar sering kesasar jadi beli nabati keju,  apalagi beli make up yang variannya lebih banyak dari dosa gua?

Tapi karena gua punya pacar yang udah pro banget dalam hal itu,  gua jadi setuju.

Setelah itu gua menutup telepon dan berniat menyimpan nomor abang itu tadi.














Tapi gua bingung bukan main karena ternyata nomor itu tadi udah tersimpan di handphone gua dengan nama sahabat gua dulu,  'yooojung 🐣'.





Kalau memang benar,  tapi kenapa yang tadi bicara itu cowok?











Setelah itu rasanya gua pengen ninggalin doyeon dan pergi kembali ke apartemen untuk mastiin itu.

---------

Vote dan komen juseyo:)



[II]  The Story of Us | LucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang