Nothing Last Forever

3.2K 402 41
                                    

Lagi-lagi pagi ini gua telat karena main game sampai subuh.

Gak tahu udah berapa kali ada telepon masuk dari teman-teman dekat gua karena gua gak masuk dan mereka pada tanyain keadaan gua.

Mungkin gua dikira tewas karena main game semalaman.

Tapi tidak seperti hari-hari biasanya,  hari ini sialnya gua harus tetep pergi kuliah karena ada mata pelajaran yang penting.

Jadi mau tidak mau gua harus masuk kelas sekarang,  gua yakin dosen pasti ngaret, jadi masih ada kesempatan.




Untung aja gua cowok,  jadi gua gak usah dandan dan mandi tetep cakep juga,  asik.

Mandi?  Apa itu? Sejak kuliah dan menjalani kehidupan gamer pada umumnya,  gua udah kayak anjing. Mandi sekali seminggu.

Tepat pukul sepuluh pagi gua buru-buru dengan rambut berantakan dan kameja yang kusut belum disetrika keluar dari apartemen gua.

"bangsat!"

Gak tahu dosa apalagi yang udah gua perbuat sampai gua gak sengaja nendang kardus yang ada di depan kamar apartemen orang lain.

Dan yang paling sialnya,  sepertinya kardus itu berisi barang-barang rapuh milik perempuan yang sangat krusial....



Make up.




Dan terima kasih karena kaki gua yang panjang,  gua nendang kardus itu beserta isi-isinya sampai tumpah keluar dan ada beberapa yang pecah.

Gua sangking kagetnya hanya bisa mengeluarkan bahasa asing yang semua orang hampir tahu artinya.

"WHATTTTTTT."



Tanpa pikir panjang lagi,  gua ngeluarin pulpen hasil curian yang gua temuin di lantai sekre kemarin lalu nulis di post it kecil yang bertuliskan nomor telepon gua.

Supaya nanti dia bisa hubungin gua kalau ada apa-apa sama barangnya,  ya kali gua tungguin terus nih barang sampai orang yang punya datang?



Setidaknya gua harus minta maaf,  atau kalau dia minta ganti rugi harus gua kasih.

Dan setelah menempelkan post it di kardus itu,  gua pergi mengejar lift yang hampir tertutup itu.  Menuju kampus.

-------








"dosen gak masuk kok,  cas."


Gua menghela nafas sepanjang-panjangnya mendengar jawaban temen gua sejak jaman sma,  mark.


"anjing emang dosen kek gitu," jawab gua sambil nyisir rambut yang berantakan tapi tetep ganteng pakai tangan.

"im sorry man," katanya.


"it's fine man." Gua ikut menjawab pakai bahasa inggris,  gua sok-sok aja sih.  Mau pengucapan gua salah kek, mau benar kek,  yang pentig orang ganteng kan bebas.

Akhirnya gua pergi dari kelas terkutuk itu yang entah berapa kali dalam semester ini gua datang ke kelas tapi dosen gak masuk.

Udah pengen koprol aja gua kalau ingat berapa kali gua di php-in sama dosen,  padahal ini baru semester pertama gua masuk kuliah.









Hanya butuh beberapa menit naik mobil untuk sampai ke fakultas pacar gua,  doyeon.

Dia fakultas ekonomi,  gua fakultas hukum.




"sayang hari ini make up aku bagus gak?" tanya doyeon saat bertemu dengan gua.


Doyeon  cantik.



Masih seperti dulu, gak berubah.


Masih gesrek seperti dulu,  masih pecicilan seperti dulu.










"kamu cantik terus,  jadi jangan tanya-tanya lagi ye." jawab gua jujur.


Pacar gua tertawa cantik.  Bahkan tawanya masih seperti dulu. 



Ketawanya lebar dan hidungnya kembang kempis.  Mungkin perempuan lain jelek kalau tertawa seperti doyeon,  tapi doyeon malah makin cantik.






Semuanya sama seperti dulu,  semuanya.
























Cuman perasaan gua,  yang udah gak sama.

-------------------------

Hai semuaaaaaa aku kembali dengan sequel ff ku sebelumnya yg waste of time!

Sebenernya waste of time itu sendiri aku udah nulis lama bangetttt cuman aku repub lagi dan endingnya jadi nanggung banget maaf ya!

Dan jangan lupa vote dan komeen! Thanks!


[II]  The Story of Us | LucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang