Tukang

1.6K 216 40
                                    

Pagi itu Crystal bangun dengan kesal. Telinganya pengang. Harinya yang biasa diawali dengan kicau burung dan nyanyian alam kini berganti jadi kegaduhan tak berkesudahan. Suara-suara itu terdengar dari samping kamarnya yang memang terletak di sayap paling belakang mansion orang tuanya. Mesin yang dinyalakan, ketukan palu yang berdentum keras terus mengusik telinganya hingga ia mulai tak sabar.

Bangun dari tidur pulasnya yang terganggu dengan tekad untuk menyemprot si pembuat onar, Crystal berjalan cepat menyambangi ruangan di samping kamarnya. Kejengkelannya berada di level dewa. Masalahnya ia baru tidur satu jam lalu setelah tumpukan tugas kuliahnya terselesaikan dan ia berencana tidur sepanjang pagi sebelum berangkat kuliah siang nanti. Tetapi rencananya itu gagal total karena suara menyebalkan yang membuat telinganya pengang.

Hanya saja, Crystal tidak menyangka aura panas yang menyelimuti dirinya masih kalah panas dengan seseorang yang ingin di dampratnya. Ia tidak berekspektasi melihat pria separuh telanjang berada di ruangan samping kamarnya, tengah sibuk mencabut ubin marmer pelapis aisle dapur favorit Mamanya.

Crystal lupa kemana amarahnya menguap ketika menyaksikan lengan kekar pria itu bekerja. Gerakannya begitu cekatan, membuat ototnya mengeras dan melentur seiring ayunan palunya. Bahkan dari belakang, pria itu terlihat lezat. Tubuhnya yang berkeringat membuat kulitnya berkilau kecoklatan layaknya nutella yang legit menggigit. Celana yang dikenakannya pun menggantung rendah, memamerkan dua lesung diatas lengkungan pantat yang indah.

Crystal tidak sadar dirinya tengah mematung lama di ambang pintu dapur dengan mulut menganga, terkesima pada gumpalan daging dan otot yang menyandera otak warasnya. Oh coba saja pria itu berbalik, ia sungguh tak sabar melihat siapa gerangan dibalik tubuh seksi nan manly itu.

Seperti mendengar permohonannya, pria itu pun berbalik, memerangkap dirinya dalam jeratan manik mata yang terlalu gelap untuk Crystal selami.

"Ada aku menganggumu?" tanya pria itu sopan.

"Ti...tidak." Crystal tergagap. Hal tak biasa untuk dirinya yang mempunyai kepercayaan diri tinggi. Sungguh, kemana perginya amarah gadis itu tadi?

"Maaf. Aku terbiasa memulai pekerjaanku lebih pagi. Aku juga sudah mendapat izin dari Bos."

Oh. Sudah tampan, seksi, rajin pula. Poin plus-plus untuk si ganteng pencabut ubin.

"Kalau boleh tahu apa yang kau lakukan dengan dapur Mamaku?"

Pria itu sedikit terkejut. "Kau tidak tahu? Tuan Lou meminta Bosku untuk merevonasi dapur ini. Tapi hari ini Bos sedang ada acara jadi dia memintaku untuk memulainya."

Crystal hanya mengangguk-angguk. Sedikit banyak, ia pernah mendengar ide Papanya ingin merenovasi dapur favorit Mamanya. Katanya untuk hadiah ulang tahun pernikahan. Ia hanya tidak tahu kalau hari ini mulai pengerjaannya.

"Kau satu-satunya pekerja?" tanya Crystal lagi, belum rela melepaskan kesempatan mengobrol dengan pria tampan.

Pria itu menggeleng, menjawab pertanyaannya dengan tangan tetap bekerja. "Seperti yang kubilang, aku suka memulai pekerjaanku lebih pagi. Ada 2 orang lagi yang akan ikut berkontribusi selain Bos."

"Oh..." Crystal ber-oh panjang. Lalu dia ingat bawa dia belum mengetahui nama si tampan. "Btw, siapa namamu?"

Crystal tidak tahu apakah dia berdelusi atau sedang berhalusinasi tetapi samar...ia melihat sudut bibir pria itu terangkat mendengar pertanyaannya. "Kaisar, Nona."

"Crystal."

Kaisar mendongak, "Hm?"

Pipi Crystal memanas dan ia yakin warnanya pun sedang bersemu kemerahan. Dengan cepat gadis cantik itu berkata, "Kau bisa memanggilku Crystal, Kai." Lalu secepat kilat ia berlari, menyembunyikan diri dari rasa malu yang melingkupi. Kembali ke kamarnya dengan suasana hati yang jauh berbeda dari awal ia membuka mata pagi ini.

TBC

Maaf ya pendek dan yang di update story ini terus.
Aku bukan ngabaiin cerita lama aku tapi aku posisinya lagi ga pegang laptop selama berhari-hari.

Fyi aja sih, buat story yang panjang-panjang gitu aku lebih prefer ngetik di laptop karena lebih cepet nuangin idenya dan lebih meminimalisir typo-nya.

Selingkung KaistalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang