Cerita ini merupakan lanjutan dari Rahwana untuk Sita
-*-
"Kita mau kemana lagi Kai?" Tanya Crystal pada kekasihnya yang tengah menyetir Jeep kesayangannya, setelah Si Astri tentunya (Baca Rahwana untuk Sita buat tau siapa Astri *promo dikit uhuk*). Iya, Kaisar punya Jeep tapi jarang banget dipakai, paling kalau touring sama komunitasnya aja atau pas ngajak Crystal traveling keluar kota, kayak sekarang.
Kali ini kota yang Kai dan Crystal tuju untuk dijelajahi adalah Banyumas, kota seribu curug yang terletak diantara Cilacap dan Purbalingga. Mereka berdua tiba di Banyumas kemarin malam, berwisata kuliner sebentar sebelum memutuskan menginap di kawasan Curug Cipendok yang tarif sewa hotel maupun losmen permalamnya sangat terjangkau oleh kantong mahasiswa. Paginya baru mereka menelusuri keindahan curug tertinggi di Jawa Tengah itu, menikmati rindangnya panorama alam dan gemericik air yang mendamaikan. Mereka juga menyempatkan diri mampir ke Taman Karang Panginyongan yang hanya berjarak 800 meter saja dari Curug Cipendok untuk mempelajari seni budaya Banyumasan.
Memang jika traveling bersama Kai, kegiatan yang satu itu tidak boleh ketinggalan. Mempelajari budaya suatu daerah selalu menjadi kesenangan tersendiri untuk Kai yang akhirnya menular pada Crystal, partner traveling-nya selama setahun terakhir. Kata Kai, buat apa capek-capek traveling tapi hasilnya hanya tumpukan file foto di kamera apalagi hanya menuruti gengsi dengan memamerkannya di instastory? Alangkah baiknya jika kegiatan traveling dimanfaatkan untuk melihat dan mempelajari fenomena diluar 'dunia' kita agar kita bisa menjadi manusia yang lebih 'kaya' dan berpemikiran terbuka.
Memang mantul sekali kekasihku. Batin Crystal bangga.
"Ke daerah Baturaden, kebetulan disana lagi ada festival budaya." Jawab Kai, melihat wajah penasaran Crystal sekilas sebelum kembali fokus ke jalan raya.
"Kok kamu tau? Kan trip ini dadakan Kai." Semula mereka memang tidak berencana ke Banyumas. Awalnya malah mau ke kota ukir—Jepara—tetapi berhubung jalan menuju kesana terutama Demak macet parah (DEMAK TUH GAK SUKA KAYAKNYA BIKIN PERJALANAN ORANG LANCAR, ADAAA AJA YANG BIKIN MACET HERAN, KOTA GEDE JUGA ENGGAK TAPI MACET TIAP HARI TIAP TIKUNGAN, MEH) alhasil mereka mutusin buat ke daerah kulon (bener gak sih kulon?).
"Kemarin pas kamu udah tidur aku sempet nongkrong di kucingan depan losmen kita. Disana jagongan lumayan lama sama pemilik warung dan beberapa pembeli, ya sekalian aja aku nanya-nanya tempat wisata budaya yang asyik di daerah sini, dikasih tahu deh kalau kebetulan Banyumas lagi ngadain festival budaya."
Crystal menggelengkan kepala, takjub. Berbanding terbalik dengan dirinya yang awkward dengan strangers, Kai mudah sekali akrab dengan orang. Jika di deskripsikan Kai ini tipe orang yang gemar bicara mengenai pengalaman dan pengetahuannya namun juga tak keberatan untuk mendengarkan kisah orang-orang. Hal yang sangat Crystal kagumi karena biasanya orang hanya ingin didengar tanpa mau mendengar.
"Dih kirain habis kita selesai itu kamu juga ikut tidur. Taunya malah nongkrong." Cibir Crystal main-main.
"Itu? Apa itu 'itu'?" Goda Kai, mengedipkan mata.
"Ish, matanya ngapain kedip-kedip gitu? Genit banget. Orang itunya cuma cium." Elak Crystal mengipasi wajahnya yang terasa panas.
"Oh, Cuma cium...terus itu merah-merah yang dileher-"
"Kai, udah ih. Nanti pembacamu mikir yang enggak-enggak, bahaya." Potong Crystal cepat, terlalu cepat hingga Kai terbahak-bahak menyaksikan gelagat salah tingkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selingkung Kaistal
FanfictionSelingkung: sekeliling, sekitar, terbatas pada suatu lingkungan Selingkung Kaistal: tentang kaistal, sebatas kaistal, one and only kaistal