❀ | 04

517 69 30
                                    


Gue bangun dari atas kasur dengan mata yang sedikit bengkak karena kemarin malam gue nangis dan itu karena Guanlin.

Gue melirik jam dinding yang sekarang menunjukan pukul 9 pagi. Untung aja sekarang hari Minggu, jadi enggak masalah kalau bangun siang.

Ceklek.

Pintu kamar gue kebuka dan disana Jiar lagi berdiri sambil mandang gue dari atas ke bawah.

"Enak banget ya lo, jam 9 baru bangun," celetuknya dan gue cumam cengengesan doang.

"Maklum kemarim gue ha--" gue langsung menghentikan ucapan gue, sedangkan Jiar langsung memicingkan matanya.

"Lo kemarin ngapain?" tanyanya dengan curiga.

"Kepo banget sih lo!" seru gue. "Hus! Hus!, gue mau mandi."

Gue langsung bangkit dari kasur, trus pergi menuju kamar mandi, tapi tangan gue malah ditahan sama Jiar.

Gue natap dia dengan kesal. "Apa lagi sih?"

"Lo kemarin habis nangis ya?"

Gue refleks menggeleng.  "Enggak!, lo sok tahu ba--"

"Please, lo mendingan putusin Guanlin aja Na, Dia cuman bisa bikin lo nangis doang," potong Jiar. Dia langsung meluk tubuh gue dengan erat.

Tepat saat itu juga, air mata gue langsung keluar. Jiar yang tahu kalau gue lagi nangis langsung nepuk-nepuk punggung gue.

"Shhh, gue nggak suka ngelihat lo nangis, jadi berhenti nangis, oke?"

❝Dan sampai kapanpun gue akan tetap menangis karena ulah lo, Lin.❞

❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
bukan jomblo | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang