Terdengar suara kuda meringkik saat mereka tengah berlindung dan berdoa di balik bilik rumah, dengan saling menguatkan satu sama lainnya. Beberapa memastikan suara kuda tersebut, takut-takut salah satu dari musuh kerajaan mereka. Tetapi saat mereka melihat sosok yang mengendarai kuda, salah satu pemilik rumah keluar. Seorang pemuda ringkih dengan senyum cerah berteriak.
"YANG MULIA PUTERI HAN YEON APA YANG ANDA LAKUKAN?"Mereka cukup terkejut dan menguatkan fungsi pendengaran saat mendengar suara teriakan khas gadis pemberani di ujung jalan.
"MENYELAMATKAN CINTAKU!"Mereka semua tersenyum tipis, penuh harap bahwa sang puteri dapat menyelamatkan mereka. Meski pun tidak yakin, tapi... gadis pemberani itu hampir tidak memiliki hal mustahil untuk ukuran gadis bertubuh kecil. Pemuda ringkih tadi tersenyum lebar penuh harapan dan doa besar pada Han Yeon - si cantik yang tidak kenal takut.
Saat Han Yeon turun dari kuda, ia melihat rumah sederhana di depannya tampak disinggahi seseorang, terbukti dengan pintu yang terbuka.
Apakah Nam Hyun? Apa surat yang ia kirim sudah sampai?
Tetapi So Eun was-was menatap sekitar. Di sini tidak ada kuda milik Nam Hyun atau jendela yang terbuka - mengingat Nam Hyun sangat tidak suka jendela yang tertutup sebelum malam tiba. Han Yeon mengendap-endap menuju pintu masuk dengan pedang yang siap sedia bertengger di pinggang, bahkan tangannya pun selalu waspada. Ia masuk ke dalam dengan perlahan sehingga Jun memanggil seolah mengatakan 'hati-hati' dengan ringkikkan khas seekor kuda.
Perlahan namun pasti, Han Yeon kini sudah berada di tengah ruangan dan instingnya mengatakan seseorang bersembunyi di kamar ujung ruangan. Kamar dimana dia dan Nam Hyun menghabiskan malam dengan hal-hal yang bahkan tidak dapat mereka perkirakan.
Kalau itu bukan Nam Hyun...
"Wah... coba lihat siapa yang terjebak dalam rencananya sendiri?" Han Yeon tersentak saat sebuah suara muncul dari kamar depan yang baru ia lewati. Instingnya salah, dan kini ia justru dikuasai musuh. "Berharap yang datang adalah pangeran tampanmu, Nona? Kurasa kini tubuhnya sudah terbujur kaku oleh pedang ayahmu sendiri." Suara tersebut tenang, namun dalam dan penuh kebencian.
"TUTUP MULUTMU PENGKHIANAT!" Sembur Han Yeon dengan pedang yang ia hunuskan ke leher sang lawan.
"Sebaiknya kau jauhkan benda sialan ini sebelum dia menyerang balik padamu. Aku yakin-"Terdengar suara langkah kaki dari arah pintu, "Han Yeon!" suara itulah yang Han Yeon cari.
"ini semakin seru saja..." Senyum sang lawan semakin lebar.
"Menjauh darinya Shin Jae! Keparat kau sialan!" Seru Nam Hyun penuh emosi.
Shin Jae justru bertepuk tangan, "Jadi... siapa yang ingin ke neraka lebih dulu? Kau?" ia menatap Han Yeon. "Atau kekasih tampanmu?" Kemudian tersenyum miring.
Han Yeon menelan ludah saat melihat Shin Jae menyerang Nam Hyun dalam sekali putaran tanpa mengenai pedangnya yang sejak tadi teracung.
"Han Yeon, larilah! Dia bukan orang biasa!" Seru Nam Hyun penuh penekanan sembari menangkis beberapa tendangan dan pukulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody Roads [PENDING]
FanfictionPerjalanan yang menarik dua orang untuk membuat kisah. Ini bukan hanya soal cinta penuh drama, tetapi juga mengenai sebuah takdir lain. Mencoba berjalan mengikuti arus atau justru pergi namun tertarik. Kedua jalan yang memang ditunjukkan untuk meraj...